Wednesday, 6 November 2019

Pembibitan Pisang yang Murah dan Sederhana Dapat dilakukan Dengan Metode ini


Pisang merupakan salah satu buah yang hampir ada di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Mungkin hanya berbeda jenis pisangnya saja. Semua orang suka memakannya baik langsung dimakan buahnya atau dijadikan beragam makanan dan minuman yang menggugah selera. Mulai dari anak-anak hingga orang tua menyukainya.

Kandungan gizi dan nutrisi di dalam daging buahnya sangat bermanfaat bagi tubuh. Misalnya, kandungan karbohidrat yang membuat kenyang saat disantap sehingga bisa menjadi makanan alternatif terutama yang sedang diet. Lagipula, harga pisang sangat terjangkau untuk semua orang tanpa kecuali.

Dengan kondisi seperti itu, pisang sangat cocok ditanam dan dibudidayakan untuk dipanen buahnya. Tidak sedikit yang berhasil membudidayakannya dengan mengambil bibit dari tunas anakan, bonggol batangnya, maupun bit-nya (belahan bonggol). Tunas pisang tersebut bisa diperbanyak secara konvensional ataupun teknik kultur jaringan. Selanjutnya, tunas-tunas yang jadi dan berkualitas bagus bisa segera ditanam sebagai bibit pohon pisang yang baru.

Kultur Jaringan Bibit Pisang | Sumber: petanitop.blogspot.com

Diketahui bahwa pembibitan pisang dengan teknik kultur jaringan (in vitro) membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, tidak heran jika hasil tunas pembibitannya dibanderol dengan harga tinggi sehingga tak terjangkau untuk petani bermodal kecil.

Sekarang, sudah ada cara pembibitan pisang sederhana yang bisa dilakukan sendiri. Tak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi dan hasil bibit pisangnya tidak kalah kualitasnya. Lalu, bagaimana cara pembibitannya yang sederhana tersebut? Silahkan simak di bawah ini.

Memilih pohon induk untuk pembibitan

Inilah langkah pertama yang harus Anda lakukan, yaitu mencari dan menentukan pohon pisang untuk dijadikan indukan. Tentu saja tidak boleh sembarangan memilihnya karena berkaitan dengan kualitas pohon pisangnya nanti di kemudian hari.

Pilihlah pohon indukan pisang yang sudah berbuah dan menghasilkan anakan. Atau jika tidak, pilihlah pohon pisang hasil kultur jaringan yang memiliki bonggol berdiameter minimal 15 cm. Selain itu, tanaman indukannya harus sehat dan terbebas dari hama dan penyakit. Anda bisa melihat kondisi fisik pohon pisangnya secara kasat mata.

Sumber: kabartani.com

Memperbanyak bibit pisang
  • Setelah pohon indukan dipilih, langkah pembibitan pisang berikutnya adalah memperbanyak bibitnya yang nanti akan ditanam lagi hingga tumbuh besar. Ada beberapa tahapan dalam memperbanyak bibit pisang, yaitu sebagai berikut.
  • Bibit diambil dari anakan atau bonggol pohon pisang yang baru dipanen. Lalu, dipisahkan dari rumpunnya dengan cara dicabut.
  • Selanjutnya, bonggol yang sudah dicabut dicuci dengan air bersih dan direndam dalam larutan fungisida yang mengandung benomil.
  • Langkah berikutnya, yaitu potong batang semu dengan menyisakan sekitar 20 cm dari pangkal batang. Lalu, buanglah semua pelepah daun yang masih menempel.
  • Perlu Anda ketahui bahwa ada dua perlakuan pada bibit pisang yang dipersiapkan untuk ditanam. Untuk bonggol anakan muda, perlu dibuang titik tumbuh utama. Adapun untuk bonggol tanaman yang barudipanen, tak perlu membuangnya karena memang tidak mempunyai titik tumbuh utama.
  • Setelah dibuang titik tumbuhnya, bisa ditanam di dalam pot, seedbed, atau polybag. Jangan lupa menyiramnya sehari sekali.
  • Tunas-tunas yang mulai tumbuh dengan ketinggian sekitar 20 cm bisa dipindahkan ke media tanah.
Sumber: kabartani.com

Itulah beberapa langkah cara memperbanyak pembibitan pisang yang cukup mudah dan sederhana. Selanjutnya, penanaman bibit pohon pisang bisa dilakukan di lahan yang sudah dipersiapkan. Pohon-pohon pisang tersebut dibiarkan begitu saja, bisa tumbuh sendiri hingga buahnya dapat dipanen. Namun demikian, tidak ada salahnya untuk sedikit merawatnya dengan membersihkan gulma di sekitar pohon pisang.

Lalu, apa keuntungan metode pembibitan pisang ini?

Keuntungannya adalah murah karena Anda tak perlu membeli bibit pohonnya. Selain itu, cara pembibitannya mudah dilakukan karena cukup sederhana. Saat mempraktikkan pembibitannya, Anda tak perlu menggunakan peralatan dan perlengkapan rumit. Dengan semua keuntungan tersebut, Anda bisa menghasilkan bibit pisang lebih banyak untuk ditanam dengan kualitas bagus.
Penulis: Arifin Totok

JENIS JENIS TANAMAN LEGUMINOSA


Kemampuan dalam mengikat Nitrogen (N) di udara dengan ditandai adanya bintil-bintil di perakaran merupakan ciri khas dari tanaman leguminosa atau legum. Terdapat dua jenis tanaman legm, yaitu legum semak (herba) dan legum perdu (pohon) yang membentuk pohon dan berkayu.

Legum semak umumnya digunakan sebagai pupuk hijau (green manure) dan tanaman penutup tanah (cover crop). Sedangkan legum perdu digunakan untuk penahan angin. Legum perdu biasanya ditanam di bagian pinggir sawah sebagai pagar pembatas. Kedua jenis legum tersebut memiliki kemampuan dalam memfiksasi N di udara dengan sangat efisien.

Nitrogen yang difiksasi oleh legum akan mulai tersedia di tanah dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman lain setelah perakaran legum terurai. Waktu yang dibutuhkan juga bervariasi, mulai dari 2-4 minggu setelah pemotongan legum. Untuk mendapatkan kandungan N yang maksimal, pemotongan dilakukan pada saat tanaman legum memasuki fase pertumbuhan generatif.

Saat legum mulai berunga, kandungan N dalam perakaran legum mencapai puncaknya. Selain itu rasio C (Karbon) dan N (Nitrogen) dalam tanaman juga rendah. Dengan keadaan tersebut, ketika tanaman legum dipotong maka bagian tanaman legum mulai dari daun, batang, bunga dan akar akan sangat mudah terurai dan menjadi sumber hara makro dan mikro bagi tanaman selanjutnya.

Berikut akan kami jabarkan jenis-jenis tanaman legum dan cara cara tanamnya.

Legum herba


Legum herba yang paling populer ditanam sebagai pupuk hijau dan mulsa organik diantaranya; Alfalfa (Medicago sativa L.), kembang telang (Clitoria ternatea), kacang sentro (Centrosema pubescens) dan kacang kedelai (Glycine max L.). Ketiga jenis legum tersebut memiliki kemampuan memfiksasi Nitrogen yang tinggi sekaligus mudah dalam hal penanaman maupun perawatan.

Selain itu leguminosa perdu juga memiliki kandungan protein dan serat yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan untuk campuran pakan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Bahkan beberapa peternakan di Australia, Amerika dan Eropa menggunakan pakan full grass feed, yaitu pakan yang diberikan 100% hijauan dan tidak ada campuran konsentrat. Dimana produk yang dihasilkan lebih sehat dan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan produk sejenis namun dengan menggunakan pakan konvensional atau campuran konsentrat.

Untuk meningkatkan kemampuannya dalam memfiksasi N di udara, maka perlu dilakukan inokulasi atau pemberian pupuk yang mengandung bakteri rhizobium sp pada biji. Saat ini sudah banyak berbagai pupuk rhizobium yang bisa kita dapatkan di toko pertanian maupun di toko online.

Cara menanam legum herba


Untuk meningkatkan daya kecambah biji legum dan efisiensi penggunaan biji, maka dilakukan penanaman di seed tray terlebih dahulu. Cukup dengan mengisi seed tray dengan pupuk kompos, tanam 2 biji legum ditiap lubang seed tray, siram dengan air secukupnya. Jangan melakukan penyiraman susulan hingga biji legum berkecambah. Hal ini dikarenakan biji legum sangat mudah rusak apabila kondisi media terlalu basah.

Apabila benih legum telah tumbuh 4-5 helai daun, tanaman siap dipindah ke lahan. Siapkan lubang tanam dengan ukuran 10X10X10 cm. Jarak antar lubang tanam 25X35 cm. Isi lubang tanam dengan pupuk kompos setengah bagian. Lepaskan benih legum dari seed tray dengan perlahan, usahakan untuk tidak merusak perakaran legum. Letakkan benih di lubang tanam, tutup dengan pupuk kompos, padatkan tanah dengan menekan tanah sekitar tanam secara perlahan kemudian siram dengan air secukupnya.

Setelah tanaman legum berumur 40 hari atau mulai berbunga, lakukan pemotongan dengan menggunakan cangkul tanaman hingga menyentuh tanah, sehingga seluruh bagian tanaman legum kecuali akar akan terpotong. Biarkan potongan tanaman legum tersebut terurai di permukaan tanah secara alami. Bagian legum yang tidak terurai nantinya akan berfungsi sebagai mulsa organik.

Beberapa keuntungan yang kita dapatkan dari sistem ini adalah : meningkatkan kandungan hara makro dan mikro dalam tanah dengan jumlah besar. Meningkatkan kemampuan serapan air di permukaan tanah. Mulsa organik dari tanaman legum yang tidak terurai akan menjaga tanah tetap lembab, meningkatkan kandungan bahan organik serta mencegah tumbuhnya gulma dan mencegah erosi tanah.

Legum perdu


Tanaman legum perdu atau pohon yang sering kita jumpai di pematang sawah diantaranya gamal (Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena glauca), kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan pohon turi (Sesbania grandiflora). Semua jenis tanaman tersebut memiliki kandungan nutrien khususnya protein yang tinggi, sehingga sering digunakan sebagai campuran pakan.

Cara menanam legum perdu :
Penaman dapat dilakukan secara vegetatif maupun generatif atau melalui biji. Namun ada baiknya menanam dengan cara vegetatif seperti stek batang karena lebih mudah dan sifat tanaman akan sama dengan induknya.

Untuk penanaman legum perdu pertama adalah persiapan bibit. Bibit yang digunakan adalah batang yang telah berwarna kecoklatan dengan diameter batang sebesar pensil dengan panjang 15cm. Untuk mendapatkan hasil bibit yang berkualitas dan mengurangi resiko kegagalan dalam penanaman, ada baiknya untuk membudidayakan di polybag terlebih dahulu.

Siapkan polybag ukuran 20x30cm. Isi dengan pupuk kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Tancapkan potongan batang legum perdu di campuran tanah dan kompos. Siram dengan air secukupnya. Setelah tanaman berumur 2-3 bulan, bibit siap dipindah ke lahan.

Siapkan lubang tanam dengan ukuran 30X30X30 cm, isi dengan pupuk kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Untuk memicu pertumbuhan bintil akar sehingga tanaman legum mampu memfiksasi Nitrogen di udara, tambahkan pupuk rhizobium sebanyak ½ sendok makan ditiap lubang tanam. Jarak tanam antar benih yang ideal adalah 2X3 m atau 3X3 m.

Keluarkan benih legum dari polybag dengan cara memotong plastik polybag dengan perlahan menggunakan cutter atau gunting, usahakan untuk tidak merusak serabut akar tanaman. Setelah polybag terlepas, masukkan tanaman ke dalam lubang tanam, tutup dengan sisa campuran pupuk dan tanah yang telah diberi pupuk rhizobium. Padatkan tanah dengan menekan secara perlahan menggunakan tanam, kemudian siram dengan air secukupnya.

TINGKAT KEASAMAN TANAH DAPAT DIKETAHUI DENGAN BEBERAPA CARA INI

 https://tipspetani.blogspot.com/2019/11/tingkat-keasaman-tanah-dapat-diketahui.html

Sebagai petani yang ingin berhasil, kita tentu harus menyesuaikan tanaman yang ingin ditanam dengan tingkat keasaman tanah.


Atau, jika kita ingin menanam tanaman yang cocoknya di tanah dengan keasaman rendah, kita harus tahu kadar keasaman tanah di lahan kita agar kita bisa mengurangi tingkat kemasamannya jika memang tanahnya masih terlalu asam.

Harga pH meter tanah digital biasanya dijual sekitar 300-ribuan. Mungkin banyak petani yang belum memiliki benda ini, sehingga mereka langsung saja menanam tanaman tanpa mengukur tingkat keasamannya terlebih dahulu.

Akibatnya, panen yang dihasilkan oleh tanaman menjadi tidak maksimal karena tanaman tidak disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.

Oleh karena itu, jika kamu adalah petani yang belum memiliki pH meter tanah namun tetap ingin tahu tingkat keasaman tanah di lahanmu, kamu dapat mengikuti langkah-langkah tradisional di bawah ini.

1. Mengukur pH tanah dengan indikator tanaman liar
https://tipspetani.blogspot.com/2019/11/tingkat-keasaman-tanah-dapat-diketahui.html
Pada tingkat asam dan basa tanah yang berbeda, tanaman liar yang tumbuh juga akan berbeda-beda. Tanaman liar di suatu lahan dapat dijadikan sebagai indikator paling sederhana untuk mengetahui apakah tanah tersebut bersifat asam atau basa.

Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah harendong (Melastoma Malabathricum). Jika suatu lahan banyak terdapat tanaman liar ini, berarti tanah pada lahan tersebut memiliki kadar pH yang rendah.

Untuk lebih jelasnya baca artikel berikut:

2. Mengukur pH tanah dengan indikator kunyit

https://tipspetani.blogspot.com/2019/11/tingkat-keasaman-tanah-dapat-diketahui.html

Kunyit memang sudah sangat populer untuk dijadikan sebagai ‘alat’ tradisional untuk mengukur tingkat keasaman tanah.

Walaupun demikian, mungkin masih banyak petani yang tidak mengetahui hal ini. Untuk menggunakannya, terdapat beberapa langkah-langkah, yaitu:

  • Petani harus menyediakan rimpang kunyit seukuran jempol, lalu memotongnya menjadi dua bagian.
  • Buatlah sampel tanah dari lima titik yang berbeda. Empat titik berada di ujung lahan dan satu titik berada di tengah lahan. Semua sampel tersebut dijadikan satu ke dalam sebuah wadah, disiram dengan air secukupnya, lalu diaduk hingga merata.
  • Masukkan satu bagian rimpang kunyit ke dalam adonan tanah tersebut dan biarkan hingga 30 menit.
  • Bandingkan warna kunyit yang satunya lagi dengan kunyit yang telah dimasukkan ke dalam adonan tanah.

Jika warna kunyit menjadi lebih pudar, maka tanah tersebut memiliki pH rendah (bersifat asam), dan sebaliknya. Namun, jika kunyit tidak mengalami perubahan pada warnanya, maka tanah di lahan tersebut memiliki pH netral.

3. Mengukur pH tanah dengan indikator kubis merah
https://tipspetani.blogspot.com/2019/11/tingkat-keasaman-tanah-dapat-diketahui.html
Bukan hanya kunyit, kubis merah juga menjadi tanaman yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat keasaman tanah.

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan, yakni sebagai berikut:

  • Petani mengambil bagian kepala kubis merah, lalu dipotong-potong hingga halus. Larutan yang dihasilkan kubis merah tersebut akan mengalami perubahan warna sesuai dengan pH larutan benda yang bersentuhan dengannya.
  • Didihkan air destilasi. Perlu diingat bahwa air destilasi yang digunakan di sini harus merupakan air destilasi murni agar hasil pengukurannya lebih akurat.
  • Masukkan irisan kubis merah ke dalam air destilasi yang mendidih tadi, lalu biarkan ia terendam hingga sepuluh menit.
  • Saring rendaman kubis merah tersebut. Warna airnya yang ungu menunjukkan bahwa pH-nya bersifat netral.
  • Terakhir, ujilah sampel tanah yang telah diambil dari lahan.
  • Tuangkan beberapa inchi air ke dalam dua cangkir yang berbeda, lalu masukkan dua sendok tanah.
  • Biarkan selama tiga puluh menit.

Jika airnya tidak berubah, maka pH tanah tersebut bersifat netral. Jika airnya berubah menjadi merah muda, maka tanahnya bersifat asam, sementara jika airnya berubah menjadi biru atau hijau, berarti tanahnya bersifat basa.

4. Mengukur pH tanah dengan indikator kertas lakmus

https://tipspetani.blogspot.com/2019/11/tingkat-keasaman-tanah-dapat-diketahui.html

Cara mengukur tingkat keasaman tanah dengan kertas lakmus kurang lebih mirip seperti cara mengukur tingkat keasaman tanah dengan kunyit.

Kita hanya perlu melakukan beberapa langkah berikut ini:

  • Petani perlu mengambil sampel tanah dari lahan dengan lima titik yang berbeda seperti yang dilakukan untuk indikator kunyit.
  • Semua sampel dimasukkan ke dalam satu wadah, diberi air, lalu diaduk hingga merata. Kemudian, biarkan selama 15-30 menit hingga air dan tanahnya terpisah.
  • Celupkan kertas lakmus selama satu menit ke dalam air hasil adonan tanah. Namun, perlu diingat bahwa kertas lakmus tersebut tidak boleh bersentuhan langusung dengan tanah.
Jika warna kertas lakmus tersebut berubah menjadi ungu, berarti pH tanahnya netral, jika warnanya berubah merah, berarti pH tanahnya bersifat asam, dan jika warnanya berubah biru, berarti pH tanahnya bersifat basa

YANG PERLU DIPELAJARI UNTUK SUKSES MENJADI SEBAGAI EXPORTIR PEMULA



Pemerintah gencar mendorong para pelaku ekonomi untuk bisa mengekspor produk usahanya ke mancanegara. Selain terus memperbaiki tata aturan dan pelayanan, pemerintah juga memberikan apresiasi kepada para pengusaha yang sudah mengekspor.

Misalnya, penghargaan Primaniyarta, penghargaan tertinggi dari pemerintah Indonesia kepada eksportir yang berprestasi. Harapannya, ini akan menjadi contoh bagi eksportir lainnya untuk meningkatkan kinerja ekspornya menjadi lebih baik.

Bagi anda yang ingin atau tengah berencana untuk mengekspor produk tetapi belum tahu prosedurnya, 4 langkah tata cara ekspor ini bisa menjadi referensi. Minimal, anda jadi tahu dasar-dasarnya sebelum anda memutuskan untuk konsultasi langsung di dinas perdagangan, misalnya. Keempat langkah tata cara ekspor itu adalah sebagai berikut.

Membuat Surat Kontrak Penjualan atau Sales Contract Process

  • Penerbitan Surat Jaminan Pembayaran Importir kepada Eksportir atau Letter of Credit (L/C) Opening Process
  • Penerbitan Dokumen Pengapalan/Pengiriman atau Cargo Shipment Process
  • Pencairan Dokumen Pengapalan/Klaim Atas Barang yang Sudah Dibayarkan Importir atau Shipping Documents Negotiations Process

Untuk lebih gamblangnya, mengenai pengertian dari 4 langkah tata cara ekspor itu, mari kita kupas satu per satu.

Membuat Surat Kontrak Penjualan

Surat Kontrak Penjualan atau Sales Contract Process adalah dokumen persetujuan antara eksportir dengan importir untuk melakukan proses jual beli. Dokumen ini berisi syarat pembayaran, harga, mutu, jumlah, cara pengangkutan/pengiriman, asuransi, dan lainnya.

Mungkin anda bertanya-tanya, kenapa di langkah pertama, tiba-tiba harus membuat dokumen kontrak? Sudah benar jika anda mempertanyakan hal tersebut. Sebab, sebelum masuk keempat langkah tersebut, memang ada proses yang sudah berjalan.

Seperti apa prosesnya?

1. Promosi

Yang pertama adalah promosi. Gampangnya begini. Ketika kita akan berjualan, yang perlu dilakukan pertama kali untuk memasarkan barangnya adalah promosi. Karena ini konteksnya ekspor, maka yang dicari adalah calon pembeli di luar negeri atau calon importir.

Ada banyak cara untuk melakukan promosi. Misalnya, menggunakan media online, elektronik, koran, majalah atau mengikuti pameran dagang. Bisa juga berkomunikasi dengan Kamar Dagang dan Industri, atase perdagangan, dan lainnya. Lembaga-lembaga tersebut berfungsi untuk membantu mempromosikan komoditi/produk siap ekspor pengusaha Indonesia.

2. Inquiry

Jika dari promosi tadi anda mendapatkan calon pembeli yang berminat, maka calon importir tersebut akan mengirimkan surat permintaan suatu komoditas tertentu (letter of inquiry). Surat ini biasanya berisi deskripsi barang, mutu, harga, dan waktu pengiriman

3. Offer Sheet

Selanjutnya, kita, yang akan mengekspor, harus menanggapi permintaan calon importir tadi dengan mengirimkan offer sheet. Offer sheet ini berisi keterangan sesuai permintaan importir mengenai deskripsi barang, mutu, harga, dan waktu pengiriman. Dalam offer sheet juga diinformasikan mengenai ketentuan pembayaran dan pengiriman sampel/brosur.

4. Order Sheet

Setelah calon importir mendapatkan penawaran dari kita, sebagai calon eksportir, dan mempelajari offer sheet itu, jika mereka setuju, maka mereka akan mengirimkan surat pesanan dalam bentuk order sheet (purchase order) kepada kita.

5. Sale’s Contract

Sesuai dengan data dari order sheet, selanjutnya eksportir akan menyiapkan surat kontrak jual beli (sales contract) yang ditambah keterangan klausul bencana alam dan klausul inspeksi. Sales contract ini ditandatangani oleh eksportir dan dikirimkan sebanyak 2 rangkap kepada importir.

6. Sale’s Confirmation

Calon importir akan mempelajari dokumen/surat jual beli tersebut. Apabila importir setuju, maka sales contract tersebut akan ditandatangani oleh importir untuk kemudian dikembalikan kepada eksportir sebagai sales confirmation. Sedangkan, 1 copy lain dari sales contract ini akan disimpan oleh importir.

L/C Opening Process

Setelah ada sales contract atau surat jual beli, proses berikutnya adalah;

  • Importir akan meminta bank devisa untuk membuka letter of credit, surat jaminan atas uang yang akan dibayarkan kepada calon eksportir sesuai kesepakatan yang tertera dalam sales contract.
  • Bank devisa (opening bank) akan membuka letter of credit di bank jaringannya yang ada di negara eksportir. Bank ini kita sebut sebagai advising bank.
  • Advising Bank ini akan memeriksa keabsahan dari letter of credit dari bank devisa calon importir tadi. Jika sudah benar, advising bank akan mengirimkan letter of credit sebagai jaminan atas barang yang akan diekspor.
Cargo Shipment Process


Setelah eksportir menerima letter of credit dari advising bank, maka yang harus dilakukan oleh kita, sebagai calon eksportir, adalah:

  • Calon eksportir memesan kapal di perusahaan pengapalan ekspor – impor. Proses ini tetap mengacu pada ketentuan yang ada di sales contract.
  • Setelah itu, calon eksportir wajib membuat Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di Kantor Bea Cukai di pelabuhan. Calon eksportir juga harus membayar pajak ekspor dan pajak ekspor tambahan di advising bank atau bank yang kita pakai dalam pelayanan ekspor – impor sesuai dengan yang tertera di sales contract.
  • Setelah urusan calon eksportir itu beres, perusahaan pengapalan akan memuat barang dan menyerahkan beberapa dokumen bukti pengapalan. Bukti-bukti pengapalan itu selanjutnya diserahkan eksportir kepada advising bank untuk meneruskannya ke bank devisa tempat importir berada.
  • Importir akan menerima dokumen pengapalan jika sudah melakukan pembayaran kepada bank devisa tempat ia berada. Dokumen ini sangat penting bagi importir karena itu adalah syarat pengambilan barang impor-nya. Tidak itu saja. Untuk bisa mengambil barangnya, importir juga harus menunjukkan bukti pembayaran terhadap agen jasa pengapalan barang impornya.

Shipping Document Negotiation Process

Ini adalah proses pengambilan uang yang telah dibayarkan oleh importir ke bank. Syarat untuk klaim uang atas barang yang sudah dikirimkan adalah dokumen dari perusahaan pengapalan yang sudah mengirimkan barang kepada importir.

  • Setelah menerima dokumen dari perusahaan pengapalan, eksportir akan menyiapkan dokumen lain yang disyaratkan dalam letter of credit, misalnya invoice, packing list, surat keterangan negara asal, daftar packing, dan lainnya. Setelah persyaratan itu semua lengkap, selanjutnya diserahkan kepada advising bank untuk memperoleh pembayaran sesuai yang ada di letter of credit.
  • Untuk mengeluarkan uang pembayaran, advising bank akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen pengiriman barang.
  • Jika sudah lengkap, dokumen-dokumen pengiriman barang itu akan dikirimkan kepada bank devisa di negara importir untuk mendapatkan uang pembayaran untuk eksportir.
  • Bank devisa akan memeriksa kelengkapan dokumen yang mereka terima. Jika sudah sesuai, bank devisa akan melunasi pembayaran kepada advising bank di Jakarta.
  • Kemudian, bank devisa menyerahkan dokumen itu kepada importir yang akan ia gunakan untuk mengambil barang yang diimpor.
Itulah dasar-dasar 4 langkah tata cara ekspor untuk pemula. Dengan memahami dasar-dasar ini, setidaknya saat nanti kita datang ke Dinas Perdagangan untuk melakukan konsultasi tata cara ekspor, kita tidak terlalu bingung lagi.


Jadi, tunggu apa lagi? Jika anda sudah punya produk dengan kualifikasi ekspor, kenapa tidak mulai melangkah untuk ekspor?

Penulis: Fuad Bakhtiar

Tuesday, 5 November 2019

TEKNIK KULTUR JARINGAN PADA SKALA RUMAH TANGGA


Saat ini, perkembangan teknologi kultur jaringan sudah mulai menampakkan geliatnya. Hal ini disebabkan oleh bibit tanaman yang dihasilkan dapat diperoleh secara serentak dan seragam serta dalam jumlah yang banyak. Sejatinya, sistem kultur jaringan tidaklah rumit dan susah. Syarat utamanya adalah mengenal tahapan-tahapan yang diperlukan untuk membiakkan tanaman dan ruang kerja yang digunakan harus terjaga kesterilannya.

Dalam pengaplikasian teknologi kutur jaringan skala rumah tangga, Anda dapat memodifikasi ruangan rumah Anda menjadi seperti dilaboratorium. Ruangan dapur dapat digunakan sebagai ruangan sterilisasi. Ruang kamar atau ruang kosong dapat digunakan sebagai ruang persiapan alat-alat laboratrium dan bahan-bahan kimia. Disini, juga perlu disiapkan kulkas khusus sebagai tempat penyimpanan berbagai hormon dan larutan.

Ruang inkubasi merupakan ruang yang diperlukan untuk meletakkan eksplan yang akan dikultur. Anda bisa menggunakan garasi mobil, beranda, atau halaman rumah. Namun, yang perlu diperhatikan, ruangan ini harus terjaga kesterilannya, dan memiliki suhu stabil 25ᵒC. Anda bisa menggunakan lampu neon 40 watt sebanyak 2 buah yang diletakkan 40 cm dari media kultur.

Ruangan ini juga bisa dijadikan sebagai ruang inokulasi (penanaman) sehingga perlu menyiapkan LAF (Laminar Air Flow Cabinet) sebagai tempat melakukan penanaman eksplan ke dalam botol.

Tahapan Perbanyakan Tanaman dengan Sistem Kultur Jaringan

Dalam memperbanyak tanaman dengan sistem kultur jaringan, dibutuhkan setidaknya 5 tahapan yang harus dilakukan antara lain pemilihan dan penyiapan sumber eksplan, inisisasi kultur, multipikasi/perbanyakan, subkultur pemanjangan tunas, dan aklimatisasi plantet ke lingkungan.

Beberapa Teknik Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

Kultur jaringan sendiri memiliki banyak teknik dalam pengaplikasiannya. Dalam mengembangkan kultur jaringan skala rumah tangga, tentu sedikit berbeda dengan kultur jaringan skala industri. Anda harus memilih teknik kultur jaringan yang tepat agar tingkat keberhasilannya semakin tinggi.

Sumber: Wikipedia

Berikut ini adalah beberapa teknik kultur jaringan skala rumah tangga yang dapat Anda coba di rumah.
1. Penaburan Biji

Teknik ini biasa dilakukan untuk memperbanyak anggrek. Caranya adalah pilih biji tanaman yag tua namun belum pecah. Bji ini kemudian disterilisasi, bisa dengan dibakar atau direndam ke dalam larutan steril. Setelah itu, biji tua disayat dan akan menampakkan biji muda yang masih hijau. Biji inilah yang akan dikultur untuk memperbanyak anggrek.

2. Stek Mikro

Teknik stek mikro merupakan teknik kutur jaringan dengan cara mengambil bagian tumbuhan, baik daun maupun tunas, yang kemudian dikultur. Teknik ini tergolong teknik yang paling mudah karena jaringan yang diambil sudah merupakan jaringan yang mengarah ke pertumbuhan tertentu.

3. Kultur Meristem

Kultur meristem merupakan salah satu teknik kultur jaringan dimana eksplan yang akan digunakan berupa jaringan meristematik. Jaringan meristem dipilih karena cenderung stabil sehingga tanaman yang dihasilkan akan identik dengan donornya.

4. Kultur Kalus

Kalus merupakan satu kumpulan sel yang berasal dari sel-sel jaringan yang mengalami pembelahan secara terus menerus dan berpotensi membentuk akar, tunas, atau embrio yang akan berkembang menjadi plantlet. Tujuan dari kultur kalus ini adalah untuk memproduksi plantlet secara besar-besaran dan juga menghasilkan variasi aksomal dan memproduksi metabolit sekunder.

5. Penggandaan Kromosom (poliploidi)

Teknik ini biasa digunakan untuk membuat tanaman raksasa atau tanaman yang ukurannya lebih besar dari ukuran aslinya. Hal ini biasa dilakukan dengan menggunakan teknik penggandaan kromosom atau cloning.

Caranya yaitu dengan memberikan zat penghambat yang disebut kolkisin. Kolkisin memiliki keampuan untuk melipatgandakan kromosom. Namun, yang perlu diingat adalah pemberian kolkisin dilakukan pada saat pertumbuhan sel tanaman mencapai tahap telofase.

Monday, 4 November 2019

CARA MENGURANGI KERONTOKAN BUNGA PADA BUAH NAGA



Buah naga merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Meksiko. Seiring berjalannya waktu, buah ini pun mulai dibudidayakan di benua Asia, termasuk Indonesia. Sehingga tidak sulit untuk menemukan buah ini di pasaran. Baik di pasar tradisional ataupun supermarket.

Buah naga sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Rasanya yang enak serta manfaat yang besar bagi tubuh membuat buah ini sering dikonsumsi oleh orang-orang. Selain itu, karena bentuknya yang unik, tak jarang juga buah naga dijadikan sebagai hiasan dipekarangan rumah.

Tanaman ini serupa dengan pohon kaktus ya guys, batangnya berwarna hijau serta memiliki banyak duri. Nantinya, dari duri inilah bunga naga akan tumbuh. Selain itu, buah naga berbentuk bulat dan sedikit oval, serta kulitnya yang menyerupai kulit naga.

Tanaman naga dapat hidup dengan baik di dataran rendah atau daerah yang memiliki suhu cukup panas. Seperti di tepi pantai. Tanaman ini sebenarnya bisa tumbuh pada media tanah dengan kondisi apapun. Namun, mereka sangat rakus akan unsur hara, jadi penting bagi kamu untuk memberikan nustrisi pada tanah sebelum ditanami bibit naga.

Buah naga termasuk tanaman yang tangguh, mereka juga jarang sekali terkena serangan hama. Tetapi, tanaman naga juga sedikit manja loh. Umumnya mereka sangat sulit berbuah tanpa bantuan orang lain untuk melakukan proses perkawinan. Oleh sebab itulah, bagi petani pemula sering kali mendapatkan tanaman naganya berbunga, namun gagal berbuah.

Hal ini disebabkan karena bunga naga rontok sebelum sempat menjadi bakal buah. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini. Namun umumnya karena tidak adanya bantuan dari pihak petani dalam melakukan penyerbukan bunga. Untuk itu, berikut kami paparkan 7 penyebab bunga buah naga menjadi rontok dan cara merawat bunga buah naga agar tidak rontok.

1. Bunga rontok karena faktor petani

Seperti yang sudah kita sebutkan sebelumnya, bantuan petani sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bunga naga untuk berkembang menjadi buah. Bila hanya mengharapkan bantuan angin ataupun lebah, kemungkinan bunga naga berubah menjadi buah sangatlah kecil. Untuk itu, kamu selaku petani harus melakukan penyerbukan sendiri.

Bunga naga hanya mekar satu kali, dan itu terjadi di malam hari. Bila sampai pagi tidak ada terjadi penyerbukan, bunga akan rontok dan gagal berbuah. Saat melakukan penyerbukan, ada beberapa alat yang harus kamu siapkan, antara lain kuas yang berfungsi untuk mengambil serbuk sari, serta ember yang nantinya sebagai tempat menampung serbuk sari yang sudah diambil. 

Kamu bisa mengambil serbuk sari dari beberapa bunga sekaligus, dan dicampur di dalam ember. Setelah itu, ambil serbuk sari yang ada pada ember. Kemudian letakkan secara perlahan pada kepala putik. Sampai disini, proses penyerbukan telah selesai dilaksanakan. Setelah itu kamu hanya perlu menunggu sampai bunga berubah menjadi buah. 

2. Bunga rontok karena serangan hama

Meskipun batang tanaman naga cukup kebal terhadap hama, namun tidak dengan bunganya. Bunga yang sudah melewati fase penyerbukan pun masih dapat rontok karena serangan hama. Ada beberapa hama yang biasanya menyerang bunga naga, dan masing-masing hama pun menyerang bagian yang berbeda-beda. 

Ulat misalnya, hama jenis ini akan memakan bakal buah yang baru saja terbentuk setelah proses penyerbukan. Selain itu, hama lain yang dapat menyerang bunga naga adalah hama penggerek. Hama jenis ini biasanya akan menghisap cairan sel pada bakal buah yang baru terbentuk.

Solusi yang dapat kamu terapkan adalah pemberian pestisida pada tanaman. 

3. Bunga rontok karena faktor alam

Alam bukan hanya membantu penyerbukan bunga naga, namun bisa juga bersifat sebaliknya. Cuaca ekstrim yang sering terjadi saat musim hujan juga dapat membuat bunga naga menjadi rontok. Curah hujan yang tinggi membuat bunga menjadi basah.
Dalam hal ini, terkadang serbuk sari menjadi lengket satu sama lain disebabkan oleh air yang mengikat mereka. Sehingga serbuk sari tidak bisa membuahi kepala putik. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa menggunakan plastik untuk menutupi bunga agar bunga terlindung dari curah hujan yang tinggi.

4. Bunga rontok karena kekurangan nutrisi

Pada saat memasuki fase berbuah dan berbunga, tanaman naga akan membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang banyak. Ada banyak sekali yang mereka butuh, namun yang memiliki persentase terbanyak adalah unsur fosfat dan juga unsur kalium.

Bila tanah yang menjadi media tanam kekurangan unsur ini, maka dapat penyebabkan bunga naga mengalami kerontokan. Apalagi bila tanaman juga kekurangan air, hal ini dapat menyebabkan kerontokan menjadi semakin parah.

Solusi yang bisa kamu terapkan antara lain dengan memberikan pupuk yang kaya akan Kalium dan juga mencukupi pasokan air bagi tanaman.

Nah itulah 4 cara merawat bunga buah naga agar tidak rontok. Penting bagi kamu untuk mengenali penyebab apa saja yang menyerang tanaman nagamu, sehingga kamu bisa memberikan solusi yang sesuai dengan agar permasalahannya.

Bila kamu menanam buah naga dalam skala besar, jangan lupa untuk selalu membantu proses penyerbukan bunga. Sebab, waktu mekar yang singkat serta kurangnya faktor penolong lain seperti lebah ataupun angin membuat tingkat keberhasilan bunga sangatlah kecil bila proses penyerbukannya tidak kamu bantu.

Umumnya bunga sudah mulai mekar pada pukul 8 malam dan berakhir pada saat pagi. Kamu bisa melakukan penyerbukan dalam rentang waktu tersebut. Ini terkadang memang menjadi tantangan tersendiri bagi para petani, karena bunga naga mekar disaat memasuki waktu tidur. Sehingga sedikit banyak dapat memberatkan bagi petani. Terlebih bila siang hari sudah beraktivitas terlalu banyak.

Sunday, 3 November 2019

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JERUK DAN CARA PENANGGULANGGANNYA


Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan yang dibudidayakan masyarakat petani dibeberapa daerah di Indonesia.

Namun kualitas dan produktifitas buah jeruk yang dihasilkan rata-rata masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah teknik budidaya, kualitas bibit yang digunakan, serta penangananan hama maupun penyakit.

Serangan hama dan penyakit tanaman jeruk merupakan faktor utama penyebab rendahnya produksi maupun kualitas buah jeruk yang dihasilkan.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengenalan terhadap jenis hama penyakit, penyebab penyakit, gejala serangan dan cara pengendaliannya.


Berikut ini jenis-jenis hama dan penyakit tanaman jeruk, serta penyebab, gejala serangan dan upaya pengendaliannya :

1. Kutu loncat (Diaphorina citri.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
b). Gejala serangan: tunas keriting, tanaman mati.
c). Cara engendalian : dengan penyemprotan menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, selain itu buang bagian tanaman yang terserang.

2. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)

a). Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga.
b). Gejala serangan : daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
c). Cara pengendalian : menggunakan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

3. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)

a). Bagian yang diserang adalah daun muda.
b). Gejala serangan : alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung,rontok.
c). Cara pengendalian: semprotkan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP), Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah atau dibakar.

4. Tungau (Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah.
b). Gejala serangan : bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
c). Cara pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

5. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)

a). Bagian yang diserang adalah buah.
b). Gejala serangan : lubang yang mengeluarkan getah.
c). Cara pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

6. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)

a). Bagian yang diserang Helopeltis antonii.
b). Gejala serangan : bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
c). Cara pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

7. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)

a). Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.
b). Gejala serangan : bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua.
c). Cara pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

8. Thrips (Scirtotfrips citri.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda.
b). Gejala serangan : helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
c). Cara pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.

9. Kutu dompolon (Planococcus citri.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai buah.
b). Gejala serangan : berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
c). Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

10. Lalat buah (Dacus sp.)

a). Bagian yang diserang adalah buah muda hingga buah yang hampir masak.
b). Gejala serangan : lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
c). Cara pengendalian : gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Prrofenofos dicampur Metomil dan menggunakan perangkap Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

11. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)

a). Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai.
b). Gejala serangan : daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
c). Cara pengendalian : gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

12. Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)

a). Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
b). Gejala serangan : daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
c). Cara pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Penyemprotan menggunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
11 Jenis Penyakit Tanaman Jeruk, Penyebab, Gejala dan Cara Pengendaliannya

1. Penyakit CVPD

a). Penyebab : Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
b). Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
c). Gejala serangan : daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
d). Cara pengendalian : gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

2. Tristeza

a). Penyebab : virus Citrus tristeza dengen vektor Toxoptera.
b). Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.
c). Gejala serangan : lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
d). Cara pengendalian : perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

3. Woody gall (Vein Enation)

a). Penyebab : virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii.
b). Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange.
c). Gejala serangan : Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
d). Cara pengendalian : gunakan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

4. Penyakit Blendok

a). Penyebab : jamur Diplodia natalensis.
b). Bagian yang diserang adalah batang atau cabang.
c). Gejala serangan : kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
d). Cara pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

5. Embun tepung

a). Penyebab: jamur Odidium tingitanium.
b). Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda.
c). Gejala serangan : tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
d). Cara pengendalian : gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

6. Penyakit Kudis

a). Penyebab : jamur Sphaceloma fawcetti.
b). Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah.
c). Gejala serangan : bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
d). Cara pengendalian : pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

7. Busuk buah

a). Penyebab : Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
b). Bagian yang diserang adalah buah.
c). Gejala serangan : terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
d). Cara pengendalian : hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benomyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

8. Busuk akar dan pangkal batang

a). Penyebab : jamur Phyrophthoranicotianae.
b). Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning.
c). Gejala serangan : tunas tidak segar, tanaman kering.
d). Cara pengendalian : pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

9. Buah gugur prematur

a). Penyebab : jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.
b). Bagian yang diserang: buah dan bunga
c). Gejala serangan : dua – empat minggu sebelum panen buah gugur.
d). Cara pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

10. Jamur upas

a). Penyebab : Upasia salmonicolor.
b). Bagian yang diserang adalah batang.
c). Gejala serangan : retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
d). Cara pengendalian : kulit yang terinfeksi dikelupas dan dioles fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

11. Kanker

a). Penyebab : bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri.
b). Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah.
c). Gejala serangan : bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm.
d). Cara pengendalian : Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...