Thursday, 27 September 2018

5 Kebohongan Seks yang Masih Dipercaya Masyarakat

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

mitos-seks-yang-masih-dipercaya-doktersehat

DokterSehat.Com – Seks dilakukan oleh pasangan untuk mendapatkan kepuasan dan juga mendapatkan keturunan. Selain itu, seks juga bisa mendekatkan hubungan antara pria dan juga wanita. Meski telah dilakukan berkali-kali oleh pasangan, hal-hal terkait seks sering sekali masih susah dipahami. Bahkan, kebohongan tentang seks masih sering dipercaya.

Nah, agar masalah seks ini tidak semakin rumit dan menimbulkan salah sangka, sebaiknya Anda cari tahu dulu. Kalau Anda bingung mana kebohongan seks dan mana yang fakta, berikut kami sudah sarikan dari beberapa sumber agar mudah dibaca dan juga dipahami.

  1. Tidak orgasme sama halnya tidak bercinta

Salah satu kesalahan pemahaman tentang seks yang banyak dilakukan oleh masyarakat adalah masalah orgasme. Banyak yang bilang kalau seks yang dilakukan oleh pasangan harus berakhir dengan orgasme. Kalau tidak orgasme, seks tidak berjalan atau aktivitas yang baru saja dilakukan bukanlah seks.

Tidak orgasme bukan berarti tidak melakukan seks. Banyak sekali pasangan menikmati seks tanpa harus berakhir dengan orgasme. Akibat kebohongan ini banyak sekali wanita berpura-pura mendapatkan orgasme setelah pasangannya ejakulasi. Hal ini terjadi karena wanita tidak mau membuat pasangannya kecewa.

  1. Pria selalu siap bercinta setiap saat

Salah satu kesalahan yang juga diyakini oleh banyak masyarakat adalah pria selalu siap untuk seks. Padahal tidak semua pria selalu siap untuk berhubungan badan. Ada banyak faktor yang memengaruhi libido pria dan kemampuan seks mereka di atas ranjang, Jadi, tidak setiap saat pria bisa melakukannya.

Biasanya pria yang terlalu capai akan susah berhubungan badan. Mereka juga tidak akan mampu menyelesaikan aktivitas intimnya ini dengan baik. Lebih lanjut, seks juga akan terganggu kalau pria mengalami ketakutan yang cukup signifikan. Kalau pria mengalami takut atau gelisah, ereksi tidak akan bisa berjalan dengan baik.

  1. Orgasme vaginal susah didapatkan

Pria selalu meyakini kalau seks vaginal akan memudahkan wanita mudah mendapatkan orgasme. Padahal seks vagina jarang sekali memberikan kenikmatan pada wanita. Orgasme yang didapatkan jarang sekali terjadi secara vaginal. Lebih sering, orgasme muncul karena seks oral dan gabungan keduanya.

Kalau ingin membuat wanita mendapatkan orgasme, seks tidak bisa dilakukan begitu saja. Pasangan harus mau melakukan seks dengan intens dan merangsang area vagina dengan benar. Kalau area vagina tidak bisa dirangsang dengan intens, kemungkinan muncul rasa sakit akan tinggi.

  1. Pria dan wanita bisa orgasme bersama-sama

Seks yang benar selalu diakhiri dengan orgasme bersama-sama antara pria dan juga wanita. Apa yang diyakini oleh pasangan ini sebenarnya tidak benar. Pasangan mungkin bisa sama-sama orgasme, tapi untuk mendapatkan orgasme bersama-sama antara pria dan wanita itu cukup susah.

Yang sering terjadi di luaran sana adalah pria mengalami orgasme terlebih dahulu ketimbang wanita. Selain itu, kejadian wanita orgasme terlebih dahulu itu jarang terjadi. Selain itu, wanita lebih sering berpura-pura orgasme agar pasangan lebih puas dan tidak ada masalah dengan seks.

  1. Menggunakan pelumas tanda tidak terangsang

Sebagian besar orang percaya kalau pelumas tambahan yang digunakan itu merupakan tanda kurangnya rangsangan. Padahal pelumas bisa digunakan oleh siapa saja khususnya wanita yang memiliki gangguan berupa vagina kering.

Meski wanita sudah bisa menghasilkan pelumas, bukan berarti pelumas tambahan tidak bisa dipakai. Menggunakan pelumas tambahan justru membuat seks jadi lebih nikmat dan mempercepat orgasme pada wanita.

Inilah lima kebohongan seks yang masih dipercaya oleh masyarakat. Mari lebih memahami seks dengan benar agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...