Showing posts with label Pupuk. Show all posts
Showing posts with label Pupuk. Show all posts

Thursday, 27 January 2022

MANFAAT PUPUK NPK BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN


Para petani semua tentu sudah pada tahu apa itu manfaat pupuk bagi tanaman, salah satu manfaat pupuk bagi tanaman adalah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Tapi harus diperhatikan juga jenis pupuknya. Karena beda pupuk tentu beda manfaatnya, karena setiap pupuk akan mengandung unsur-unsur atau zat yang berbeda-beda serta fungsinya juga berbeda bagi setiap tanaman. Ada pupuk yang khusus untuk pertumbuhan akar, ada juga pupuk yang khusus untuk pertumbuhan batang dan daun, juga ada pupuk yang hanya berfungsi untuk buah. Jadi kita harus tahu membedakan mana pupuk yang sesuai dengan tanaman yang kita budidayakan. 

Berbicara masalah pupuk, anda tentu mengenal jenis pupuk yang satu ini bukan? Yaitu pupuk NPK, yang juga termasuk kategori pupuk anorganik. Oh ya untuk perlu anda tahu juga bahwa jenis pupuk ini ada yang namanya pupuk organik dan juga pupuk anorganik. Pupuk organik ini biasanya berasal dari kotoran ternak atau bisa juga disebut pupuk kompos, sedangkan pupuk anorganik ini seperti pupuk Urea, NPK, KCL, ZA, dan lainlain.

Sebagaimana disinggung diawal paragraf tadi bahwa kali ini akan dibahas tentang manfaat pupuk NPK Mutiara untuk tanaman. Pupuk NPK Mutiara ini memiliki ciri-ciri bentuk berbutir-butir seperti mutiara, berwarna biru pudar. Untuk jenisnya juga berbedabeda tergantung merk dari perusahaan yang memproduksinya. Pupuk NPK Mutiara ini mengandung sekitar 16 % N (Nitrogen), 16 % P2O5 (Phospate), 16 % K2O (Kalium), 0,5 % MgO (Magnesium), dan juga 6 % CaO (Kalsium). Dengan banyaknya kandungan dalam pupuk NPK Mutiara tersebut maka biasa juga dikenal dengan istilah Pupuk NPK 16-16-16. 

Untuk Keunggulan Pupuk NPK Mutiara ini sangatlah banyak,diantaranya adalah sebagai berikut : 
  • Untuk menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah. 
  • Mengandung banyak unsur hara NPK serta unsur hara mikro seperti CaO dan MgO yang jelas sangat dibutuhkan tanaman.
  • Sangat mudah dalam penggunaannya karena pupuk ini mudah larut.
Manfaat pupuk NPK Mutiara yang pertama adalah dapat mempercepat, memperbanyak, memperkuat, serta memperpanjang akar tanaman. Sehingga dengan demikian akar akan mudah menyerap hara pada tanah. Mencegah tanaman agar tidak kerdil. Mempercepat pertumbuhan tunas pada tanaman. Memperkecil kemungkinan tanaman mengalami kerontokan bunga dan juga buah, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian. Dapat meningkatkan fotosintesis tanaman sehingga pembentukan zat gula, tepung dan protein lebih meningkat. Meningkatkan produksi buah.

Thursday, 6 January 2022

CARA MEMANFAATKAN KULIT DURIAN SEBAGAI PUPUK TANAMAN


Meskipun kulit durian sering dianggap sebagai limbah karena dibuang begitu saja, tapi siapa sangka kalau kulit buah berduri ini punya manfaat menakjubkan untuk tanaman. Kulit buah durian rupanya dapat menyehatkan tanah dan menyuburkan tanaman. Ini tidak lain karena kulit durian mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitasnya.

Kulit durian bermanfaat untuk tanaman kalau wujudnya begini. Namun, kulit durian tidak serta merta menyediakan zat makanan untuk menyuburkan tanaman. Kulit yang berduri ini akan berguna untuk tanaman jika sudah diubah

bentuknya, dari wujudnya berduri dan organis, menjadi butiran-butiran halus yang dikenal dengan pupuk kompos. Bisakah kulit durian diolah menjadi menjadi pupuk kompos? Orang-orang tempo dulu, sebelum majunya dunia pertanian, ‘menyerahkan’ kulit durian kepada alam untuk menjadi tanah yang bernutrisi. Lalu, setelah berbulan-bulan diproses oleh mikroorganisme, baru diambil untuk memupuk tanaman

Kulit durian bahan baku pupuk kompos 
Kita cukup paham bahwa pupuk kompos berasal dari proses penguraian bahan organik berupa sisa-sisa tanaman atau hewan. Misalnya, sampah daun-daunan diolah menjadi pupuk kompos. Atau, sisa seperti kotoran kambing diubah menjadi kompos, dan lainnya. Itu artinya apa? Kulit durian juga sebagai bahan organik, atau salah satu sisa tanaman, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat pupuk tanaman, yaitu pupuk kompos. Akan tetapi, agar proses fermentasi kulit durian berlangsung sedikit lebih cepat, perlu ada perlakuan khusus seperti menggunakan bioaktivator dan campuran bahan lainnya. 

Kulit durian relatif lama terdekomposisi, mengapa? 
Tapi, mengapa banyak orang lebih cenderung tidak memilih kulit durian untuk membuat pupuk organik? Jawabnya macam-macam, ada yang bilang ribet banyak durinya, busuknya lama, ‘gak tau punya manfaat untuk tanaman, dan lain sebagainya. Memang betul proses pembusukan kulit buah durian cukup lama. Sebab, kandungan senyawa karbon dalam kulit durian cukup tinggi. Seperti sudah diamati oleh para pakar dengan kacamata sains, dalam kulit durian terdapat kandungan selulosa lebih dari 50%. Selain itu, ada juga lignin dan pati dalam kulit durian, namun kadarnya rendah berada pada kisaran 5%. Mencermati kandungan zat-zat tersebut di atas, maka kalau dalam istilah pengomposan, kulit durian memiliki kandungan C/N yang relatif tinggi. Tingginya kandungan C/N, maka bisa dibilang wajar-wajar saja kalau proses perombakan/dekomposisi bahan organik kulit durian oleh mikroba, butuh waktu yang relatif lama.

Kompos kulit durian banyak unsur hara esensial untuk tanaman Ketika kulit durian sudah diolah menjadi pupuk kompos, tentu saja unsur-unsur hara sudah tersedia dan siap untuk dikonsumsi oleh tanaman. Dan nilai C/N-nya juga sudah rendah atau berada di bawah nilai 20. Nilai C/N tersebut menunjukkan standar pupuk organik atau sebuah ukuran pupuk organik yang sudah memenuhi syarat sehingga dapat diaplikasikan untuk pupuk tanaman. Dalam pupuk kompos kulit durian bukan saja ada nitrogen (N), namun mengandung sejumlah unsur-unsur hara esensial lainnya yang tentu saja bermanfaat untuk tanaman. Bahkan, kandungan C-organik dalam kompos tersebut, dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dan kesuburan tanah Nah, kalau Anda suka makan durian, kumpulin mulai sekarang kulitnya untuk bahan pembuatan pupuk kompos. Kalau masih kurang, Anda dapat kumpulkan kulit durian dari pedagang durian. Biasanya, kalau musim durian tiba, jumlahnya amat banyak.

Cara mengolah kulit durian menjadi pupuk kompos agar bermanfaat untuk tanaman 

1. Anda siapkankan dulu bahan-bahan untuk membuat kompos

Beberapa bahan yang perlu Anda siapkan sebelum memulai meracik kompos kulit durian seperti berikut ini. Kumpulkan kulit durian sebanyak-banyaknya (sesuai kebutuhan untuk pupuk tanaman sendiri atau untuk komersial). Kulit durian dihancurkan terlebih dulu dengan mesin pencacah kompos agar ukuran bahan menjadi lebih kecil. Kalau tidak punya mesin, gunakan alat pemotong lain yang mudah Anda gunakan. Untuk bahan pendukung, Anda siapkan juga pupuk kandang yang sudah matang kira-kira 10% dari jumlah total bahan yang akan dikomposkan. Sebagai aktivator perombak kulit durian, Anda siapkan EM4. Sebagai acuan, 1 liter EM4 untuk 1 ton pembuatan pupuk kompos. Selain EM4, gula merah sebanyak ½ kg perlu juga Anda siapkan. Setelah itu, Anda larutkan gula merah dengan air panas, kemudian biarkan sampai suhunya turun. Setelah dingin, campurkan EM4 dengan larutan gula merah dan tambahkan air secukupnya untuk menyiram bahan kompos nantinya.

2. Siapkan juga alat-alat untuk pengomposan kulit durian 

Berikut ini beberapa peralatan untuk mendukung proses produksi kompos kulit durian. Anda buat kotak kayu dengan ukuran disesuaikan dengan jumlah bahan. Atau, Anda bisa buat galian lubang pada tanah. Namun, pastikan tempat tersebut harus terlindungi dari hujan dan sinar matahari langsung. Terpal plastik untuk menutup bahan-bahan yang sudah diracik untuk proses pengomposan. Pengaduk, bisa berupa cangkul/skrup/alat pengaduk lainnya. Gembor untuk menyiram tumpukan bahan kompos. Atau, alat siram lain seperti gayung atau sprayer kalau tidak ada gembor.

Langkah-langkah membuat kompos kulit durian

  1. Gelarkan terpal plastik
  2. Tumpukkan kulit durian yang sudah dicacah di atas terpal plastik
  3. Tambahkan pupuk kandang ke tumpukan bahan kulit durian
  4. Campurkan pupuk kandang dan kulit durian secara merata
  5. Siramkan bahan tersebut dengan larutan EM4 yang telah dilarutkan dengan gula sebelumnya. Siram secukupnya saja, jangan sampai becek. Tandanya, Anda genggam bahan, jika digenggam tidak menetes air, dan jika dilepaskan tidak mengumpal.
  6. Masukkan ke dalam wadah kotak kayu atau lubang tanah. Lalu, tutup dengan terpal plastik di atasnya.
  7. Kontrol temperatur jangan sampai terlalu panas. Untuk itu, Anda mesti membuka penutup dan membalik-balikkan bahan kompos setiap 3-5 hari sekali. Jika sangat kering, Anda perlu menyiram kembali dengan larutan EM4. Siram secukupnya saja.
  8. Anda sudah dapat mengambil pupuk kompos ketika sudah terdekomposisi secara sempurna, kira-kira dalam waktu 1,5 – 2 bulan.
Angin-anginkan pupuk kompos durian agar suhu menurun. Setelah itu, Anda sudah dapat menggunakan pupuk kompos tersebut untuk memupuk tanaman. Jika butiran kompos masih kasar, Anda dapat menghaluskan kembali dengan menggunakan mesin penggiling/penghalus kompos. Ayak dengan alat pengayak atau mesin pengayak kompos agar diperoleh butiran kompos yang seragam. Usai sudah uraian manfaat kulit durian untuk tanaman. Kulit durian ternyata bisa diolah menjadi kompos sehingga dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman. Jadi, kalau sudah diolah, kulit durian bukan lagi limbah , tetapi menjadi ‘mutiara’ yang cukup tinggi nilai tambah
sc : https://pupuklahan.blogspot.com/

Thursday, 30 December 2021

KANDUNGAN PUPUK UREA DAN MANFAATNYA BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN


Pupuk Urea merupakan pupuk kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dengan kadar yang tinggi. Sedangkan unsur Nitrogen ini sendiri merupakan zat hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk urea ini biasa digunakan oleh para petani baik pertanian maupun perkebunan. Untuk mengenali pupuk urea ini anda bisa melihat bentuknya yang berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Tahukan anda bahwa pupuk urea ini memiliki rumus kimia NH2 CONH2 termasuk pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air ( higrokopis ). Jadi untuk mempertahankan kualitas dari pupuk urea ini sebaiknya anda simpan ditempat yang kering dan tertutup rapat. Selain itu pupuk urea mengandung unsur hara N dengan jumlah 46 %, maksudnya adalah setiap 100 kg pupuk urea mengandung 46 kg Nitrogen, Moisture 0,5 %, Kadar Biuret hanya 1 %, ukuran 1-3,35 MM 90% Min, serta berbentuk Prill.

Sifat dan ciri-ciri Pupuk Urea
  • Mengandung Unsur Nitrogen (N) 
  • berkadar tinggi. Memiliki bentuk yang berbutir-butir seperti kristal dan berwarna putih.
  • Mempunyai rumus kimia yaitu NH2 CONH2. Sangat mudah larut dalam air dan sifatnya mudah menghisap air (higroskopis). Mengandung unsur hara N sebanyak 46%. Memiliki standar SNI-02-2801-1998. 
Selain ciri-ciri diatas, pupuk urea ini juga memiliki unsur hara yang sangat tinggi,unsur hara tersebut adalah Nitrogen (N). Unsur hara Nitrogen (N) dalam pupuk urea tersebut sangat besar kegunaannya bagi tanaman, yakni berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Adapun manfaat dari pupuk urea ini diantaranya :
  1. Berfungsi untuk membuat daun tanaman lebih hijau dan segar, serta banyak mengandung butir hijau daun atau biasa disebut (chlorophyl). Chloropyl tersebut mempunyai peranan cukup penting dalam proses fotosintesa tanaman.
  2. Berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman akan cepat tinggi, jumlah anakan banyak, dan miliki cabang-cabang yang banyak.
  3. Dapat menambah jumlah kandungan protein dalam tanaman.
  4. Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman, baik itu tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, atau untuk usaha peternakan dan juga usaha perikanan.
  5. Jika pemupukan dilakukan dengan tepat dan benar (berimbang), juga dilakukan secara teratur, maka tanaman akan tumbuh segar, sehat dan menghasilkan panen berlipat ganda, dan tidak sampai merusak struktur tanah. Tapi jika pemupukan tidak sesuai anjuran, maka dapat merusak struktur tanah.

Saturday, 4 December 2021

PANDUAN SEDERHANA MEMBUAT PUPUK KOMPOS


Sampah selalu jadi masalah tersendiri bagi banyak orang, tapi ada beberapa jenis sampah yang sebenarnya masih bisa digunakan, contohnya adalah sampah organik seperti daun, kulit buah, jerami, atau sayuran busuk. Bila diolah, sampah-sampah ini bisa dijadikan pupuk kompos yang punya segudang manfaat.

Pupuk kompos sendiri merupakan jenis pupuk organik yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan ataupun sisa-sisa bahan organik lainnya. Sebenarnya, pupuk kompos sendiri memiliki banyak sekali jenisnya tergantung dari jenis bahan utama yang digunakan.


Pembagian jenis pupuk kompos menurut bahan bakunya dibedakan menjadi:

Pupuk Kompos dari Sampah Coklat

Yang termasuk sampah kering di antaranya adalah: daun kering, rumput kering, serbuk gergaji serutan kayu, sekam padi, limbah kertas, kulit jagung, jerami dan tangkai sayuran.
Pupuk kompos dari bahan sampah coklat ini memiliki sifat fisik yang lebih kering, kasar, berserat dan berwarna coklat. Umumnya mengandung unsur karbon (C) tinggi, sehingga baik diaplikasikan untuk tanaman agar cepat berbuah.


Pupuk Kompos dari Sampah Hijau

Sampah hijau di sini bisa terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, potongan rumput, daun segar, limbah rumah tangga, bubuk teh dan kopi, kulit telur, serta pupuk kandang (kotoran unggas seperti ayam, itik, sapi dan kambing). Untuk lebih mudahnya, pupuk kompos jenis ini berasal dari bahan-bahan yang masih memiliki banyak kadar air.

Pupuk kompos dari sampah hijau kaya dengan unsur nitrogen (N) yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Pupuk ini baik diaplikasikan pada tanaman yang sedang dalam masa pertumbuhan cabang dan daun.


Untuk proses pembuatannya bisa menggunakan campuran dari kedua jenis bahan kompos tersebut dengan perbandingan penggunaan antara sampah coklat dengan sampah hijau 3:1. Hal ini dilakukan karena, jika hanya menggunakan sampah hijau atau coklat saja maka proses pembuatan pupuk kompos akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Berikut merupakan panduan sederhana untuk membuat pupuk kompos.

Perlu disiapkan bahan baku utama seperti sampah limbah rumah tangga yang sudah disortir, sampah coklat, sampah hijau, tanah serta bio-activator EM4 . Selain itu, perlu juga disiapkan alat-alat seperti bak atau drum plastik besar, karung goni, dan paving block untuk membantu proses kelancaran dalam pembuatan pupuk kompos.


Sementara itu, untuk cara pembuatannya adalah dengan:
  • Campurkan bahan-bahan dari sampah hijau dan sampah coklat ke dalam bak atau drum plastik besar yang di bawahnya telah ditutupi dengan tanah dan diberi lubang sebagai jalan mengeluarkan kelebihan air.
  • Berikutnya adalah dengan menambahkan satu lapisan tanah pada bagian atas dan membiarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi pupuk kompos.
  • Ulangi kedua proses di atas untuk membuat lapisan berikutnya hingga bahan baku sampah dan tanah habis. Kemudian menutup drum dengan karung goni.
  • Setelah satu minggu, pupuk kompos dalam drum dibuka dan diaduk, kemudian ditutup kembali dan diulangi setiap seminggu sekali.
  • Untuk mempercepat proses pengomposan, dapat pula ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM4).
  • Setelah kurang lebih 1 bulan, bisa dilakukan pengecekan terhadap hasil akhir pupuk kompos. Jika campuran pupuk sudah berwarna kehitaman dan tidak berbau sampah lagi, itu berarti proses pengomposan telah selesai dan tidak ada masalah.
  • Langkah terakhir adalah memisahkan bagian yang kasar dengan ayakan, diambil bagian pupuk yang halus. Sementara pupuk kompos yang kasar dapat dicampurkan kembali ke dalam bak pengomposan sebagai activator.


Seperti halnya pupuk pada umumnya untuk menggunakan pupuk kompos ini hanya perlu mencampurnya dengan tanah pada media tanam.

Bagaimana? Sangat mudah bukan caranya? Oleh karena itu, segeralah membuat pupuk kompos menggunakan sampah-sampah organik untuk menyehatkan tanaman kesayangan Anda.

Tuesday, 1 December 2020

CARA MENYIMPAN PUPUK ORGANIK DAN KIMIA


Pupuk menjadi unsur hara penting bagi tanaman. Meski sejak lama ada penggunaan pupuk organik, tak ayal banyak yang menggunakan pupuk kimia sebagai penyubur. Pupuk kimia memiliki kelebihan pada unsur dan senyawa yang mudah larut, serta cepat diserap oleh tanaman tanpa memerlukan proses penguraian.

Meski begitu, terkadang pupuk kimia mengandung kalsium amonium nitrat. Sebuah aplikasi senyawa paling umum dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman untuk kebun yang bisa berbahaya di sisi lain.

Alangkah baiknya, mengenal setiap ciri dan kegunaan dari masing-masing pupuk sesuai kebutuhan. Serta mengetahui cara penyimpanan yang tepat, demi mencegah terjadinya polusi, hingga ledakan tak diduga.

Berikut jenis pupuk organik dan kimia, beserta cara menyimpan yang tepat dilansir dari berbagai sumber.

Pupuk Kimia


1. Urea

Pupuk urea menjadi yang paling diminati oleh petani, karena sangat bermanfaat untuk lahan pertanian maupun budidaya. Pupuk ini memiliki rumus kimia CO(NH2)2, terbuat dari campuran gas amoniak (NH3) dan gas asam arang.

Sekitar 46kg nitrogen terkandung dalam 100kg pupuk urea. Kandungan yang cukup tinggi tersebut mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebab nitrogen akan memudahkan proses fotosintesis, sehingga menghasilkan lebih banyak klorofi.

pupuk urea berbentuk menyerupai kristal dengan warna beragam, antara putih dan merah muda untuk jenis pupuk bersubsidi.

Selain itu, sifatnya higroskopis, sehingga mudah larut dan mudah diserap tanaman. Reaksinya sedikit asam dan mudah terbakar oleh sinar matahari.

Sehingga sebaiknya simpan dalam suhu ruangan yang tidak terlalu panas maupun lembab. Demi menjaga kualitas pupuk urea.

2. ZA (Zwavelzure Amonium)


Pupuk Zwavelzure Amonium mempunyai rumus kimia (NH4)2SO4 yang mengandung sekitar 21% nitrogen dan 24% sulfur. Biasanya diterapkan sebagai pupuk dasar oleh petani, sebab reaksi kerja yang agak lambat.

Manfaat lain dari pupuk ZA, mampu menambah unsur hara pada tanaman. Kemudian memperbaiki kualitas tanaman, serta menambah nilai gizi pada hasil panen. Kelebihan lainnya, ZA juga bisa membantu tanaman agar terhindar dari hama.

Sifat dan Ciri Pupuk ZA
  • Pupuk ZA bersifat higroskopis atau mudah menyerap uap air. Terutama pada kelembapan 80 persen atau lebih, jadi mudah diserap tanaman.
  • Hampir sama dengan urea, reaksinya asam. Kurang baik diberikan pada tanah muda yang masih asama atau tanah yang kurang kandungan kalsium (alkali).
  • Cocok sebagai pupuk dasar.
  • Bentuk seperti kristal dengan beragam warna, seperti putih, merah muda, biru, abu-abu, dan kuning.

3. SP-36 (super phosphate)


Pupuk SP-36 (super phosphate) atau tertulis P2O5 dalam rumus kimia. Pupuk ini dibuat dengan pencampuran asam sulfat (belerang) dengan fosfat alam.

Memiliki peran utama sebagai penambah unsur hara phosphor pada tanaman. Biasanya digunakan di berbagai macam tanaman, seperti perkebunan dan holtikultura.

Pupuk SP-36 kerap digunakan petani untuk membantu tanaman menghasilkan buah yang lebih banyak. Kelebihan lain SP36, bisa membantu memperbaiki kualitas biji, merangsang pembelahan tanaman, mempercepat pemasakan buah, menguatkan batang tanaman, dan memperbesar jaringan sel.

Reaksi kimia yang ditimbulkan tergolong netral. Pupuk SP36 mengandung sekitar 36 persen Fosfor dalam bentuk P205 (fosfat).

Karena reaksi kimia yang cukup lambat, SP36 cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman. Kemudian karena sifatnya higroskopis, pupuk ini bisa disimpan dalam kelembapan udara tinggi.

4. KCl (Kalium Klorida)


Pupuk KCl dibuat dari ekstraksi mineral kalim dan mengandung sekitar 60 persen kalium dalam bentuk K2O. Bentuknya bubuk atau serbuk merah.

Jenis pupuk yang mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Unsur klorida yang terkandung bersifat toksik atau racun bagi tanaman tertentu, seperti wortel dan kentang.

Reaksi kimianya netral hingga masam. Cocok digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan.

5. NPK Phonska (Nitrogen Phospate Kalium)


Pupuk NPK digunakan sebagai penyeimbang unsur hara makro dan mikro pada tanah. Sebab mengandung unsur zat hara yang paling banyak dan sangat dibutuhkan tanaman, yakni nitrogen, fosfat, kalium, magnesium, dan kalsium.

Kelebihan pupuk NPK, mencegah tanaman supaya tidak kerdil. Serta pertumbuhan akar jadi lebih kuat, banyak, dan panjang, sehingga mudah menyerap zat hara di tanah.

Pupuk ini bisa diaplikasikan di berbagai jenis tanah, sebab menimbulkan reaksi kimia yang netral. Pupuk jenis ini bisa digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan.

6. Dolomite (Kapur Karbonat)


Dolomite atau biasa dikenal dengan kapur pertanian memiliki manfaat sebagai penyedia unsur hara makro sekunder Ca dan Mg. Reaksi kimia yag ditimbulkan basa (alkali) sehingga menaikkan pH tanah.

Pupuk ini berbentuk butiran halus berwarna putih keabu-abuan atau putih kebiruan. Sifatnya mudah menyerap air dan mudah dihancurkan. Semakin halus butirannya, maka semakin baik kualitasnya.

7. ZK (Zwavelzure Kali)


Pupuk jenis ZK memiliki rumus kimia K2SO4. Dibuat dari kandungan asam belerang dan kalium, sehingga disebut pupuk sulfat. Pupuk jenis ini berbentuk butiran kecil atau serbuk berwarna putih.

Pupuk ZK cocok untuk wortel dan kentang, sebab unsur kalium yang terkandung kadarnya tinggi. Pupuk yang sifatnya higroskopis, sehingga dapat disimpan lama walau kelembapan udara tinggi.

Pupuk Organik

Berbeda dengan sebelumnya, pupuk organik berasal dari bahan alami sisa makhluk hidup. Bahan dasar utamanya, seperti sisa tanaman, kotoran hewan, kotoran manusia, dan pelapukan kayu.

Karena bahannya alami dan terbilang aman, pupuk ini bisa meningkatkan kadar kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah. Serta meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Sehingga memudahkan proses pengolahan lahan yang dipakai untuk pertanian. Jenis pupuk organik yang umum digunakan sebagai berikut:


1. Pupuk Kandang

Tentunya pupuk kandang berasal dari kotoran hewan ternak maupun unggas, seperti kerbau, sapi, kambing, dan ayam. Jenis pupuk ini efektif dalam menyuburkan tanah dan tanaman.

Pupuk kandang mengandung banyak unsur hara atau nutrisi makro seperti fosfor, nitrogen, dan kalium. Kemudian unsur mikro seperti magnesium, sulfur, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.

2. Pupuk Hijau

Sedangkan pupuk hijau termasuk jenis pupuk organik dengan bahan dasar sisa tanaman atau tumbuhan hijau. Biasanya jenis pupuk ini dibuat dari tanaman hasil panen. Pupuk yang efektif membantu meningkatkan kualitas tanah.

3. Pupuk Kompos

Berikutnya jenis pupuk kompos yang terbentuk dari sisa bahan organik. Berasal dari tumbuhan, hewan, dan limbah organik, yang secara alami melalui dekomposisi atau fermentasi.

4. Pupuk Hayati

Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis merupakan jenis pupuk yang bekerja dengan memanfaatkan organisme hidup.

5. Humus

Selanjutnya jenis pupuk humus, yang dihasilkan dari proses dekomposisi atau pelapukan dari daun-daunan, serta ranting tanaman yang membusuk secara alami.

6. Pupuk Serasah

Jenis pupuk ini terbuat dari limbah organik nabati atau komponen tanaman yang sudah tidak lagi terpakai. Pupuk serasah berasal dari perubahan warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput.

Cara Menyimpan Pupuk

Penyimpanan pupuk pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan pupuk hayati, seperti kerusakan fisiologis, enzimatis maupun mikrobiologis. Dilansir dari jurnal UMM, penyimpanan pupuk merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Penyimpanan pupuk yang salah bisa merusak sifat kimia dan fisik pupuk.

Pupuk yang bersifat hidroskopis tidak boleh disimpan secara sembarangan, pupuk tersebut dapat menjadi lembab dan mencair atau bila kelembapan berkurang, pupuk menjadi keras dan membentuk bongkah-bongkah besar. Sehingga sulit diaplikasikan.

Tidak dibenarkan untuk mencampur tempat penyimpanan pupuk dengan tempat penyimpanan biji-bijian atau benih. Sebab dapat mempengaruhi kualitas pupuk.

Penyimpanan pupuk sebaiknya dipisahkan antara jenis pupuk yang satu dengan lainnya. Guna memudahkan pengawasan, serta untuk menjaga mutu pupuk.

Monday, 14 October 2019

CARA PEMBUATAN PUPUK UREA


Pupuk Urea dan Proses Pembuatannya– Sobat pasti tidak asing lagi dengan namanya pupuk Urea. Buat yang belum tahu rumus kimianya bisa baca di artikel rumus kimia urea. Pupuk ini juga dikenal dsebagagai carbamide, merupakan pupuk yang mengandung nitrogen. Kandungan nitrogen di dalamnya mencapai 46%. Tubuh manusia sendiri juga memproduksi urea. Ia secara alami dihasilkan dari proses metabolisme protein pada manusia. Penggunaan pupuk urea terutama untuk bidang pertanian. Fisik pupuk ini berupa butiran kecil berwarna putih dan ada juga yang berwarna merah muda

Sejarah Produksi Pupuk Urea

Hillaire Rouelle, itulah nama orang yang pertama kali menemukan Pupuk urea. Ahli kimia asal perancis ini menemukannya pada tahun 1773. Akan tetapi sintesis urea secara masal baru dilakukan 55 tahun setelahnya. saat ini pupuk urea banyak diproduksi industri dengan dehidrasi amonium karbamat pada tekanan tinggi. Bagaimana cara membuat pupuk ure ini?

Proses Pembuatan Pupuk Urea

Pupuk urea dapat dibuat dengan reakasi antara karbon dioksida (CO2) dengan ammonia. Semua bahan tersebut bersumber dari bahan gas bumi, udara, dan air.

Tingkat Pertama :

Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CH4 + H2O —> CO + 3H2 – panas

Tingkat Kedua :

Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)

2CO + 4H2O —> 12 N2

campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2

CO + H2O —> CO2 + H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2 CO3

K2 CO3 + CO2 + H2O —> KHCO3

larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea.

Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali

CO + 3H2 —> CH4 + H2O

CO2 + 4H2 —> CH4 + 2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.

N2 + 3H2 —> 2NH3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer.

2NH3 + CO2 —> NH2COONH4 + Q

amoniak + karbon dioksida + ammonium karbamat

NH2COONH4 —> NH2 CONH2 + H2O – Q

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu ±25 menit. Proses selanjutnya adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.
sumber : pupuk pusri

Kelebihan Pupuk Urea

  • Pupuk urea mempunyai kandungan nitrogen sebanyak 46% dan itu paling tinggi jika dibandingkan dengan pupuk yang lain seperti NPK atau ZA. Nitrogen sangat penting bagi tumbuhan untuk pembentukan zat hijau daun.
  • Biaya produksi pupuk urea sangat rendah karena karbondioksida yang dibutuhkan untuk pembuatannya diperoleh dari bahan murah yaitu nafta mentah. Ini berimbas pada harga jual pupuk yang relatif rendah juga. Untuk Indonesia harga pupuk urea sekitar 4000-5000 rupiah per kilogram.
  • Pupuk urea bukan merupakan bahan yang mudah terbakar sehingga aman saat penyimpanan.
  • Pupuk urea aman untuk semua jenis tanaman. Setelah kandungan pupuk diasimilasi oleh tanaman yang tersisa hanyalah karbon dioksida yang tidak membahayakan bagi tanah.

Kekurangan Pupuk Urea
  • Salah satu karakteristik pupuk urea adalah sangat mudah larut dalam air. Urea yang terlarut dalam air membentuk lapisan tipis yang dapat mengurangi daya serap akar.
  • Senyawa urea merupakan senyawa yang tidak stabil. Dalam suhu kamar ia bisa terurai menjadi amonia dan karbondioksida. Amonia adalah senyawa dengan bau yant tidak sedap dan merugikan.
  • Jika pupuk urea mengandung kotoran (kontaminan) melebihi 2 persen tidak akan bisa lagi digunakan sebagai pupuk dan bahkan pada tanaman tertentu malah bisa bersifat racun.
  • Jika tanaman tidak diberi pupuk urea maka pasokan nitrogen kepada tanaman tersebut akan kurang. Kekurangan unsur hara ini akan terhihat pada daunnya yang berwarna aga kekuningan. Jaringan pada daun akan mati sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis. Kekurangan unsur nitrogen bisa jadi penyebab lambannya pertumbuhan tanaman seperti buah yang tidak sempurna, ukurannya kecil, dan cepat busuk.

Cara Penggunaan Pupuk Urea
Care pemupukan dengan urea dapat dilakukan dengan beragam cara. Salah satu yang paling mudah dan efektif adalah dengan fertigasi. Pupuk urea dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanamanan secara langsung maupun melalui saluran irigasi. Kelebihan cara pemupukan ini ialah akurasi dan penyerapan kandungan pupuk urea dapat lebih optimal dibandingka dengan cara yang lain.

Saturday, 22 October 2016

Cara Membuat Pupuk Organik Cair


Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.

Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.

Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.

Sifat dan karakteristik pupuk organik cair

Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.

Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.

Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.

Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum menemukan angka persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh karena itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.

Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.

Cara membuat pupuk organik cair

  1. Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.
  2. Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
  3. Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
  4. Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
  5. Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
  6. Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
  7. Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
  8. Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
  9. Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.



Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.

sumber: epetani.pertanian.go.id

Monday, 14 April 2014

Cara Pemupukan Cabai Dalam Pot atau Polybag

Dalam budidaya tanaman cabai, pemupukan memegang peranan penting, bahkan sangat penting. Hal ini disebabkan, tanaman cabai hanya mendapatkan hara yang dibutuhkan melaui media yang jumlahnya sangat terbatas. Sehingga perlu ditambah melalui pemupukan.


Dalam melakukan pemupukan tanaman cabai dalam pot (polybag), pupuk yang digunakan sebaiknya adalah pupuk-pupuk yang cepat larut dan mudah tersedia bagi tanaman. Untuk itu, penggunaan pupuk sukar larut, seperti SP-36 sebaiknya ditiadakan. Sebagai gantinya, gunakan pupuk NPK dengan kandungan unsur hara makro yang sudah lengkap.

DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN CABAI DALAM POT PER TANAMAN


Selain itu, berikan juga pupuk mikro (atau pupuk daun) untuk menyediakan unsur-unsur  mikro yang diperlukan. Pemberian pupuk mikro sebaiknya diselang 2 minggu setelah pemberian pupuk makro. Dosis pupuk mikro tergantung jenis pupuknya. Misalnya untuk pupuk jenis Gandasil B, Gandasil D atau Bast Foliar B, dosis untuk tanaman umur  1 - 2 bulan adalah 1 gram pupuk dilarutkan dalam 1 liter air, dan dikocorkan masing-masing tanaman 200-300 cc (1 liter  = 1000 cc).

Untuk tanaman berumur 3 - 4 bulan, dosis pupuk ditingkatkan menjadi 1,5 gram (cara pemberian sama). Sedangkan untuk tanaman berumur diatas 4 bulan, dosis pupuk dijadikan 2 gram.

Pemberian pupuk mikro juga disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Ketika tanaman berada diawal pertumbuhan, sebaiknya diberikan pupuk mikro yang mendukung pertumbuhan vegetatif, misalnya Gandasil D atau Bast Foliar B. Sedangkan saat tanaman hendak berbunga atau berbuah. Pemberian pupuk mikro yang mendukung pembungaanlah yang harus diberikan, misalnya Gandasil B. Berikut ini adalah beberapa jenis pupuk mikro dan kandungannya.




Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...