Sunday, 8 January 2023

10 Hewan Endemik Hutan Hujan Tropis, Mulai dari Orangutan sampai Burung Kasuari

 


10 Hewan Endemik Hutan Hujan Tropis, Mulai dari Orangutan sampai Burung Kasuari


Hutan hujan tropis adalah salah satu jenis hutan yang terletak di garis ekuator sehingga memiliki temperatur yang hangat serta terpapar sinar matahari nyaris sepanjang tahun. Hutan ini juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.


Mengingat, keanekaragaman hayati yang tinggi, kira-kira hewan apa saja yang tinggal di hutan hujan tropis ya? Berikut ini 10 hewan endemik hutan hujan tropis di Indonesia!


1. Tarsius

Hewan endemik hutan hujan tropis yang pertama adalah tarsius.

Hewan endemik hutan hujan tropis yang pertama adalah Tarsius. Mengutip dari Jurnal Warta Rimba (2014) primata mungil ini hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus (Pygmy tersier) yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 millimeter.


Tarsius mengeluarkan nyanyian berupa cicitan rumit dengan berbagai nada saat mencari makan di malam hari dan pagi hari ketika akan kembali ke sarang. Nyanyian tersebut mengabarkan bahwa keluarga tarsius dalam keadaan sehat dan mengingatkan keluarga lain agar tidak memasuki wilayahnya.


Sejak tahun 1931, tarsius sudah dilindungi berdasarkan Peraturan Perlindungan Binatang Liar No. 266 tahun 2931, diperkuat dengan Undang-undang No.5 tahun 1990, serta Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 301/Kpts-II/1991 yang dikeluarkan tanggal 10 Juni 1991. Tarsius juga termasuk hewan yang dilarang untuk diperdagangkan dalam daftar Appendix II CITES.


2. Tarantula, Hewan Endemik Hutan Hujan Tropis yang Dianggap Mematikan

Laba-laba besar ini juga termasuk ke dalam hewan endemik hutan hujan tropis.

Banyak orang menganggap bahwa tarantula merupakan hewan yang sangat mematikan. Film-film menggambarkan dengan satu gigitan tarantula seketika membuat orang kehilangan nyawanya. Padahal, tarantula bukanlah hewan yang mematikan.


Tarantula sendiri merupakan jenis dari laba-laba yang lebih besar dan berbulu. Semua tarantula memang beracun, tetapi kadarnya berbeda. Bahkan yang kadarnya tinggi sekalipun tidak mematikan. Oh iya, tidak semua tarantula juga berwarna gelap. Beberapa ada yang memiliki warna dan juga motif yang indah.


Fyi, karena lagi ngomongin laba-laba, ternyata ia bukan satu-satunya organisme yang membuat jaring. Namun cara membuat dan menggunakan jaringnya tidak sama dengan kelompok hewan lain. Jaring hanya diproduksi dalam spineres di bagian ujung abdomen.


Laba-laba juga sangat peka terhadap kekeringan. Terdapat spesies laba-laba yang tahan terhadap kekeringan dan kekurangan makanan contohnya, Loxos celes. Spesies tersebut bisa bertahan lebih dari 1 tahun tanpa membutuhkan makan dan air.  


3. Beruang Madu

Hewan endemik hutan hujan tropis selanjutnya adalah beruang madu. Beruang madu termasuk ke dalam family Ursidae dan merupakan spesies terkecil dari delapan spesies beruang yang ada di dunia.


Di Indonesia, terdapat 2 jenis beruang madu yaitu Helarctos malayanus malayanus yang terdapat di Sumatra dan Helarctos malayanus euryspilus yang berada di Kalimantan.


Adapun sifat-sifat fisik beruang madu antara lain berbulu pendek, mengilai, dan pada umumnya hitam. Matanya berwarna coklat atau biru. Hidung beruang madu relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong. 


Daya penciumannya sangat tajam sehingga dapat mencium bekas injakan satwa lain maupun manusia. Kepala beruang madu relatif besar sehingga dapat merupai anjing, kupingnya kecil-bundar, dan dahinya penuh daging tampak berkerut.


Sejak April 2004 Persatuan Konservasi Dunia (IUCN) mengubah klasifikasi status konservasi beruang madu dari ‘tidak diketahui karena kurang data’ (Data deficient) ke ‘terancam’ (Vulnerable). Itu artinya beruang madu terancam punah terutama karena habitatnya berkurang terus-menerus.


4. Macan Dahan

Mengutip dari Jurnal Media Konservasi (2016), sejak tahun 2007 macan dahan atau clouded leopard dinyatakan memiliki dua spesies yang berbeda secara genetika yaitu macan dahan yang tersebar di daratan utama Asia (Neofelis nebulosa) dan Pulau Sunda besar seperti Indonesia (Neofelis diardi).


Macan dahan Indonesia merupakan predator terbesar di Pulau Kalimantan. Hewan ini bersifat endemik di wilayah bagian Asia-Tropis-Temperate. Oleh karena itu, keberadaannya sebagai top-predator sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di seluruh kawasan hutan Kalimantan.


Sayangnya, ancaman terbesar yang saat ini dihadapi oleh macan dahan adalah deforestasi dan fragmentasi habitat akibat alih fungsi hutan menjadi kawasan pemukiman dan pertanian. Apalagi, macan dahan merupakan satwa arboreal maka ketergantungannya terhadap ekosistem hutan sangat tinggi.


Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia mengklasifikasikan macan dahan ke dalam satwa yang dilindungi melalui PP no.7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.


5. Tapir

Tapir juga merupakan hewan endemik hutan hujan tropis yang masuk ke dalam famili Tapiridae dan ordo Perissodactyla. Tapir adalah salah satu dari empat spesies famili Tapiridae yang masih hidup.


Tiga jenis tapir lainnya yaitu T. terrestris atau lowland tapir tersebar di dataran rendah Amerika Selatan bagian utara dan tengah. T. pinchaque atau mountain tapir tersebar di Pegunungan Andes yang berada di Kolombia, Ekuador, dan sebagian besar bagian utara Peru. Sementara Tapirus indicus tersebar di Myanmar dan Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaya, dan Sumatra.


Sebagaimana spesies satwa liar yang ada di ekosistem hutan tropis, tapir umumnya bersifat elusive (tidak suka menampakkan diri) dan berpenampilan cryptic (tersamar) sehingga sulit dilihat secara langsung.


Sayangnya banyak habitat tapir yang kemudian rusak akibat pembukaan ladang, penebangan kayu, hingga penambangan. Tentu, aktivitas ini dapat memengaruhi pola aktivitas tapir di habitatnya.


6. Orangutan, Kera Besar yang Terancam Punah

Siapa yang tak kenal primata satu ini? Yup, orangutan!

Selanjutnya ada hewan endemik hutan hujan tropis yang khas dengan Indonesia yaitu Orangutan. Orangutan adalah satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, sementara tiga kerabatnya, yaitu; gorilla, simpanse, dan bonobo hidup di Afrika.


Kini, jenis kera besar ini hanya ditemukan di Sumatera dan Borneo, 90% berada di Indonesia. Penyebab utama mengapa terjadi penyempitan daerah sebaran adalah karena manusia dan orangutan menyukai tempat hidup yang sama. Pemanfaatan lahan untuk aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya manusia umumnya berakibat fatal bagi orangutan.


Padahal, orangutan dapat dijadikan ‘umbrella species’ (spesies payung) untuk meningkatkan kesadaran konservasi masyarakat. Kelestarian orangutan menjamin kelestarian hutan yang menjadi habitatnya, sehingga diharapkan kelestarian makhluk hidup lain ikut terjaga pula. 


Sebagai pemakan buah, orangutan merupakan agen penyebar biji yang efektif untuk menjamin regenerasi hutan.



7. Belalang

Hewan ini memang dapat ditemukan hampir di semua ekosistem terestrial.

Hewan endemik hutan hujan tropis ini memang kerap kita temui keberadaannya, apalagi kalau bukan belalang. Belalang adalah serangga yang memiliki sayap tetapi ada sebagian yang tidak. Bentuk tubuh belalang memanjang yang terdiri dari beberapa segmen dan memiliki antena yang ukurannya relatif panjang atau pendek. Tubuh belalang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, torak, dan abdomen.


Belalang dapat ditemukan hampir di semua ekosistem terestrial. Sebagian besar spesies belalang berada di ekosistem hutan dan makan hampir setiap tanaman liar ataupun yang dibudidayakan. Makin tinggi keanekaragaman vegetasi pada suatu habitat maka akan semakin tinggi pula sumber pakan bagi belalang dalam suatu habitat, sehingga keberadaannya melimpah.


8. Gajah

Tahukah kamu, di dunia ini hanya ada dua jenis spesies gajah yaitu gajah Asia dan Afrika? Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah subspesies dari gajah Asia. Sayangnya, populasi Gajah Sumatera mengalami penurunan drastis.


Penurunan tersebut terjadi di antaranya akibat dari rusaknya hutan dataran rendah Pulau Sumatera yang berperan sebagai penyedia pakan gajah. 


Sebanyak 75% gajah kemudian melakukan pergerakan untuk menemukan sumber pakan yang masih banyak dan sering kali masuk dalam wilayah perkebunan masyarakat. Hal tersebut lantas menyebabkan konflik antara manusia dan gajah yang berakhir dengan kematian gajah.


Badan konservasi dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature) menetapkan Gajah sumatera sebagai satwa dengan status terancam punah (critical endangered) dan tergolong satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999.


9. Harimau Sumatra

Harimau Sumatra adalah satu-satunya anak jenis harimau yang tersisa di Indonesia. Sebelumnya, di Indonesia terdapat tiga anak jenis harimau di mana dua di antaranya, harimau bali dan harimau jawa, dinyatakan punah sekitar tahun 1940-an dan 1980-an.


Salah satu penyebab kepunahan dua anak jenis harimau ini adalah adanya perburuan secara besar-besaran pada masa penjajahan dan makin menyempitnya habitat alami harimau. Sementara harimau sumatera saat ini dinyatakan mengalami penurunan populasi dan menuju kepunahan.


Adapun, berkurangnya populasi harimau disebabkan oleh berbagai faktor seperti menyempitnya areal hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan, pemukiman, pertanian, dan industri. Walhasil mempersempit habitat yang dapat berdampak pada penurunan

 populasi.



10. Burung Kasuari, Hewan Endemik Hutan Hujan Tropis yang Tidak Bisa Terbang

Kasuari, burung endemik Indonesia yang selalu memukau!

Kasuari memiliki tubuh yang besar, leher yang panjang. Kasuari betina lebih besar dan berwarna cerah. Sementara kasuari dewasa setinggi 1,5 -1,8 m, meskipun beberapa betina mencapai 2 m dan berat 58,5 kg.


Kasuari menggunakan kaki mereka yang memiliki tiga jari dengan cakar tajam sebagai senjata. Kasuasi juga bisa berjalan hingga 50 km/jam melalui hutan lebat dan bisa meloncat hingga 1,5 m.


Sayangnya, populasi burung kasuari mengalami tekanan dan habitat hidupnya terganggu sebagai dampak pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan peningkatan penggunaan lahan. Masalah yang cukup serius adalah perburuan liar, baik terhadap burung dewasa, anak, maupun telurnya.


Penduduk setempat memanfaatkan dagingnya sebagai sumber protein hewani, sedangkan tulangnya dimanfaatkan sebagai senjata (mata tombak, mata panah, dan pisau).


Itulah 10 hewan endemik hutan hujan tropis yang ada di Indonesia. Harapannya melalui artikel ini kita menjadi sadar pentingnya keberadaan hutan bagi alam dan juga fauna. Karena, sudah semestinya juga kita saling menjaga dan melindungi sesama makhluk hidup di bumi!

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...