Gangguan Somatoform - Hallo sahabat Didhiksty Blog, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Gangguan Somatoform, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel jurnal,
Artikel salinan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Gangguan Somatoform
link : Gangguan Somatoform
Anda sekarang membaca artikel Gangguan Somatoform dengan alamat link https://didhiksty.blogspot.com/2011/09/gangguan-somatoform.html
Judul : Gangguan Somatoform
link : Gangguan Somatoform
Gangguan Somatoform
ditulis oleh: dr Engelberta Pardamean, SpKJ Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan. Ada lima gangguan somatoform yang spesifik adalah: | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sebutkan jika: | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dengan tilikan buruk: jika untuk sebagian besar waktu selama episode berakhir, orang tidak menyadari bahwa kekhawatirannya tentang menderita penyakit serius adalah berlebihan atau tidak beralasan. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tuliskan seperti berikut: | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis: faktor psikologis dianggap memiliki peranan besar dalam onset, keparahan, eksaserbasi, dan bertahannya nyeri. Sebutkan jika: Akut: durasi kurang dari 6 bulan Kronis: durasi 6 bulan atau lebih | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gangguan nyeri berhubungan baik dengan faktor psikologls maupun kondisi medis umum Sebutkan jika: Akut: durasi kurang dari 6 bulan Kronis: durasi 6 bulan atau lebih Catatan: yang berikut ini tidak dianggap merupakan gangguan mental dan dimasukkan untuk mempermudah diagnosis banding. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak Digolongkan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
GANGGUAN PSIKOSOMATIK | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penggunaan kata "psikosomatik "baru digunakan pada awal tahun 1980-an. Istilah tersebut dapat ditemukan pada abad ke-19 pada penulisan oleh seorang psikiater Jerman Johann Christian Heinroth dan psikiater lnggns John Charles Bucknill. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nosologi DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) Psikosomatis | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Untuk membuat kategori secara klinis, DSM-IV mengandung format subkategorisasi yang membuat dokter dapat menspesifikasikan jenis faktor psikologis atau tingkah laku yang mempengaruhi kondisi medis pasien. Faktor-faktor tersebut dirancang sedemikian mencakup jangkauan yang luas dari fenomena psikologis dan tingkah laku yang tampaknya mempenganuhi kesehatan fisik. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kriteria Diagnostik Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kondisi Medis | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pilihlah nama bendasarkan sifat faktor psikologis (bila terdapat lebih dan satu faktor, nyatakan yang paling menonjol) Gangguan mental mempengaruhi kondisi medis (seperti gangguan depresif berat memperiambat pemulihan dan infark miokardium) Gejala psikologis mempengaruhi kondisi medis (misalnya gejala depresif memperlambat pemulihan dan pembedahan; kecemasan mengeksaserbasi asthma) Sifat kepribadlan atau gaya menghadapi masalah mempengaruhi kondisi medis(misalnya penyangkaian psikologis terhadap pembedahan pada seorang pasien kanker, perilaku bermusuhan dan tertekan menyebabkan penyakit kandiovaskular). Perilaku kesehatan maladaptif mempengaruhi kondisi medis (misalnya tidak olahraga, seks yang tidak aman, makan benlebihan). Respon fisiologis yang berhubungan dengan stres mempengaruhi kondisi medis umum(misalnya eksaserbasi ulkus, hipertensi, aritmia, atau tension headache yang berhubungan dengan stres). Faktor psikologis lain yang tidak ditentukan mempengaruhi kondisi medis (misalnya faktor interpersonal, kultural, atau religius) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
I. Gangguan Gastrointestinal | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
II. Gangguan Kardlovaskular | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
III. Gangguan Pemapasan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
IV. Gangguan Endokrin | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
V. GANGGUAN KULIT | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
VI. GANGGUAN MUSKULOSKELETAL | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
VII .PSIKO-ONKOLOGI | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Karena kemajuan pengobatan telah mengubah bahwa kanker dari tidak dapat disembuhkan menjadi penyakit yang seringkali kronis dan sering dapat diobati, aspek psikiatrik dan kanker (reaksi terhadap diagnosis dan terapi) semakin penting. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Masalah Paslen | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jika pasien mengetahui bahwa mereka menderita kanken, reaksi psikologis mereka adalah rasa takut akan kematian, cacat, ketidakmampuan, rasa takut ditelantarkan dan kehilangan kemandirian, rasa takut diputuskan dan hubungan, fungsi peran, dan finansial; dan penyangkalan, kecemasan, kemarahan, dan rasa bersalah. Kira-kira separuh pasien kanken menderita gangguan mental. Di antaranya gangguan penyesuaian (68%). Dengan gangguan depresif berat (13%) dan delirium (8%) merupakan diagnosis selanjutnya yang tersering. Walaupun pikiran dan keinginan bunuh diri sering ditemukan pada pasien kanker, insidensi bunuh din sebenarnya hanya 1.4 sampai 1.9 kali dari yang ditemukan pada populasi umum | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Faktor Kerentanan Bunuh Diri pada Paslen Kanker | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
CONSULTATION - LIAISON PSYCHIATRY (PSIKIATRI KONSULTASIPENGHUBUNG) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dalam psikiatri konsultasi-penghubung (consultation-liaison I C-L psychiatiy), yaitu suatu bidang keahlian yang berkembang dengan cepat dan semakin diperhatikan. Dokter psikiatrik berperan sebagai konsultan bagi sejawat kedokteran atau profesional kesehatan mental lainnya. Pada umumnya, psikiatnl C-L adalah berhubungan dengan semua diagnosis, terapetik, riset, dan pelayanan pendidikan yang dilakukan dokter psikiatrik di rumah sakit umum dan berperan sebagaijembatan antara psikiatrik dan spesialisasi lainnnya. Dokter psikiatrik C-L harus mengerti banyak penyakit medis yang dapattampak dengan gejala psikiatrik. Alat yang dimiliki oleh dokter psikiatrik C-L adalah wawancara dan observasi klinis serial. Tujuan diagnosis adalah untuk mengidentifikasi gangguan mental dan respon psikologis tenhadap penyakit fisik, mengidentifikasi diri kepribadian pasien, dan mengidentifikasi teknik mengatasi masalah yang karakteristik dari pasien.. Rentang masalah yang dihadapi dokter psikiatrik C-L adaiah luas. Penelitian menunjukkan bahwa sampal 65 % pasien nawat map medis memiliki gangguan psikiatrik. Gejala paling sering adalah kecemasan, depresi, dan diorientasi. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Masalah konsultasl-penghubuñg yang serlng: | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TERAPI GANGGUAN PSIKOSOMATIS | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konsep penggabungan psikoterapetik dan pengobatan medis, yaitu pendekatan yang menekankan hubungan pikiran dan tubuh dalam penbentukan gejala dan gangguan, memerlukan tanggung jawab bersama di antara berbagai profesi. Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dan sebagian besar gangguan psikomatik. Kedokteran psikosomatik terutama mempermasalahkan penyakit-penyakit tersebut yang menampakkan manifestasi somatik. Terapi kombinasi merupakan pendekatan di mana dokter psikiatrik menangani aspek psikiatrik, sedangkan dokter ahli penyakit dalam atau dokter spesialis lain menangani aspek somatik. Tujuan terapi medis adalah membangun keadaan fisik pasien sehingga pasien dapat berperan dengan berhasil, serta psikoterapi untuk kesembuhan totalnya. Tujuan akhirnya adalah kesembuhan, yang berarti resolusi gangguan struktural dan reorganisasi kepribadian. Psikoterapi kelompok dan terapi keluarga. Terapi keluarga menawarkan harapan suatu perubahan dalam hubungan keluarga dan anak, mengingat kepentingan psikopatologis dari hubungan ibu-anak dalam perkembangan gangguan psikosomatik. keluarga dan anak, mengingat kepentingan psikopatologis dari hubungan ibu-anak dalam perkembangan gangguan psikosomatik. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KESIMPULAN | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Demikianlah Artikel Gangguan Somatoform
Sekianlah artikel Gangguan Somatoform kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Gangguan Somatoform dengan alamat link https://didhiksty.blogspot.com/2011/09/gangguan-somatoform.html
No comments:
Post a Comment