Saturday, 4 April 2020

Rekor Dunia, AS Catat Nyaris 1.500 Kematian Virus Corona dalam Sehari


DEMOKRASI.CO.ID - Amerika Serikat mencatat nyaris 1.500 kematian pasien virus corona dalam waktu 24 jam. Ini merupakan jumlah kematian harian yang tertinggi di dunia sejak pandemi virus corona dimulai.

Menurut data yang dirilis Johns Hopkins University seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/4/2020), sebanyak 1.480 kematian tercatat antara Kamis (2/4) pukul 20.30 waktu setempat hingga Jumat (3/4) pada jam yang sama. Dengan demikian, sejauh ini korban jiwa akibat virus corona di AS telah mencapai 7.406 orang.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah mengingatkan tentang dua pekan mendatang yang sangat menyakitkan, seraya mengimbau seluruh warga AS untuk bersiap menghadapi hari-hari sulit ke depan.
Ini akan menjadi dua pekan yang sangat menyakitkan, sangat, sangat menyakitkan," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

"Saya ingin semua warga Amerika bersiap untuk hari-hari sulit yang ada di depan," imbuh Trump.
Deborah Birx, koordinator respons coronavirus Gedung Putih bahkan menyatakan bahwa kisaran 100 ribu hingga 240 ribu kematian karena virus corona bisa terjadi di AS, meski dengan upaya-upaya mitigasi yang telah dilakukan saat ini.

"Tidak ada vaksin atau terapi ajaib. Hanya perilaku, masing-masing perilaku kita diterjemahkan menjadi sesuatu yang mengubah perjalanan pandemi virus ini selama 30 hari ke depan," ujar Birx.

Di seluruh dunia, setidaknya 1.082.470 kasus infeksi virus corona telah dilaporkan di 188 negara dan wilayah di seluruh dunia sejak wabah ini dimulai pada Desember 2019 lalu. Hingga kini sebanyak 57.474 kematian di dunia telah dilaporkan.

Italia menjadi negara dengan jumlah korban jiwa terbesar di dunia, dengan mencatat 14.681 kematian. Diikuti kemudian oleh Spanyol yang telah mencatat 10.935 kematian.(dtk)

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...