Saturday, 4 April 2020

Sehari Nyaris 1.500 Pasien Corona Meninggal di AS, Swedia Dianggap Santuy


DEMOKRASI.CO.ID - Amerika Serikat mencatat nyaris 1.500 kematian pasien virus corona dalam waktu 24 jam. Ini merupakan jumlah kematian harian yang tertinggi di dunia sejak pandemi virus corona dimulai.

Menurut data yang dirilis Johns Hopkins University seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/4/2020), sebanyak 1.480 kematian tercatat antara Kamis (2/4) pukul 20.30 waktu setempat hingga Jumat (3/4) pada jam yang sama. Dengan demikian, sejauh ini korban jiwa akibat virus corona di AS telah mencapai 7.406 orang.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (4/4/2020):

Swedia mendapat sorotan luas karena kebijakan lunaknya dalam menghadapi pandemi virus corona, yang telah mencapai lebih dari 6 ribu kasus di negeri makmur itu.

Pemerintah Swedia yang memiliki jaminan sosial yang kuat, beberapa pekan terakhir ini dituding oleh sejumlah pihak, baik internasional maupun dalam negeri, telah mempertaruhkan nyawa warganya dengan tidak mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun hal ini dibantah pemerintah Swedia. "Tidak, ini bukan bisnis seperti biasanya di Swedia," kata Menteri Kesehatan Lena Hallengren kepada media-media internasional seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/4/2020).

Swedia hingga kini tidak menerapkan lockdown seperti banyak negara lainnya. Negara Nordik itu hanya mengeluarkan sejumlah imbauan dan menyerukan warga untuk "masing-masing bertanggung jawab" dan mengikuti panduan.

Rekor Dunia, AS Catat Nyaris 1.500 Kematian Virus Corona dalam Sehari

Amerika Serikat mencatat nyaris 1.500 kematian pasien virus corona dalam waktu 24 jam. Ini merupakan jumlah kematian harian yang tertinggi di dunia sejak pandemi virus corona dimulai.

Menurut data yang dirilis Johns Hopkins University seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/4/2020), sebanyak 1.480 kematian tercatat antara Kamis (2/4) pukul 20.30 waktu setempat hingga Jumat (3/4) pada jam yang sama. Dengan demikian, sejauh ini korban jiwa akibat virus corona di AS telah mencapai 7.406 orang.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah mengingatkan tentang dua pekan mendatang yang sangat menyakitkan, seraya mengimbau seluruh warga AS untuk bersiap menghadapi hari-hari sulit ke depan.

138 Petugas Medis Malaysia Positif Corona, Tapi Bukan karena Tangani Pasien

Sebanyak 138 pekerja medis dari Kementerian Kesehatan Malaysia telah dinyatakan positif terinfeksi virus.

Namun Dirjen Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa, tak satu pun petugas medis tersebut terinfeksi karena menangani pasien COVID-19 di bangsal-bangsal atau unit perawatan intensif (ICU) di fasilitas-fasilitas medis milik Kementerian Kesehatan.

Dikatakan Noor Hisham, sebagian besar dari petugas medis yang terkena virus corona itu terkait dengan resepsi pernikahan.

"58 Kasus (42 persen) terkait dengan resepsi pernikahan yang dihadiri orang-orang yang juga menghadiri tabligh akbar di Sri Petaling," ujar Noor Hisham pada pers seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Sabtu (4/4/2020).

Pasien Virus Corona di Spanyol Dirawat di Hotel Bintang Lima

Sebuah ambulans yang mengangkut tiga pasien virus corona, tiba di sebuah hotel bintang lima di kota Barcelona, Spanyol. Ketiga pasien yang tadinya dirawat di rumah sakit itu, disambut oleh direktur hotel.

"Selamat pagi! Bagaimana kabar Anda? Saya Enrique Aranda dan saya mungkin pekerja non-medis pertama yang Anda lihat dalam beberapa hari," ujar Aranda, direktur hotel Melia Sarria, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/4/2020).

"Beberapa pasien yang datang, berpikir bahwa mereka dibawa keluar rumah sakit untuk dibiarkan meninggal, banyak orang ketakutan. Saya mencoba membuat mereka melupakan itu semua," tutur Aranda yang mengenakan masker dan sarung tangan.

Hanya butuh waktu tiga hari untuk mengubah hotel bintang lima itu menjadi sebuah klinik khusus pasien COVID-19. Di hotel mewah ini, para pasien disambut oleh tim perawat yang mengenakan pakaian pelindung.

Pesan PM Australia untuk Pengunjung: Ini Saatnya Pulang ke Negara Asal

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan bahwa kini tiba saatnya bagi para pemegang visa kunjungan dan pelajar internasional untuk kembali ke negara-negara asal mereka.

Hal ini disampaikan Morrison di tengah krisis pandemi virus corona yang melanda dunia, tak terkecuali Australia.

Usai rapat Kabinet Nasional pada Jumat (3/4) waktu setempat, Morrison mengatakan bahwa mereka yang berada di Australia dengan beragam visa dan tak bisa menghidupi diri mereka sendiri, maka "ada alternatif bagi mereka untuk kembali ke negara asal mereka".

"Pada saat seperti ini, jika Anda adalah pengunjung di negara ini, ini saatnya Anda pulang," kata Morrison.(dtk)

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...