Saturday, 4 April 2020

AS Diterpa Wabah Virus Corona, Trump Salahkan Obama


DEMOKRASI.CO.ID - Presiden AS Donald Trump menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, setelah mereka diterpa oleh wabah virus corona.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, awak media menanyakan mengapa pemerintah terkesan lambat dalam menanggapi patogen yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Trump langsung menumpahkannya kepada pemerintahan masa Obama yang dianggap tidak siap menghadapi wabah.

"Rak kami kosong. Kami tidak punya amunisis maupun suplai kepada medis," kilahnya sebagaimana diwartakan BBC Jumat (3/4/2020).

Dia juga mengaku mewarisi "tes rusak". Tidak dijelaskan apa yang dimaksud oleh presiden 73 tahun itu, maupun tes apa yang diwariskan.

"Saya selalu tahu bahwa wabah adalah hal terburuk yang akan segera datang," terang pemimpin yang berasal dari Partai Republik itu.

Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins, saat ini korban meninggal karena pandemi virus corona di AS mencapai 7.406 orang.

Dilansir AFP, data itu diperoleh setelah Negeri "Uncle Sam" mengonfirmasi 1.480 kasus kematian sejak pukul 20.30 Kamis (2/4/2020) hingga Jumat eaktu yang sama.

Catatan dalam 24 jam itu menjadi kasus mortalitas terburuk secara global sejak patogen itu terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Pernyataan Trump itu muncul setelah Obama, yang berkuasa antara 2009-2017, melontarkan kicauan yang menyiratkan sindiran kepada suksesornya itu.

"Kita telah melihat berbagai konsekuensi mengerikan dari mereka yang mengabaikan peringatan dari wabah ini," kata Obama dikutip USA Today.


Mantan presiden dari Partai Demokrat itu menuturkan, dia memberikan sindiran kepada mereka yang tidak mengindahkan adanya perubahan iklim.

"Kami semua, terutama generasi muda, harus menuntut pemerintah berbuat lebih di segala level," terang eks pemimpin berusia 58 tahun itu.

Lebih lanjut, Trump menekankan pandemi virus corona ini tidak akan memengaruhi Pilpres AS yang akan berlangsung November mendatang.

Dia mengabaikan ide agar pemilih mengirimkan balot suara mereka melalui pos, dari pada harus datang ke tempat pemilihan.

"Harusnya Anda datang secara bangga ke bilik dan memberikan suara Anda. Bukan malah mengirimkannya melalui pos," cetus dia.

Dia mengklaim, memercayakan pemilihan kepada sistem pos bisa memberikan berbagai implikasi. Termasuk keyakinan bahwa pemilih bisa berbuat curang. [kompas]

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...