Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik (wikipedia).
Tapi saat ini mineral dan bahan organik dalam tanah banyak yang hilang atau jumlahnya semakin sedikit. Hal ini disebabkan eksploitasi tanah yang berlebihan dan pemakaian bahan kimia yang terus menerus dan berlebihan, seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia.
Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur (tanah organik), yaitu tanah yang mampu menyediakan unsur hara yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.
Perbedaan Tanaman Sehat dan Tanaman Sakit
Ciri-Ciri Tanaman Sehat
- Tanah gembur (Tidak keras).
- Sedikit/tidak ada serangan penyakit pada tanaman.
- Tidak mudah kekeringan.
- Tanaman tidak mudah roboh.
- Hasil panen selalu meningkat.
Ciri-Ciri Tanaman Sakit
- Tekstur tanah keras.
- Tanaman sering terserang penyakit.
- Tanah mudah kering.
- Tanaman gampang roboh.
- Hasil panen tidak stabil (cenderung gagal panen).
Bagamimana Kondisi Lahan Pertanian Yang Ada Sekarang ?
Kebanyakan lahan pertanian di Indonesia mengalami kerusakan yang berat atau tidak sehat dan bisa dikategorikan sakit. Penyebab tanah menjadi tidak sehat bahkan cenderung sakit adalah :
- Tanah tidak pernah istirahat (ditanami terus menerus).
- Sedikit/tidak ada unsur organik dalam tanah.
- Residu kimia & logam berat tinggi.
- Sedikit/tidak ada makanan (unsur hara).
- Tidak adanya bakteri menguntungkan.
Tanah adalah rumah bagi tanaman. Apabila rumahnya sehat maka penghuninya juga akan sehat. Jadi jika Tanahnya sehat maka tanaman juga akan sehat tapi sebaliknya jika tanahnya kotor dan sakit maka tanaman juga akan menjadi sakit.
Secara Bagan Dapat Diilustrasikan Seperti Dibawah Ini :
Penyebab tanah menjadi sakit diawali oleh kerusakan tanah yang diakibatkan karena residu kimia dan logam berat dalam tanah yang tinggi. Residu kimia dan logam berat diakibatkan oleh pemakaian pupuk kimia yang berlebihan (over dosis) dan pestisida kimia (insektisida, fungisida, bakterisida, moluskisida, herbisida, dll).
Hampir semua pupuk kimia membawa dampak negative bagi tanah, seperti pupuk N,P dan K yang meninggalkan residu kimia di tanah apalagi jika penggunaan melebihi dosis anjuran (over dosis). Selalu akan ada residu atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain dan keras (alias tidak gembur lagi).
Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya.
Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya. Termasuk juga bakteri-bakteri menguntungkan dalam tanah akan mati/hilang.
Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi. Selain pupuk kimia pestisida kimia juga membawa dampak kerusakan yang berat terutama yang langsung berkaitan dengan tanah. Pestisida jenis herbisida (racun rumput) membuat kerusakan paling besar karena aplikasinya langsung mengenai tanah.
Sehingga mikroorganisme (bakteri menguntungkan) banyak yang mati karena aplikasi herbisida tersebut. Apabila bakteri yang menguntungkan dalam tanah mati/tidak ada maka yang terjadi adalah bakteri dan jamur pathogen akan berkembang biak dengan cepat yang akhirnya tanah menjadi tidak sehat (sakit).
Dan apabila ditanami maka tanaman tersebut akan menjadi layu/kering/busuk karena serangan penyakit dan akhirnya mati.
Oleh sebab itu kesehatan tanah harus dikembalikan lagi, kesuburan tanah harus seperti sedia kala, karena kesehatan dan kesuburan tanah menjadi faktor terpenting dalam budidaya tanaman untuk mendapatkan hasil panen maksimal.
Cara menyuburkan tanah pertanian yaitu dengan menambahkan bakteri-bakteri menguntungkan yang hilang akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan dan pestisida kimia terutama herbisida. Bakteri-bakteri tersebut harus bakteri pilihan dan tangguh agar dapat menguraikan residu kimia dan logam berat dalam tanah secara cepat.
Sehingga akan membuka pori-pori tanah yang keras dan menjadikan tanah menjadi gembur (tanah organik), subur dan tidak mudah kekeringan karena daya tampung air dalam tanah akan menjadi lebih besar. Selain itu bakteri menguntungkan juga akan menghilangkan jamur dan bakteri pathogen yang menjadi penyebab penyakit pada tanaman.
Dan tanah kembali akan menyediakan makanan secara mandiri. Apabila hal ini terjadi maka tanah sudah kembali sehat dan apapun tanaman yang hidup diatasnya hasil panen akan selalu meningkat. Jadi inti cara menyuburkan tanah dengan cepat yaitu dengan membuat tanah kembali dapat menyediakan makanan secara mandiri
sumber :https://gdmorganic.com/
No comments:
Post a Comment