DEMOKRASI.CO.ID - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal mehilangkan 70% dari 142 BUMN serta 800 anak dan cucu usaha dalam rangka konsolidasi untuk membuat perusahaan pelat merah lebih efisien. Namun dalam proses konsolidasi ini diharapkan tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kementerian telah melakukan mapping terkait rencana ini dan akan disampaikan dalam rapat kerja bersama dengan parlemen siang ini. Proses ini akan dilakukan secara bertahap, bahkan diperkirakan baru akan rampung setelah masa jabatannya habis.
"Sama juga contoh saya rapat kerja dengan Komisi VI jam 1 siang ini, ada mapping, saya ga bisa bagikan di sini. 70% dari mapping saya konsolidasikan jadi kalau liat total perusahan BUMN 142 dengan anak cucu 800. Kebayang ga 70% konsolidasi. ada 2 tahap tahap saya dan menteri berikutnya. Karena proses," kata Erick dalam video conference, Jumat (3/4/2020).
Erick melanjutkan, seluruh perusahaan BUMN ini nantinya akan dikelompokkan dalam beberapa sub-holding. Selain itu, nantinya juga ada 14 klaster perusahaan yang akan memudahkan menteri dan wakil-wakilnya lebih mudah untuk melakukan pengawasan.
"Dari 27 klaster kita akan coba sesuai dengan supply chain juga business chain ini kita akan coba efisiensi jadi 14 klaster. Jadi wamen cuma pegang 7-8 klaster, kita hampir cut 50%," terangnya.
Adapun langkah konsolidasi anak usaha ini sudah dimulai dengan merasionalisasikan anak dan cucu usaha dari tiga BUMN, yakni PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Hal ini dilakukan karena sebelumnya banyak anak usaha BUMN yang memiliki kesamaan portofolio dan juga kurang optimal memberikan nilai tambah bagi perusahaan induk. Proses ini sudah dikaji sejak akhir 2019 da terus berjalan hingga saat ini.
"Rasionalisasi dan konsolidasi ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan efektivitas operasional dan tata kelola bisnis yang optimal guna memberikan nilai tambah bagi Negara," kata Erick.
Dalam prosesnya, Menteri BUMN menekankan kepada perusahaan plat merah untuk sebisa mungkin meminimalisir pengurangan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Untuk itu, masing-masing BUMN telah menyiapkan strategi dan skenario rasionalisasi dan konsolidasi terhadap karyawan, antara lain melalui optimalisasi dan alih tugas antar anak perusahaan maupun dengan perusahaan induk.
Adapun untuk tahap pertama saat ini Pertamina akan merasionalisasi 25 perusahaan, kemudian 20 perusahaan oleh Telkom Indonesia dan 6 perusahaan dari Garuda Indonesia.
Pasca Wabah Corona, Persaingan Bisnis akan Makin Ketat
Erick juga memberi pesan kepada para jajaran direksi perusahaan BUMN agar memiliki arah dan fokus bisnis yang jelas di tengah persaingan bisnis yang bakal lebih ketat lagi usai wabah virus corona (COVID-19) akan berlalu dari Indonesia.
"Hal ini saya harapkan para perusahaan BUMN dan banyak BUMN yang statusnya Tbk harus punya arah dan juga kepastian yang jelas karena persaingan ini akan makin [ketat] terus, apalagi setelah covid-19 akan banyak perusahaan efisien setelah covid-19 [berlalu]," tegas Erick dalam konferensi video di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Erick menegaskan soal perampingan BUMN, pihaknya akan melakukan pemangkasan menjadi 14 klaster saja dari 27 klaster BUMN yang ada.
"Dari 27 klaster kita akan coba sesuai dengan supply chain juga, kita akan coba efisiensi jadi 14 klaster, jadi setiap wamen [wakil menteri pegang] 7-8 klaster, kita hampir cut 50%," kata pendiri Mahaka Media ini.
Menteri BUMN Erick Thohir memberi pesan kepada para jajaran direksi perusahaan BUMN agar memiliki arah dan fokus bisnis yang jelas di tengah persaingan bisnis yang bakal lebih ketat lagi usai wabah virus corona (COVID-19) akan berlalu dari Indonesia.
"Hal ini saya harapkan para perusahaan BUMN dan banyak BUMN yang statusnya Tbk harus punya arah dan juga kepastian yang jelas karena persaingan ini akan makin [ketat] terus, apalagi setelah covid-19 akan banyak perusahaan efisien setelah covid-19 [berlalu]," tegas Erick dalam konferensi video di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Erick menegaskan soal perampingan BUMN, pihaknya akan melakukan pemangkasan menjadi 14 klaster saja dari 27 klaster BUMN yang ada.
"Dari 27 klaster kita akan coba sesuai dengan supply chain juga, kita akan coba efisiensi jadi 14 klaster, jadi setiap wamen [wakil menteri pegang] 7-8 klaster, kita hampir cut 50%," kata pendiri Mahaka Media ini.
Sudah Mulai, 51 Anak-Cucu Usaha 3 BUMN Dilebur
Kemarin Kementerian BUMN resmi memulai penutupan total 51 anak dan cucu usaha BUMN dari 3 perusahaan. Hal ini merupakan bagian dari rasionalisasi perusahaan-perusahaan BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerjanya bersama dengan Komisi VI DPR RI hari ini menyebutkan bahwa penutupan anak usaha BUMN ini akan terus dilakukan ke depannya, tidak hanya terfokus pada PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) saja.
"Pada saat ini kami sudah melakukan langkah, hari ini Garuda menutup 6 perusahaan , pertamina 25 anak usaha perusahaan dalam 2 tahun. Lalu Telkom tahun ini 20 . Ini masih 3 perusahaan, kita minta terus," kata Erick dalam rapat kerja virtual siang ini, Jumat (3/4/2020).
Dalam rapat ini Erick memaparkan, kementerian telah melakukan pemetaan perusahaan-perusahaan BUMN. Hasil dari pemetaan tersebut, kementerian telah membagi kelompok jumlah perusahaan berdasarkan keberlangsungan usahanya.
"Pemetaan akan menentukan langkah dan strategi untuk BUMN apakah dipertahankan, transformasi, konsolidasi atau apakah pemenuhan publik apakah divestasi," terangnya.
Berikut hasil pemetaan yang disampaikan menteri BUMN:
Foto: Dok Kementerian BUMN |
No comments:
Post a Comment