Kakao atau Theobroma cacao L adalah jenid tanaman pohon yang sangat populer dengan olahan buahnya. Cokelat adalah olahan yang berasal dari biji kakao. Kakao diduga berasal dari daratan Amerika dan tepatnya di Amerika Selatan. Pohon kakao di alam bebas dapat mencapai ketinggian hingga belasan meter. Namun untuk pohon kakao budidaya ketinggiannya hanya dibuat mencapai 5 meter saja karena untuk memaksimalkan produksi buahnya.
Indonesia adalah penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan kontribusi sebesar 13% dari kebutuhan dunia. Hal tersebut didukung karena lokasi geografis Indonesia yang sangat cocok untuk budidaya kakao. Maka dari itu sangat tidak heran petani di Indonesia sangat banyak yang membudidayakan kakao.
Syarat tumbuh tanaman kakao
- Tanaman kakao tumbuh baik pada dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1200 mdpl
- Tanaman kakao membutuhkan curah hujan berkisar 1100-3000 mm/tahun
- Suhu ideal tanaman kakao yaitu 30-32 derajat celcius
- pH terbaik untuk tanaman kakao berkisar antara 6-7,5
Teknik Budidaya Tanaman Kakao
Persiapan Lahan
Budidaya kakao sangat mengharapkan tanah yang kaya akan nutrisi di dalamnya. Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma dan kotoran yang mengganggu. Gunakan tanaman penutup tanah seperti jenis tanaman polong-polongan. Pengolahan tanah budidaya kakao dapat dilakukan dengan cara mekanis.
Tanaman pelindung atau naungan
Tanaman pelindung dalam budidaya kakao sangatlah penting kegunaannya. Kegunaan utama dari pohon pelindung yaitu melindungi tanaman kakao dari paparan sinar matahari langsung. pohon pelindung juga berguna sebagai peredam suhu maksimum pada musim kemarau yang dapat merusak tanaman kakao. Kegunaan lainnya adalah sebagai penahan angina sebab daun muda pada tanaman kakao sangat mudah rontok apabila angina yang kencang.
Pohon pelindung pada tanaman kakao sebaiknya ditanam 1 tahun sebelum tanaman kakao ditanam. Tanaman penaung yang populer digunakan petani kakao adalah pohon gamal, lamtoro, dan albazia.
Pembibitan Tanaman Kakao
Tanaman Kakao dapat diperbanyak secara generatif dengan generatif dan juga vegetatif. Perbanyakan secara generatif dapat dilakukan dengan penyemaian biji kakao. Selain itu perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan stek ataupun okulasi.
Kebutuhan Bibit Tanaman Kakao
Jumlah bibit tanaman kakao yang dibutuhkan sangat tergantung dengan luas lahan tanaman kakao serta jarak tanaman yang akan digunakan. Pada jarak tanam 2,5 x 2,5 m membutuhkan bibit sekitar 1600 hingga 1650 batang bibit. Sedangkan untuk jarak tanam 3 x 3 m hanya membutuhkan bibit 1000 hingga 1100 batang.
Penanaman Bibit Kakao
Sebelum masuk ketahap penanaman sebaiknya pastikan terlebih dahulu bibit yang akan digunakan. Bibit kakao yang sudah siap untuk ditanam ke lahan adalah bibit yang telah berumur 5 bulan. pada umur tersebut bibit sudah mencapai ketinggian 50 cm dengan daun berjumlah 20-35 helai daun. Sedangkan batang sudah berdiameter 8 mm.
Selanjutnya setelah semua hal tersebut dipastikan maka hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah membuat ajir tanaman dengan ketinggian 1 m. Pengaturan jarak tanam harus disesuaikan dengan jumlah bibit yang sudah disiapkan.
Pemeliharaan Tanaman Kakao
Pada pemeliharaan tanaman kakao ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain pemangkasan, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan Tanaman Kakao
Ada tiga tipe pemangkasan pada budidaya kakao yaitu:
1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk pada tanaman buah kakao bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman kakao. Budidaya tanaman kakao sangat tergantung pada pertumbuhan cabang lateralnya sehingga pemangkasan cabang sangat bertujuan untuk membentuk cabang-cabang lateral tersebut. Cabang-cabang lateral adalah cabang yang akan memunculkan buah kakao.
Pemangkasan tahap pertama dilakukan dengan cara memangkas bagian pucuk tanaman kakao yang telah berumur 4-6 bulan setelah tanam. pemangkasan pucuk dilakukan pada ujung tunas paling atas hal tersebut dilakukan agar meningkatkan pertumbuhan cabang samping. Setelah itu lakukan pemangkasan tahap kedua setelah tanaman berumur 7-9 bulan. Pemangkasan bentuk tahap kedua dilakukan dengan cara memotong cabang lateral dengan tinggi 50 cm dari dasar tanah. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan cabang lateral tersebut.
2. Pemangkasan Tunas Air
Pemangkasan tunas air pada pohon muda bertujuan untuk membentuk pohon yang lebih kuat serta mengurangi cabang lateral yang tumbuh berlebihan. Sedangkan pada tanaman tua pemangkasan ini bertujuan untuk memicu pertumbuhan buah karena nutrisi yang seharusnya tersebar kecabang lateral dapat terfokuskan pada pertumbuhan buah saja.
Pemangkasan ini dilakukan setiap 90 hari sekali setelah tanaman dilakukan pemangkasan bentuk. Pemangkasan dilakukan pada cabang dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Selain itu pemangkasan juga dilakukan pada tunas vertical yang tidak tumbuh.
3. Pemangkasan Sanitasi
Pemangkasan ini bertujuan untuk mengurangi resiko terserang hama dan penyakit. Pemangkasan sanitasi akan memberikan sinar matahari yang masuk pada tanaman lebih banyak dan juga sirkulasi udara lebih teratur. Pemangkasan ini dilakukan setiap 4-5 bulan sekali dengan cara memotong cabang utama yang dianggap mengurangi sirkulasi udara dan menghalangi cahaya matahari. Pemangkasan ini juga bertujuan untuk meregenerasi cabang yang sudah tua dengan cabang yang lebih muda.
PenyianganPenyiangan harus dilakukan secara teratur agar pertumbuhan hama dan penyakit dapat dicegah sejak dini. Penyiangan sebaiknya dilakukan setiap satu bulan sekali. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan tanaman liar yang tumbuh disekitar wilayah pertanaman, dengan begitu unsur hara dapat maksimal diserap oleh tanaman kakao dan bukan tanaman pengganggu.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal dengan menggunakan pupuk urea TSP dan KCl. Dosis pupuk sendiri ditetapkan berdasarkan umur tanaman. Pemupukan pertama pada tanaman kakao dilakukan ketika tanaman telah berumur 2 bulan setelah tanam.
- Umur 2 bulan: 15 kg urea, 15 kg TSP, 9 kg KCl
- Umur 6 bulan: 15 kg urea, 15 kg TSP, 9 kg KCl
- Umur 10 bulan: 25 kg urea, 25 kg TSP, 13 kg KCl
- Umur 14 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 15 kg KCl
- Umur 18 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 45 kg KCl
- Umur 22 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 45 kg KCl
- Umur 32 bulan: 160 kg urea, 200 kg TSP, 250 kg KCl
- Umur 36 bulan: 140 kg urea, 250 kg TSP, 250 kg KCl
- Umur 42 bulan: 140 kg urea, 200 kg TSP, 250 kg KCl
Pengendalian Hama dan PenyakitTanaman kakao adalah salah satu jenis tanaman yang sangat rentan terserang hama dan penyakit. Maka dari itu diperlukan kemampuan dan pengetahuan lebih dalam mengelolanya. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga tanaman kakao agar tidak mudah terserang hama dan penyakit yaitu sanitasi lahan. Tanaman kakao yang terserang penyakit harus dibakar agar tidak menyebar ketanaman yang lainnya. selain itu pengendalian menggunakan pestisida juga penting dilakukan. Untuk hama seperti ulat kilan, ulat jaran, kutu, ngengat buah dapat dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida. Sedangkan untuk penyakit yang diakibatkan oleh jamur dapat dikendalikan dengan fungisida.
Penen
Panen buah kakao sudah dapat dilakukan ketika buah telah berumur 5-6 bulan setelah bunga muncul. Buah kakao yang sudah dapat dipanen memiliki warna yang kuning. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah langsung dari pohonnya dapat menggunakan pisau atau gunting buah yang tajam dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah pada pohon.
Setelah buah dipanen lakukan pemecahan buah untuk mengeluarkan bijinya. Selanjutnya biji buah dilakukan pengeringan dengan cara dijemur. Penjemuran ketika cuaca cerah dapat memakan waktu selama 2 hari. Setelah biji kakao kering dapat dilakukan sortasi berdasarkan bentuk dan kualitas, setelah itu buah barulah bisa dijual ke pengepul ataupun tengkulak,
No comments:
Post a Comment