Monday, 20 December 2021

TEKNIK SAMBUNG SISIP TANAMAN DENGAN HASIL YANG MEMUASKAN

https://tipspetani.blogspot.com/

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar petani bisa mendapatkan bibit unggul yaitu dengan pembibitan dan perbanyakan vegetatif seperti teknik cangkok, sambung dan okulasi. Jika selama ini pembibitan hanya mengandalkan biji maka pembibitan vegetatif adalah pembibitan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas durian di Indonesia. Diantara metode vegetatif diatas, metode perbanyakan yang paling efektif dan efisien adalah metode okulasi karena menghasilkan bibit lebih banyak dan berkualitas serta menghemat biaya dan tenaga jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif lainnya.

Bagi kalangan para pecinta tanaman, khususnya pecinta tanaman buah, termasuk para penangkar bibit (grower), teknik okulasi atau tempel mata bukanlah hal asing lagi bagi mereka dalam hal untuk perbanyakan pembibitan vegetatif. Teknik ini memang sangat popular dilakukan dimasyarakat. meskipun sebenarnya teknik okulasi bukanlah satu-satunya cara untuk memperbanyak tanaman. Salah satu jenis okulasi yang banyak digunakan dimasyarakat adalah TEKNIK SAMBUNG SISIP. Lalu bagaimanakah pembibitan perbanyakan vegetatif menggunakan teknik sambung sisip ini dan syarat apa saja yang dibutuhkan dalam teknik ini. Berikut ini adalah pemaparannya.
Pengertian Sambung Sisip

Sambung sisip adalah salah satu jenis-jenis teknik perbanyakan vegetatif dimana merupakan modifikasi dari teknik okulasi. Teknik pembibitan ini merupakan proses menghasilkan dahan baru dengan cara menyambungkan dahan muda yang secara teknik menyerupai okulasi. Teknik sambung sisip mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan okulasi. Jika okulasi menggunakan mata tunas sebagai sambungannya, sedangkan pada teknik sambung sisip menggunakan ranting muda sebagai sambungannya.


Teknik Sambung Sisi Tanaman

Kelebihan teknik sambung sisip adalah jumlah sambungan pada satu pohon bisa lebih dari satu. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan.

Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.

Syarat Teknik Sambung Sisip

Syarat batang bawah yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif menggunakan metode sambung sisip adalah :
  • Dapat menggunakan biji asalan atau “sapuan”untuk menghasilkan batang bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.
  • Pohon sudah mempunyai diameter 3-5 mm, dan berumur sekitar 3-4 bulan.
  • Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya aktif sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke batang bawah.
  • Pohon sudah mendapatkan penyiraman cukup (media cukup basah)
  • Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.
Selain batang bawah, bagian yang penting untuk teknik sambung sisip adalah batang atas. Adapun syarat batang atas yang layak adalah sebagai berikut :

  • Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu). Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abu-abu muda. Entres yang diambil dari cabang yang terlalu tua pertumbuhannya lambat dan persentase keberhasilannya rendah. Besar diameter cabang untuk entres ini harus sebanding dengan besarnya batang bawahnya.
  • Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah rontok). Pada tanaman tertentu sering dijumpai cabang entres yang masih ada daun melekat pada tangkai batangnya. Untuk itu perompesan daun harus dilakukan dua minggu sebelum pengambilan cabang entres. Dalam waktu dua minggu ini, tangkai daun akan luruh dan pada bekas tempat melekatnya (daerah absisi) akan terbentuk kalus penutup luka yang bisa mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).
  • Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah kesuburan dan kesehatan pohon induk. Untuk meningkatkan kesuburan pohon induk, biasanya tiga minggu sebelum pengambilan batang atas dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK.
  • Kesehatan pohon induk ini penting karena dalam kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah sekali ditularkan pada bibit.
  • Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan dari kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium) akan tampak berair, ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya segera diokulasikan akan mempercepat pertautan dengan batang bawah.

Adapun Faktor yang menunjang keberhasilan pembibitan vegetatif dengan menggunakan teknik sambung sisip adalah : Faktor pertama yang harus dipertimbangkan ketika akan melalukan pembibitan dengan sambung sisip adalah waktu. waktu terbaik yang disarankan untuk pelaksanaan teknik ini adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00 pagi, karena saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam 12.00 siang daun mulai layu.Tetapi ini bisa diatasi dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari langsung.

Faktor kedua adalah kebersihan alat yang akan digunakan, disarankan alat yang akan digunakan alam kondisi steril. Misalnya, silet yang akan digunakan langsung kita belah dua saat masih dalam bungkusan kertas, sehingga silet kita tetap dalam kondisi bersih satu belahan kita gunakan sedangkan belahan lainnya kita simpan untuk pengganti belahan silet pertama apabila dirasa sudah tidah tajam lagi. Perawatan alat okulasi, setelah digunakan silet dibersihkan dan dibungkus lagi dengan kertas pembungkusnya agar tidak berkarat.

Faktor ketiga adalah keterampilan pelaksana dalam hal ini adalah petani. Selain itu, faktor lain yang tidak kalah penting adalah Kebersihan tali plastik, kebersihan tali plastik mempengaruhi keberhasilan sambung sisip ini. Plastik yang digunakan sebaiknya dalam keadaan bersih dan tidak kotor karen plastik yang kotor dapat berakibat gagalnya proses sambung sisip. Cara membersihkan plasting yang akan digunakan sebagai tali adalah dengan cara dipegang dengan jari direntangkan dan diketek-ketek atau digerakan biar menjadi bersih, jangan dilap. Biasanya kantong plastik yang habis kita iris menjadi tali plastik, kita gosok-gosokan ke telapak tangan kita biar tidak licin/lebih kesat.

Cara Pembibitan Dengan Teknik Sambung Sisip

Ada lima langkah yang dilakukan ketika akan melakukan pembibitan vegetatif dengan menggunakan teknik sambung sisip yaitu :

1. Perlakuan pendahuluan
Batang bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas lalu ditekan miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya menjadi miring ke arah luar, agar memudahkan mencari posisi batang yang akan di tempel dan pengerjaan penempelan,gerakan ini juga mampu menjatuhkan embun/air yang melekat di daun, agar lebih banyak embun/air yang jatuh, gerakan batang bawah sekali lagi dengan tangan.
Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap dengan ibu jari dan telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk sambung sisip.

2. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres
  • Buat tempat sayatan/kupasan/sobekan setinggi 3 kali tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang, karena bila sambung sisip pertama gagal setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi lagi tepat berjarak sepanjang silet dibawah luka sambung sisip pertama pada sisi yang berlawanan, kalau sambung sisip ke-2 masih gagal dalam 3 minggu berikutnya kita dapat mengulang untuk yang terakhir kali atau yang ke-3 berjarak sepanjang silet pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 atau sama sisi dengen sambung sisip ke-1. Kalau itupun gagal kita bisa gunakan alternatif dengan teknik sambung pucuk atau kita menunggu tanaman tumbuh lebih tinggi.
  • Tetapi jangan melakukan sambung sisip 2 atau 3 sekaligus pada tanaman karena itu akan membuat stress tanaman.
  • Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama adalah setinggi sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang.
  • Buang daun dibawah posisi tempat sayatan, untuk memudahkan penempelan atau tidak menghalangi pandangan.
  • Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3
  • kupasan, tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan diseimbangkan dengan besar kecilnya entres, lalu ditarik ke bawah sepanjang lebih kurang 1,5 – 3cm, sehingga menjulur seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong ¾ panjangnya atau menyisakan sedikit sayatan (<1 atau="" bagian="" cukup="" entres.="" font="" mata="" menahan="" pola="" sayatan="" tempat="" untuk="">

3. Pengambilan mata entres

Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran:
  • Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus).
  • Mata entres yang besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah menonjol (terbaik untuk ditempel).
Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk:
  • Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/jaringannya aktif). Kelihatan bernas/sehat/segar.
  • Diambil dari ranting yang berdiameter 2-4 mm, atau diameternya sama dengan batang bawah.
  • Warna kulit sama dengan warna kulit batang bawah (ini menunjukkan kesesuaian secara fisiologis).
Adapun tata cara pengambilan pola mata tunas sebagai berikut :

Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian bawah rapat dengan pola jendela di batang bawah.Atau dengan kalimat lain bahwa yang diperlukan adalah sisi bawah yang bersih, karena syarat mutlak agar tempelan jadi adalah pola mata entres harus melekat/menempel rapat pada sisi bawah dan salah satu sisi samping, sedangkan sisi atas dan sisi samping lainnya tidak melekatpun tidak apa-apa, tetapi lebih sempurna kalau semua sisi menempel rapat (tetapi keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit lebih kecil dari ukuran sayatan batang bawah.
Disayat agak dalam sehingga menembus kayu.

Tangan kiri memegang ranting yang mau diambil mata entresnya, ibu jari tangan kiri menahan ranting dan membantu mendorong ke arah atas saat silet ditangan kanan mulai bergerak membuat sayatan menembus kayu, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan mata entes sepanjang sekitar 1-1.5 cm), sayatan untuk pengambilan entres harus dengan satu gerakan mulus searah dan tidak boleh dengan gerakan terputus-putus.

Setelah sayatan melewati mata entres, kemudian membuat keratan melingkar mengarah miring ke dalam menghubungkan kedua sisi sayatan bidang pola mata entres, untuk memisahkan mata entres dengan kayu dengan cara mengait pola dengan ujung silet atau dengan kuku jari dengan sontekan halus sehingga terlepaslah kulit yang membawa mata entres dengan kayu dan sayatan kayu tidak terlepas dari ranting.

Apabila ranting yang terdapat mata entres terlalu kecil, biasanya sayatan ikut melepaskan kayu terikut dengan sayatan, kalau itu terjadi kita masih dapat memisahkan mata entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung silet yang hatihati. Kemudian rapikan irisan sisi bawah entres untuk menghindari irisan sisi bawah entres dari kotoran atau infeksi, yang menjadi perhatian pola sayatan mata entres harus bersih dari kayu dan apabila dilihat tidak meninggalkan lubang di bekas kulit mata entres, maka sayatan pola mata entres tersebut siap untuk ditempelkan.

4. Menempelkan mata entres ke sayatan batang bawah
Ambil sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan, tancapkan dan tekan entres pada sisa sobekan di batang bawah.
Prinsipnya semakin cepat penempelan dari pengambilan entres semakin baik, persen jadinya makin tinggi.

5. Pengikatan
Ambil tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan, pengikatan dari bawah tempelan melingkar ke atas dimulai sekitar 0.5 cm di bawah sayatan/jendela, tali plastik disusun saling tindih seperti menyusun genting, pengikatan dengan hatihati jangan terlalu kencang (mengganggu proses penyatuan batang bawah dan entres), atau kurang kencang/kendur (air bisa masuk ke luka tempelan, sehingga menginfeksi tempelan) gunakan perasaan dalam pengikatan.

Pengikatan di dekat mata entres harus lebih hati-hati, ikat bagian bawah mata entres menuju bagian atas mata entres, ikat arah menyilang menuju bawah mata entres, ikat bagian bawah mata entres, kembali menyilang ke atas mata entres usahakan sekitar mata entres terikat sempurna sehingga air tidak masuk ke dalam tempelan. Lanjutkan pengikatan ke arah atas sampai ikatan menutupi 0.5 cm diatas luka sayatan batang bawah, lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik dan potong/rapikan sisa tali plastik.

Mata entres yang besar atau menonjol, semisal pada durian tidak ditutup tali plastik saat pengikatan, tangkai daun dipotong penuh/biasanya tangkai daunnya sudah tanggal dengan sendirinya bila mata entres sudah besar.

Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi disiasati dengan menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya agak panjang sedikit, sehingga walaupun di tutup tapi sisa potongan tangkai daun masih mampu melindungi mata entres kecil dari tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh dan mata entres tidak patah.

Sesudah melakukan proses sambung sisip, perlu dilakukan beberapa hal agar proses sambung sisip yang sudah dilakukan dapat berhasil dengan maksimal dan juga untuk mendorong tumbuhnya mata tunas dan pertumbuhan batang bawah seimbang. Adapun hal-hal yang harus dilakukan adalah :
  • Potong pucuk (titk tumbuh) batang bawah setelah penempelan.
  • Jika mata tunas sudah mulai tumbuh buka ikatan paling atas dengan menggunakan silet dan putar tali ikatan berlawanan dengan arah pengikatan secara perlahan kearah ikatan yang lebih bawah.
  • Jika tunas tidak tumbuh dengan sempurna (ditanai dengan mata entres yang hijau, segar dan tidak patah) maka gores sedikit permukaan sayatan mata entres .
  • Setelah entres mempunyai daun 2-3 helai lakukan pemotongan diatas mata okulasi batang bawah.
  • Tunas yang tumbuh dari batang bawah harus dibuang karena dapat mengganggu pertumbuhan mata tunas batang atas.

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...