SRAGEN-Gua kuno yang pernah menjadi tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi di Dukuh Gebangkota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, dikembangkan menjadi objek wisata baru di Bumi Sukowati.
Puluhan warga dukuh setempat bekerja bakti membersihkan lingkungan di sekitar gua petilasan Pangeran Mangkubumi tersebut pada Minggu (19/9/2021). Pada era 1980-an, masih ada sejumlah warga yang biasa bersemedi di gua itu. Saat itu, warga juga masih biasa menggelar sedekah bumi setelah panen di sekitar gua. Setelah puluhan tahun terbengkalai, gua yang berlokasi tak jauh dari Sungai Mungkung itu dibersihkan oleh warga sekitar. Gua yang berlokasi tepat di bawah pohon beringin itu memiliki dua mulut. Mulut gua pertama berdiameter sekitar 50 cm, sementara mulut gua kedua memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan tinggi sekitar I meter. Antara mulut gua pertama dan kedua tidak terhubung. "Gua ini memiliki sejarah terkait asal usul dari Kabupaten Sragen. Gua ini menjadi tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi dari kejaran pasukan Belanda. Supaya situs bersejarah ini tidak hilang dimakan usia, kami akan merawatnya dan mengelolanya menjadi objek wisata baru. Harapannya, objek wisata iu nanti bisa berdampak baik bagi perekonomian warga sekitar," papar Suroto, tokoh masyarakat desa setempat
Dari mulut gua kedua itu terlihat lorong labirin berbentuk huruf L. Dinding labirin dalam gua itu berupa beton yang berhiaskan akar pohon beringin. Panjang labirin itu mencapai sekitar empat meter dengan tinggi dan lebar sekitar 1 meter. Di dinding labirin itu terlihat coretan tokoh pewayangan yang sudah memudar. Belum jelas siapa tokoh pewayangan itu. Karakternya lebih mendekati Werkudara atau putranya, Gatot Kaca. "Menurut cerita yang diwariskan secara turun temurun, gua ini konon mampu menampung warga satu kampung yang bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda. Sulit dipercaya, tapi bisa jadi benar karena kesaktian dari Pangeran Mangkubumi. Mungkin juga karena jumlah warga satu kampung saat itu belum banyak," papar Giyanto, tokoh masyarakat lain di Desa Gebang.
Melawan voc
Pertempuran antara Pangeran Mangkubumi melawan pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOc) dikenal dengan peperangan Mangkubumen pada 1746-1757. Sebelum dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono ke I, Pangeran Mangkubumi gigih memberi perlawanan terhadap VOC. Merasa keberatan dengan langkah kakaknya, Paku Buwono (PB) II yang menjalin kerja sama dengan VOC, Pangeran Mangkubumi. memilih keluar dari Bumi Mataram. Keputusan tersebut menuai dukungan dari Pangeran Adipati Arya Mangkunegara atau RM Said yang bergelar Pangeran sambernyawa. Pangeran Mangkubumi dikenal sebagai panglima perang yang sangat tangguh dan sulit ditaklukkan. Bersama Pangeran Sambernyawa, Pangeran Mangkubumi berhasil membebaskan beberapa daerah dari cengkeraman VOC.
Keberhasilan membebaskan sejumlah daerah dari cengkeraman VOC itu membuat Pangeran Mangkubumi memiliki pengikut 3.000 prajurit. Pada tahun 1747, jumlahnya meningkat pesat menjadi 13.000 prajurit. Di antara mereka terdapat 2.500 prajurit berkuda. Gerilya menjadi siasat perang Pangeran Mangkubumi untuk menghindari kejaran VOC.
Bumi Sukowati menjadi salah satu tempat bergerilya Pangeran Mangkubumi. Dia sempat mendirikan pemerintahan Projo Sukowati di Pandak Karangnongko, Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Pendapa yang berdiri di kampung itu dijadikan sebagai pusat pemerintahan Projo Sukowati.
Karena alasan keamanan, Pangeran Mangkubumi akhirnya meninggalkan pendapa di Pandak Karangnongko itu. la kemudian bergerilya ke Gebang yang berjarak sekitar 3 kmn dari lokasi. Di Gebang. Pangeran Mangkubumi memiliki tempat yang nyaman untuk bersemedi sekaligus bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda. Tempat tersebut adalah sebuah gua yang berada di tepi sungaf. Gua yang berada di bawah pohon beringin dikenal sebagai tempat pertapaan Pangeran
Mangkubumi.
No comments:
Post a Comment