Sunday, 30 December 2012

Teknik Kandang penangkaran Ayam Hutan

Setelah sekian waktu tidak update artikel , penulis mau berbagi tentang ukuran kandang atau bentuk kandang untuk ternak ayam hutan. ini saya sampaikan terimakasih pada para pembaca yang budiman yang telah berpartisipasi melalui sms ke no. Hp saya. Tapi mohon maaf yang sebesar-besarnya ada beberapa yang tidak sempat terbalas. maklum Hp  jadul, memorinya cepat penuh dan terhapus.
Baik kita mulai dari sini : Penulis pertama kali mencoba beternak ayam hutan ( feb 2006) hanya mempunyai 1 kandan polier berukuran : panjang 2 meter , tinggi 1 meter dan tinggi 1,5 meter . dan dari sinilah penulis berhasil menangkarkan ayam hutan seperti ulasan pertama saya (pengin liat lagi? silakan klik di sini )   dan saat ini penulis memiliki 4 kandang polier dengan ukuran berbeda sebut saja a dan b. kandang a berukurang 1 x 2.5 x 1.5  sedang kandang b berukuran 1,25 x 3 x 1,60 m untuk melihatnya ada Sedikit bagian kandang yang ter shoot dalam bagian akhir video ini dan anda bisa melihat dengan  klik di sini . untuk detail kandang mohon tunggu update berikutnya. Baik pada intinya kandang ukuran A maupun B semuanya berhasil untuk menangkarkan ayam hutan.

Menurut saya pribadi sebetulnya untuk jenis indukkan siap tangkar ukuran kandang tidaklah begitu mempengaruhi keberhasilan dalam beternak. bahkan penulispun pernah mengawinkan ayam hutan dalam 2 kandang box/ sangkar bekisar yang berukuran kurang lebih 60 x60x70 cm  dan sang betinapun bertelur . hanya saja faktor keselamatan tlur ini menjadikan catatan khusus untuk menangkarkan di kandang yang sempit. Resiko terinjak dan pecah sangatlah tinggi. Baik kita kembali ke masalah teknik membuat kandang untuk ternak ayam hutan.  
Ada beberapa faktor keberhasilan dalam menangkarkan ayam hutan:
  1. Indukan yang betul-betul sudah siap kawin.
  • Indukan Jantan ; mempunyai kriteria :
Jinak, tidak takut kepada kita,
responsif terhadap ayam lain (misal ayam kampung) apalagi terhadap ayam hutan betina.
contoh ayam hutan jantan yang siap kawin dapat di lihat di : silakan klik disini untuk melihat indukan jantan siap breeding  tentunya faktor kesehatan ayam juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya.


  • Indukan Betina
Indukan betina juga harus sudah benar-benar siap kawin.
Ciri-ciri betina siap kawin  sebagai berikut :
- Sering mengeluarkan suara : keek....keek....keek.... berulang dengan suara LEPAS/Keras bahkan terkadang mengeluarkan kokok layaknya si jantan. menurut saya ciri ini yang sangat mudah dikenali oleh kita.
- ciri selanjutnya adalah mata berbinar
- bulu-bulu tertata halus dan terlihat licin ini memerlukan pembiasaan untuk mengetahuinya.
secara detail mungkin video ini akan membantu para pembaca untuk mengetahui ciri ayam betina siap kawin, silakan klik di sini   

 2. RANGSUM / PAKAN
  • Baik indukan jantan atau pun betina tentunya juga harus diperhatikan kesehatan dan rangsum makannya. ADA PENGALAMAN UNIK dari penulis mengenai rangsum ayam hutan ini : begini: Penulis terkadang memberi pakan tambahan berupa cacing (umpan pancing) yang penulis beli di penjual pakan burung,  ketika ayam hutan (betina) belum siap kawin maka ayam-ayam ini enggan atau tidak mau menyantapnya, melirik-pun tidak ( uih...). tetapi ketika ayam ini memasuki masa kawin ataupun bertelor, maka jangan tannya berapapun ia santap !!!  pengalaman ini berlaku untuk 8 ekor indukan betina hanya 1 ekor yang tidak mau menyantapnya.
  • Jankrik, kroto, ulat dan suplemen tambahan ( sentrat ayam petelur) juga selalu hidangkan untuk ayam hutanku.
3.  USIA indukan ayam hutan
Sepengalaman penulis : Usia ayam pejantan harus lebih tua dari indukan betinanya. Penulis pernah mencampur ayam hutan jantan yang usianya lebih muda dari betinanya, APA YANG TERJADI ? "PERKELAHIAN" ayam hutan betina akan menolak kehadirannya sehingga ada sifat agresif/menyerang ketika ayam hutan jantan saya masukkan ke polier. kondisi ini tetntunya tidak akan baik jika diteruskan.
Sekali lagi ini berdasarkan penulis semata. 

4. LOKASI KANDANG
Banyak yang berpendapat bahwa Lokasi kandang yang baik adalah di tempat yang tenang agar seperti habitat aslinya , YA Silakan saja, bagi penulis itu mungkin untuk indukan yang diperoleh hasil tangkapan , sehingga sifat liarnya masih kental. TAPI jika Indukan betul2 jinak dan hasil tangkaran/dipelihara dari kecil maka faktor tersebut diatas  menurut saya tidak berlaku. (bagi para pemula saya sarankan untuk melihat ciri ayam hutan tangkapan dan ciri ayam hutan hasil tangkaran/dipelihara dari kecil silakan klik di sini 
Meskipun begitu lokasi penangkaran IDEALNYA memang ditempat yang sepi, tidak banyak dilalui orang/keluarga/bahkan tamu
Penulis sendiri membuat kandang menjadi 3 katagori :

a. Lokasi di halaman rumah depan , sehingga lokasi ini sangatlah ramai, kendaraan, lalulalang keluarga , tamu, tetangga, bahkan anak-anak kecil kadang bermain bola di halaman saya. dan kutukan ayam hutan pun telah dihasilkan dari kandang ini. Untuk lokasi iini tentunya diperuntukkan bagi indukan yang betul2 pemberani dan sangat familiar terhadap lingkungan ini.

b. Lokasi sepi  dihalaman dalam rumah, ditempat ini hanya saya, dan keluarga yang berlalu lalang. untuk meodel kandang ini saya peruntukkan bagi indukan YANG HANYA JINAK KEPADA SAYA dan Keluarga. Jika ada orang asing maka ayam ini akan sangat ketakutan. JANGAN SALAH meskipun ayam dipelihara dari kecil ada juga yang mempunyai sifat seperti ini. jadi perlu lokasi khusus. di lokasi ini  kutukan ayam hutan juga telah saya hasilkan.

c.  Untuk lokasi yang ke tiga adalah lokasi yang saya sebut di atas; yaitu sepi dan jauh dari keramaian, ini saya taruh dag di lantai dua dimana lantai tersebut sebetulnya untuk jemuran pakaian, tapi sekarang beralih fungsi untuk breeding ayam hutan. Kadang ini (dulu) saya peruntukkan untuk ayam hutan tidak begitu jinak hasil tangkapan dari hutan. ayam ini jika melihat majikannya masih takut, tapi jika melihat indukan betina responyya sangat bagus. JANGAN SALAH Tafsir. sekali lagi ayam ini mempunyai respon bagus dengan betinanya, tapi jika melihat majikannya . Wuaduh.... minta ampyuun... kepalanya bisa-bisa penyok terluka karena sifat liarnya. Tapi barang kali pembaca mempunyai ayam hutan jantan dan jika didekatkan ke ayam hutan betina apa lagi ayam kampung kok nampak ogah-ogahan ya..... mungkin butuh waktu dan ketelatenan ekstra untuk membuat ayam bergairah/responsif kembali. oh iya....  penulis juga pernah menghasilkan kutukan dari tipe kandang/ayam ini 
 
 Masih ada beberapa faktor keberhasilan dalam menangkarkan ayam hutan, antara lain TEKNIK/CARA  MENCAMPUR Indukan dan CARA MENGAWINKAN INDUKAN ayam hutan  dan lain sebagainya  akan saya bahaas di lain kesempatan.

sedikit catatan saja bahwa:
Pengalaman saya di atas murni dari pengalaman saya pribadi, dan menurut saya ITULAH yang menjadi SALAH SATU KUNCI keberhasilan dalam menangkarkan ayam hutan. Sebetulnya masih banyak yang ingin penulis sampaikan , berhubung banyak keterbatasan mungkin akan saya update kembali  PENGALAMAN SAYA tentang beternak ayam hutan.

Bagi pembaca yang budiman silakan juga mencari sumber lain yang lebih baik tentang tips, trik atau apalah namanya untuk dijadikan referensi untuk beternak ayam hutan !

Salam Cekikrek dari saya

No comments:

Post a Comment

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...