Sebagai petani yang ingin berhasil, kita tentu harus menyesuaikan tanaman yang ingin ditanam dengan tingkat keasaman tanah.
Atau, jika kita ingin menanam tanaman yang cocoknya di tanah dengan keasaman rendah, kita harus tahu kadar keasaman tanah di lahan kita agar kita bisa mengurangi tingkat kemasamannya jika memang tanahnya masih terlalu asam.
Harga pH meter tanah digital biasanya dijual sekitar 300-ribuan. Mungkin banyak petani yang belum memiliki benda ini, sehingga mereka langsung saja menanam tanaman tanpa mengukur tingkat keasamannya terlebih dahulu.
Akibatnya, panen yang dihasilkan oleh tanaman menjadi tidak maksimal karena tanaman tidak disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.
Oleh karena itu, jika kamu adalah petani yang belum memiliki pH meter tanah namun tetap ingin tahu tingkat keasaman tanah di lahanmu, kamu dapat mengikuti langkah-langkah tradisional di bawah ini.
1. Mengukur pH tanah dengan indikator tanaman liar
Pada tingkat asam dan basa tanah yang berbeda, tanaman liar yang tumbuh juga akan berbeda-beda. Tanaman liar di suatu lahan dapat dijadikan sebagai indikator paling sederhana untuk mengetahui apakah tanah tersebut bersifat asam atau basa.
Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah harendong (Melastoma Malabathricum). Jika suatu lahan banyak terdapat tanaman liar ini, berarti tanah pada lahan tersebut memiliki kadar pH yang rendah.
Untuk lebih jelasnya baca artikel berikut:
2. Mengukur pH tanah dengan indikator kunyit
Kunyit memang sudah sangat populer untuk dijadikan sebagai ‘alat’ tradisional untuk mengukur tingkat keasaman tanah.
Walaupun demikian, mungkin masih banyak petani yang tidak mengetahui hal ini. Untuk menggunakannya, terdapat beberapa langkah-langkah, yaitu:
- Petani harus menyediakan rimpang kunyit seukuran jempol, lalu memotongnya menjadi dua bagian.
- Buatlah sampel tanah dari lima titik yang berbeda. Empat titik berada di ujung lahan dan satu titik berada di tengah lahan. Semua sampel tersebut dijadikan satu ke dalam sebuah wadah, disiram dengan air secukupnya, lalu diaduk hingga merata.
- Masukkan satu bagian rimpang kunyit ke dalam adonan tanah tersebut dan biarkan hingga 30 menit.
- Bandingkan warna kunyit yang satunya lagi dengan kunyit yang telah dimasukkan ke dalam adonan tanah.
Jika warna kunyit menjadi lebih pudar, maka tanah tersebut memiliki pH rendah (bersifat asam), dan sebaliknya. Namun, jika kunyit tidak mengalami perubahan pada warnanya, maka tanah di lahan tersebut memiliki pH netral.
3. Mengukur pH tanah dengan indikator kubis merah
Bukan hanya kunyit, kubis merah juga menjadi tanaman yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat keasaman tanah.
Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan, yakni sebagai berikut:
- Petani mengambil bagian kepala kubis merah, lalu dipotong-potong hingga halus. Larutan yang dihasilkan kubis merah tersebut akan mengalami perubahan warna sesuai dengan pH larutan benda yang bersentuhan dengannya.
- Didihkan air destilasi. Perlu diingat bahwa air destilasi yang digunakan di sini harus merupakan air destilasi murni agar hasil pengukurannya lebih akurat.
- Masukkan irisan kubis merah ke dalam air destilasi yang mendidih tadi, lalu biarkan ia terendam hingga sepuluh menit.
- Saring rendaman kubis merah tersebut. Warna airnya yang ungu menunjukkan bahwa pH-nya bersifat netral.
- Terakhir, ujilah sampel tanah yang telah diambil dari lahan.
- Tuangkan beberapa inchi air ke dalam dua cangkir yang berbeda, lalu masukkan dua sendok tanah.
- Biarkan selama tiga puluh menit.
Jika airnya tidak berubah, maka pH tanah tersebut bersifat netral. Jika airnya berubah menjadi merah muda, maka tanahnya bersifat asam, sementara jika airnya berubah menjadi biru atau hijau, berarti tanahnya bersifat basa.
4. Mengukur pH tanah dengan indikator kertas lakmus
Cara mengukur tingkat keasaman tanah dengan kertas lakmus kurang lebih mirip seperti cara mengukur tingkat keasaman tanah dengan kunyit.
Kita hanya perlu melakukan beberapa langkah berikut ini:
- Petani perlu mengambil sampel tanah dari lahan dengan lima titik yang berbeda seperti yang dilakukan untuk indikator kunyit.
- Semua sampel dimasukkan ke dalam satu wadah, diberi air, lalu diaduk hingga merata. Kemudian, biarkan selama 15-30 menit hingga air dan tanahnya terpisah.
- Celupkan kertas lakmus selama satu menit ke dalam air hasil adonan tanah. Namun, perlu diingat bahwa kertas lakmus tersebut tidak boleh bersentuhan langusung dengan tanah.
Jika warna kertas lakmus tersebut berubah menjadi ungu, berarti pH tanahnya netral, jika warnanya berubah merah, berarti pH tanahnya bersifat asam, dan jika warnanya berubah biru, berarti pH tanahnya bersifat basa
No comments:
Post a Comment