DokterSehat.Com– Penderita diabetes tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi makanan. Jika sampai mereka tidak menjaga pola makannya, maka risiko untuk terkena lonjakan gula darah yang berimbas pada komplikasi tentu akan meningkat.
Hanya saja, banyak penderita diabetes yang mengaku kebingungan dalam memilih makanan sehari-hari. Sebagai contoh, banyak makanan yang sebenarnya tidak memiliki rasa manis namun kaya akan kandungan gula seperti saus. Selain itu, banyak penderita diabetes yang ragu untuk menggunakan kecap manis, salah satu bahan yang sering digunakan untuk memasak. Sebenarnya, apakah mereka masih boleh mengonsumsinya?
Kecap manis termasuk dalam salah satu bumbu masakan yang hampir selalu digunakan di pelbagai makanan di Indonesia. Bahkan, banyak orang yang sengaja menambahkan kecap ini pada makanan yang akan mereka konsumsi atau menjadikannya campuran sambal yang pedas dan mantap. Yang menjadi masalah adalah, sebagaimana namanya yang memiliki embel-embel manis, kecap manis juga memiliki kandungan gula cukup tinggi sehingga harus dibatasi konsumsinya setiap hari.
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa penderita diabetes sebaiknya membatasi konsumsi kecap manis sebanyak satu hingga dua sendok makan saja. Selain itu, pastikan untuk selalu mengecek seberapa banyak kecap yang digunakan saat memasak agar tidak berlebihan. Beruntung, di pasaran kini juga telah ada kecap manis yang memiiki kandungan gula yang rendah. Biasanya, kecap ini menggunakan pemanis dari bahan daun stevia yang minim kalori sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Selain kecap manis, penderita diabetes juga biasanya ragu untuk memakan cokelat. Meski dikenal sebagai camilan lezat yang kaya manfaat kesehatan, dalam realitanya cokelat memiliki rasa yang manis dan kaya akan gula. Beruntung, pakar kesehatan menyebutkan bahwa cokelat berjenis dark bisa dikonsumsi penderita diabetes karena memiliki indeks glikemik yang rendah atau tidak akan memicu lonjakan kadar gula darah setelah dimakan.
Meskipun begitu, penderita diabetes tetap harus berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu demi memastikan pola makan yang tepat bagi mereka karena kondisi keparahan diabetes setiap pasien berbeda-beda sehingga tentu harus mendapatkan penanganan yang berbeda.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
No comments:
Post a Comment