Monday, 30 November 2020

Bisnis Budidaya Jenitri



Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. 

Jenitri

Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, 80% kebutuhan Rudraksha di dunia dipasok dari Indonesia. 

Dari beberapa daerah tersebut, biji Jenitri yang paling terkenal berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan ini mayoritas ditanami pohon Jenitri.

Budidaya Jenitri
Tanaman Jenitri memiliki siklus panen setengah tahun sekali dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Tanaman yang berbuah pada usia tanam 3 - 5 tahun ini biasanya akan dipanen pada bulan Juli hingga Desember. 

Perawatan intensif diperlukan ketika pohon Jenitri masih kecil atau pada tahun pertama setelah penanaman. Setelah itu pohon Jenitri hanya membutuhkan perawatan ringan sembari menunggu berbuah dan panen.

1. Persiapan Bibit Pohon Jenitri

Bibit pohon Jenitri sebaiknya berasal dari cangkok atau okulasi. Bibit pohon Jenitri yang berasal dari cangkok atau okulasi memiliki beberapa kelebihan lebih capat berbuah di bandingkan dengan bibit yang berasal dari biji. Namun bibit yang berasal dari cangkok biasanya harganya lebih mahal. Adapun caran membuat bibit dari biji adalah sebagai berikut :
Pilihlah biji Jenitri yang sudah tua dan rendamlah biji teresebut.
Siapkan polybag yang sudah diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Benamkan biji Jenitri pada polybag yang telah di siapkan tersebut.
Siramlah sekali setiap hari, dalam beberapa hari biji Jenitri akan tumbuh.
Biarkan biji yang tumbuh tersebut hingga ketinggian 30 - 50 cm sebelum di pinahkan ke lahan budidaya.

2. Penanaman Bibit Pohon Jenitri

Siapkan lubang tanam pada lahan budidaya dengan jarak 4 - 6 m. Lubang di buat berukuran lebar 30-50cm dengan kedalaman 50 cm.
Isi lubang tersebut dengan campuran pupuk kandang dan tanah humus dengan perbandingan 1:1
Tanamlah bibit buah Jenitri pada media yang sudah disiapkan. Penanaman sebaiknya di lakukan pada sore hari agar tidak layu atau stress. Kemudian siram dengan air secukupnya.
Berilah pagar atau pelindung dari batang bambu atau kayu untuk melindungi bibit yang baru ditanam.

3. Perawatan Pohon Jenitri

Lakukan perawatan secara intensif pada bibit yang telah tertanam tersebut yaitu dengan cara penyiraman setiap hari, penggemburan tanah, penyiangan gulma, pengendalian hama dan pemupukan dengan pupuk organik maupun anorganik.

Perawatan intensif diperlukan pada tahun pertama setelah penanaman bibit pohon jenitri, selanjutnya dapat di lakukan perawatan sebelum dan setelah berbuah.

4. Pemanenan Buah Jenitri

Jika tumbuh subur maka pohon jenitri akan berbuah pada usia 3 - 5 tahun. Buah yang siap panen yaitu buah yang telah matang, berwarna kehitam seperti anggur matang. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan tangga atau steger dari bambu.

Petiklah buah jenitri dengan hati hati dan pilihlah hanya yang sudah matang saja, yang masih muda berwarna hijua biarkan hingga matang untuk memperoleh mutu biji jenitri yang bagus dan bernilai jual tinggi.

Pasar, Kualitas, & Harga Biji Jenitri

Permintaan biji Jenitri atau Rudraksha India, Nepal, Bangladesh hingga China. Setiap biji Jenitri atau Rudraksha sangat bervariasi harganya, ada satu biji yang yang dihargai Rp25 rupiah, tapi ada juga yang dihargai hingga piluhan juta rupiah. Variasi harga ditentukan oleh beberapa kriteria, seperti jenis biji, ukuran biji, garis atau mukhis, semakin kelihatan atau semakin dalam semakin mahal, daging lebih tebal semakin tebal semakin mahal. 

Jenitri memiliki banyak variasi mukhis antara 1 hingga 30, rata-rata Jenitri memiliki 1-8 mukhis, semakin banyak semakin langka, semakin mahal harganya. Untuk Jenitri dengan 4 mukhis dengan diameter 5,5 mili dihargai Rp1-1,5 juta per kilo. Jenitri dengan mukhis 4-9 dengan Rp1,5 juta per kilo. Sedangkan untuk Jenitri dengan mukhis 8-10 sempat dihargai Rp3 juta per biji, 11-15 mukhis Rp10 juta per biji, dan 16-21 mukhis mencapai Rp17-19 juta per biji. 

Naik turunnya harga Jenitri dipengaruhi oleh permintaan untuk jenis tertentu. Tahun 2014-2015 untuk jenis Medana dengan Mukhis 10 dihargai Rp150 ribu per butir. Namun, karena perubahan selera dan permintaan jenis dan motif Jenitri, harga Jenitri Medana saat ini hanya dihargai Rp150 per butir. 

Setelah jenis Medana, Jenitri jenis Blitar diminati oleh pasar. Untuk KW-1 dihargai Rp20 juta per kalung dengan isi 114 biji, dan untuk KW-3 Blitar dihargai hingga Rp60 ribu per butir. Hingga saat ini permintaan pasar masih untuk Jenis Blitar, harga masih bertahan Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per butir.

CARA MENANAM TANAMAN HIAS BUNGA GRADIOL YANG SANGAT MUDAH


Gladiol atau gladiolus adalah salah satu jenis tanaman bunga semusim yang dapat diperbanyak melalui 2 cara yaitu melalui cara generatif (menggunakan benih atau biji) dan cara vegetatif (melalui umbi atau kultur jaringan). Perbanyakan melalui umbi lebih umum digunakan karena hasilnya lebih cepat dibandingkan perbanyakan melalui biji. Terdapat beberapa jenis bunga gradiol, bunga gradiol ini memiliki banyak warna yang indah seperti kuning, biru, merah, ungu dan lain sebagainya.

Tanaman Bunga Gradiol termasuk tanaman berbunga yang mudah dan cepat tumbuh. Namun kondisi yang ideal untuk menanam bunga ini yaitu:
  • Memiliki iklim sejuk, mulai dari dataran rendah hingga tinggi dengan ketinggian 500-1500 mdpl.
  • Memiliki suhu rata-rata 10 hingga 27 derajat celcius
  • Memiliki curah hujan 2000-2500 mm/tahun.

Jika anda ingin menanam atau budidaya tanaman hias bunga gradiol ini sebagai tanaman hias dirumah anda, berikut selngkapnya:

Cara Budidaya Tanaman Hias Gradiol

1. Pertama siapkan dahulu umbi gradiol yang bisa anda dapatkan dengan membelinya di pusat pembibitan tanaman. Pilihlah umbi dengan kualitas bagus. Hindari umbi yang pipih atau kempis, pilih umbi yang besar dan tebal. Hal tersebut karena jika umbi gradiol memiliki diameter yang besar akan memungkinkan jika tanaman menghasilkan bunga yang lebih besar pula. Dengan sedikit perawatan umbi gradiol dapat anda simpan hingga bertahun-tahun.




2. Tanaman Gradiol yang sudah tumbuh besar dan berbunga akan menghasilkan umbi yang baru yang bisa ditanam kembali. Pisahkan induk umbi dengan anakan umbi yang menempel. Pisahkan dengan hati-hati dan pastikan daun tidak terpisah dari umbinya.


3. Letakkan umbi pada koran, keringkan umbi di tempat yang teduh dan kering selama 2-3 minggu.

4. Setelah itu, bersihkan umbi dari debu dan sisa yanaha yang masih menepel pada kulit luar. Lalu hilangkan lapisan kulit kering pada umbi dengan menggunakan tangan.

5. Umbi siap ditaman pada tahun berikutnya

Sunday, 29 November 2020

BEBERAPA JENIS BAMBU YANG ADA DI INDONESIA


Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.

Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari.

Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia.

Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.
  • Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
  • Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
  • Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
  • Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
  • Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
  • Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.


Bambu Tutul (Bambusa maculata)
  • Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa.
  • Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tulda Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa
  • Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.



Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
  • Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
  • Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
  • Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa.
  • Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa.
  • Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa.



Bambu Apus (Gigantochloa apus)

  • Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa.



  • Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
  • Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes) di Jawa.



Bambu Legi (Gigantochloa atter)
  • Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
  • Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
  • Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan.
  • Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
  • Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.
  • Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera.
  • Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa.
  • Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali.
  • Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera
  • Gigantochloa verticillata (bambu Hitam)
  • Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.
  • Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa.
  • Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa.
  • Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
  • Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
  • Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera.
  • Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian.
  • Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  • Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Sumatera dan Jawa.
  • Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.

Meski memiliki banyak spesies dan dulu tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan oleh konversi lahan menjadi daerah pemukiman.

Kalau di desa saya, bambu masih tumbuh dengan suburnya meskipun terbatas pada jenis Bambusa arundinacea (Bambu Ori) dan terkadang Bambu Apus (Gigantochloa apus). Bagaimana dengan di tempat sobat?.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Ordo: Poales; Famili: Poaceae; Bangsa: Bambuseae.

Friday, 27 November 2020

PENATAAN LAHAN MIRING DENGAN METODE SALT


Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk tanaman keras.

Di sisi lain, kebutuhan bahan pangan semakin tinggi, mengingat jumlah populasi penduduk yang terus meningkat saban harinya. Oleh karena itu ekstensifikasi lahan pertanian pangan menjadi salah satu pilihan yang tak bisa dihindari. Sehingga pemanfaatan lahan miring untuk kegiatan pertanian menjadi salah satu pilihan yang realistis ditengah keterbatasan lahan yang ada.

Pada tahun 1971, di Filipina diperkenalkan sebuah metode untuk menata lahan miring oleh Mindanao Baptist Rural Life Center (MBRLC). Dikemudian hari, teknik yang populer dengan nama SALT tersebut diakui sebagai salah satu metode terbaik dalam menata lahan miring. Teknik SALT diyakini mampu meminimalkan erosi, membantu mengembalikan struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan produksi tanaman, mudah dipraktekkan karena menggunakan alat sederhana, membutuhkan tenaga yang rendah sehingga cocok untuk petani berlahan sempit, dan tidak membutuhkan modal besar. Setidaknya, ada 10 langkah untuk menerapkan teknik menata lahan miring dengan metode SALT, berikut langkah-langkahnya.

Langkah 1. Membuat alat kerja

Gambar 1. Menggunakan frame A

Hal pertama yang harus dilakukan untuk menata lahan miring adalah membuat alat kerja yang dinamakan Frame A. Sebuah alat yang berbentuk menyerupai huruf A, terbuat dari kayu ataupun bambu. Alat ini bisa dibuat sendiri dengan mudah. Caranya, pilih tongkat kayu atau bambu yang kuat tetapi jangan terlalu besar. Potonglah tongkat tersebut dengan panjang 1,5 meter sebanyak 2 buah, yang nantinya akan berfungsi sebagai kaki penopang. Kemudian buat lagi potongan tongkat lain dengan panjang ½ meter, yang akan dipakai untuk bagian palang. Satukan salah satu ujung dari kedua tongkat yang berfungsi sebagai kaki penopang, bisa dengan cara diikat ataupun dipaku. Kemudian ujung lainnya letakkan ditanah yang datar, beri jarak sejauh 1 meter antar ujung tersebut sehingga membentuk segitiga. Pasang dan ikatkan, tongkat yang ketiga pada segitiga tersebut sehingga membentuk huruf A. Paku atau ikat dengan kuat. Frame A ini akan digunakan untuk membuat garis lintasan.

Langkah 2. Membuat garis lintasan

Gambar 2. Menemukan garis lintasan

Menemukan titik-titik lintasan
Tahap selanjutnya dalam menata lahan miring adalah menentukan titik-titik lintasan. Sebaiknya untuk menentukan titik-titik lintasan ini diikerjakan oleh 2 orang, satu memegang alat Frame A, satu lagi menancapkan patok pada setiap titik yang ditandai. Pertama-tama potonglah tongkat kayu atau bambu sepanjang 30 cm untuk patok atau tiang pancang. Banyaknya patok disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan luas lahan yang akan kita tata. Bersihkan lahan dari semua rintangan dan semak belukar untuk memudahkan menentukan titik lintasan dan memberi tanda.

Pilih sembarang titik dimana garis lintasan akan dibentuk. Mulailah bekerja pada areal yang paling tinggi. Cara mengerjakannya sebagai berikut, letakan salah satu kaki (kita sebut saja kaki belakang) dari Frame A di atas tanah. Cari tempat untuk meletakkan kaki yang lain (sebut saja kaki depan) di atas tanah yang tingginya sama dengan kaki belakang. Untuk memastikan ketinggian tanah antara kaki belakang dan kaki depan telah sama, gunakan benang yang diikatkan pada ujung segitiga Frame A bagian atas. Sedangkan ujung benang lainnya diberi pendulum, boleh paku atau benda lainnya. Apabila garis benang tersebut membagi bidang Frame A sama besar (lihat Gambar 1), bisa dikatakan kedua permukaan tanah sama tinggi. Fungsi benang dan pendulum bisa juga digantikan dengan meletakkan water pass pada palang Frame A, dimana gelembung air harus berada di tengah.

Ketika kita dapat meletakkan kedua kaki Frame A pada ketinggian tanah yang sama, berarti kita sudah berhasil menentukan titik lintasan. Berilah tanda dengan patok yang telah dibuat pada kaki bagian belakang. Selanjutnya, putarlah kaki belakang Frame A dimana kaki bagian depan berfungsi sebagai poros (jangan diangkat). Sekarang kaki belakang jadi kaki depan dan kaki depan jadi kaki belakang. Carilah permukaan tanah yang mempunyai ketinggian yang sama dengan kaki yang menjadi poros. Nah, sekarang angkat bagian poros dan tandai dengan patok. Begitu selanjutnya untuk menentukan titik-titik lintasan.

Menentukan garis lintasan
Gerakkan Frame A terus menerus ke arah depan dengan cara seperti diatas. Berilah tanda dengan patok pada setiap titik yang didapatkan (lihat Gambar 2). Lakukan terus langkah tersebut hingga tiba pada titik terakhir dari areal lahan kita. Kemudian tarik garis yang menyambungkan titik yang telah dibuat. Sekarang kita sudah menemukan garis lintasan.

Gambar 3. Mengukur garis lintasan

Jarak Antar Garis Lintasan
Lakukan langkah membuat garis lintasan seperti di atas untuk membuat lintasan-lintasan dibawahnya. Cobalah membuat beberapa garis lintasan yang mungkin. Ingatlah, semakin dekat batas garis antar lintasan maka peluang untuk erosi berkurang. Juga peluang untuk memproduksi unsur hara dalam bentuk biomassa semakin besar dan memungkinkan tanamanan tumbuh dengan baik.

Ada 2 kriteria untuk menentukan jarak antar lintasan: garis vertikal dan garis horizontal. Secara vertikal, sebaiknya garis berikutnya tidak lebih dari 1 meter dibawahnya untuk mencegah erosi berlebihan. Pada bagian yang kemiringannya ekstrim atau curam, jaraknya harus lebih pendek. Sementara itu, pada lahan yang datar, sebaiknya jarak horizontal antar garis tidak lebih dari 5 meter untuk memaksimalkan manajemen kesuburan tanah.
Langkah 3. Menyiapkan garis lintasan

Gambar 4. Menyiapkan garis lintasan

Setelah garis-garis lintasan dibuat, selanjutnya lakukan pengolahan tanah atau pembajakan diantara garis-garis tersebut, bisa dengan bajak ataupun cangkul. Pengolahan tanah dilakukan memanjang mengikuti alur garis hingga ke ujung lahan. Lebar setiap areal pembajakan usahakan sebesar 1 meter. Patok atau pancang akan memandu kita ketika pembajakan. Tidak usah dipaksakan untuk membajak semua areal diantara garis lintasan. Sisa-sisa yang tidak terbajak akan berguna sebagai penahan erosi, karena akan diperuntukan bagi tanaman penyeling.

Garis-garis lintasan yang telah dibuat akan membentuk pola bedengan atau terasering yang mengikuti kontur permukaan lereng gunung atau lahan miring. Dengan mengikuti bentuk kontur asli, erosi dan resiko tanah longsor akibat pengolahan tanah bisa ditekan minimal.

Langkah 4. Menanam tanaman sumber nitrogen

Pada setiap garis lintasan dibuat 2 buah alur pada jarak ½ meter (lihat gambar 4), sehingga membentuk lintasan yang kita sebut gang. Tanamlah tanaman sumber nitrogen pada setiap alur gang kemudian tutup dengan tanah. Salah satu tanaman sumber nitrogen adalah tanaman pagar leguminosa. Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan untuk tumbuh di areal tandus dan kering. Hal tersebut membuat tanaman ini sangat baik untuk mengembalikan kesuburan tanah pada perbatasan aliran sungai, areal yang miring dan areal lain yang sudah gundul. Melalui daun-daun yang jatuh akan memperkaya dan membuat tanah menjadi subur. Sebagai tambahan, tanaman leguminosa mampu bersaing dengan rumput-rumput keras, dimana umumnya tanah-tanah tersebut sudah kehabisan unsur hara karena sistem pertanian konvensional.

Contoh lain tanaman sumber nitrogen adalah Flemingia macrophylla, Desmodium rensonii, Gliricidia sepium, dan Calliandra calothyrsus. Tumbuhan terebut contoh yang paling baik dari tumbuhan campuran nitrogen sebagai pagar tanaman pada pertanian SALT. Tanaman pagar lainnya adalah Indigofera tysmane, Calliandra tetragona, Leucaena luecocephala dan Leucaena diversifolia. Harus juga diingat, kita harus memilih tanaman tumbuhan nitrogen yang cocok dengan iklim dan kondisi tanah.

Langkah 5. Mengolah lahan alternatif gang

Jika kita ingin menanami gang sebelum tumbuhan pelengkap nitrogen tumbuh dengan baik, olahlah pada gang berselang seling, misalnya gang ke 2,4,6,8, dan seterusnya. Pengolahan alternatif ini akan mencegah terjadinya erosi karena gang yang tidak perlu di bajak akan menahan tanah yang dibajak. Jika tanaman pelengkap nitrogen telah tumbuh dengan baik maka kita sudah bisa menanami tanaman pada setiap gang.

Langkah 6. Menanam tanam tanaman permanen

Gambar 5. Menanam tanaman permanen

Tanamlah tanaman permanen pada setiap gang ke-3. Tanaman permanen ini bisa ditanami bersamaan waktunya dengan tanaman campuran nitrogen. Hanya pada titik-titik yang kosong yang ditanami dan digali, kemudian setelah tumbuhan campuran nitrogen berumur 8 bulan atau tinggi 1 meter, maka lahan sudah dapat diolah secara maksimal. Adapun contoh dari tanaman permanen adalah durian, rambutan, manggis, duku, pisang, kopi atau tanaman lain yang memiliki tinggi yang sama. Tanaman yang pohonnya tinggi sebaiknya ditanaman pada lereng yang paling bawah sedangkan tanaman yang tidak begitu tinggi ditanam pada lereng yang paling atas.

Langkah 7. Menanam tanaman berumur pendek dan sedang

Dalam menata lahan miring tanamlah tanaman yang umurnya relatif pendek atau sedang diantara gang atau antara tanaman permanen. Tanaman-tanaman ini menjadi sumber makanan sehari-hari atau bisa juga menjadi sumber pendapatan rutin menunggu tanaman permanen menghasilkan buah. Adapun contoh tanaman yang umurnya pendek atau sedang adalah nenas, jahe, kunyit, kacang kedelai, kacang tanah, melon, semangka, jagung, padi, dan lain-lain. Untuk menghindari tajuk, tanaman yang pendek harus jauh dari tanaman yang tinggi.
Langkah 8. Merapikan secara rutin tanaman sumber nitrogen

Gambar 6. Merapikan tanaman secara teratur

Pangkaslah tanaman campuran nitrogen secara teratur sekali dalam sebulan dengan tinggi 1 atau 1,5 meter dari tanah. Biarkan potongan-potongan daun dan tangkai di atas permukaan tanaman produksi. Hal ini sangat penting untuk mencegah air hujan yang jatuh. Potongan-potongan tanaman campuran nitrogen yang sudah dipangkas ini juga akan sangat bagus sebagai pupuk organik untuk tanaman permamen maupun tanaman yang berumur pendek. Dengan jalan ini maka secara otomatis kebutuhan pupuk komersial bisa dikurangi.

Langkah 9. Menerapkan rotasi tanaman

Jalan yang paling baik untuk melakukan rotasi tanaman adalah menanam tanaman serealia (gandum-ganduman) seperti jagung dan padi. Setelah itu tanaman akar seperti ubi, ubi rambat, kentang, wortel, dan lain-lain. Setelah itu tanaman kacang-kacangan seperti kacang panjang, buncis, kacang tanah, kacang kedelai, dan lain-lain. Setelah itu tanaman buah seperti cabai, melon, semangka, timun, terung, dan lain-lain. Dengan jalan ini pula, kesuburan tanah terpelihara dengan baik dan mata rantai hama juga bisa terputus.

Langkah 10. Membangun teras hijauan

Gambar 7. Terasing akan terbentuk secara alamiah

Langkah terakhir dalam menata lahan miring yaitu mencegah erosi. Hal yang perlu dilakukan adalah merawat tanaman pagar agar tetap tumbuh lebat dan sehat. Adalah hal yang umum bila kita melihat jerami, tangkai-tangkai kayu, ranting-ranting, dahan-dahan, daun-daun, batu-batuan disekitar tumbuhan pelengkap nitrogen pada pertanian dengan sistem SALT. Jika kita merawatnya dengan baik, maka semakin lama tumbuhan pelengkap nitrogen bekerja dengan baik. Areal juga akan kelihatan hijau dan indah. Perpaduan seni, keindahan, alam yang lestari serta panen yang berlimpah akan terwujud dengan teknik SALT ini.

Sumber: Asian Rural Life Development Foundation

Tuesday, 24 November 2020

MENANAM WORTEL AGAR BERBUAH CEPAT DAN MAKSIMAL

MENANAM WORTEL AGAR BERBUAH CEPAT DAN MAKSIMAL
Cara menanam wortel yang dapat membuat wortel lebih cepat dipanen dan produksi yang dihasilkan lebih maksimal akan kami bahas secara lengkap. Budidaya wortel ini dimulai dari bibit wortel, olah lahan, cara budidaya wortel hingga cara pemanenan yang benar.

Wortel atau yang biasa disebut Daucus carrota merupakan salah satu jenis sayuran yang mengandung vitamin A tinggi sehingga sangat baik untuk kesehatan mata Anda. Tanaman wortel berasal dari dataran Asia Timur, hingga Asia Tengah.

Saat ini di Indonesia pun telah banyak daerah-daerah yang membudidayakan wortel dan telah tersebar di wilayah Jawa, Bengkulu, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Makasar, Bali, Ambon, Kaltim, Sulawesi Tengah hingga Papua.

Berikut cara menanam wortel agar berbuah lebih cepat dan lebat :

1. Syarat Tumbuh Tanaman Wortel
cara menanam wortel yang baik harus disesuaikan dengan syarat tanam

Cara menanam wortel agar hasil maksimal yaitu dengan menyesuaikan syarat tanam. Tanaman wortel banyak ditanam di daerah yang memiliki iklim temperate (sedang) pada musim dingin. Bila wortel ditanam di dataran rendah, maka wortel hanya akan tumbuh tinggi saja dan tidak terbentuk umbi.

Perhatikan syarat-syarat tumbuh wortel berikut agar hasil panen wortel dapat lebih maksimal.

A. Tanah

Tanah yang dibutuhkan dalam budidaya wortel yaitu tanah yang berjenis andosol, alluvial, regosol dan latosol yang kebanyakan jenis tanah ini terdapat di dataran tinggi.
Keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya wortel yaitu 5,5 – 6,5 pH.

B. Suhu

Suhu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman wortel. Suhu optimal yang diperlukan agar budidaya wortel menjadi maksimal yaitu 15,6 – 21,1 C.

C. Curah Hujan

Curah hujan ini berkaitan dengan ketersediaan air pada tanah. Kekurangan air pada budidaya wortel akan menghambat pertumbuhan wortel, sedangkan jika kelebihan air akan membuat tanaman wortel mudah terserang penyakit.

Daerah yang sesuai untuk budidaya wortel yaitu daerah yang beriklim basah (1,5 – 3 bulan kering dalam 1 tahun) serta iklim agak basah (3 – 4,5 bulan kering dalam 1 tahun).

D. Kelembaban Udara

Kelembaban udara yang sesuai dalam budidaya wortel yaitu 80 – 90%. Jika kelembahan udara terlalu tinggi, maka akan merangsang pertumbuhan cendawan yang dapat menyebabkan penyakit.

E. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis tanaman wortel. Semakin besar intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman wortel, maka semakin cepa proses pembentukan umbi wortel.

Dalam fotosintesis, tanaman wortel membutuhkan cahaya matahari selama 9 – 10 jam per hari.

Itulah 5 syarat utama cara menanam wortel yang membuat hasil panen melimpah.

2. Cara Menanam Wortel Dimulai Dari Bibit Wortel Yang Berkualitas


Cara menanam wortel yang pertama yaitu dimulai dari pemilihan bibit wortel yang berkualitas. Bibit wortel yang berkualitas dapat membuat hasil panen menjadi maksimal.

Ada 2 cara yang bisa dilakukan dalam memperoleh bibit wortel berkualitas, yaitu dengan cara membeli di toko pertanian terdekat atau bisa juga membuatnya sendiri.

Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan cara membuat bibit wortel yang berkualitas. Langkah awal dalam membuat bibit wortel berkualitas yaitu dengan memilih tanaman wortel yang akan dijadikan benih. Pilihlah tanaman wortel yang sesuai dengan ciri-ciri seperti dibawah ini.

Ciri-ciri Tanaman Wortel Yang Baik Untuk Dijadikan Benih :
  • Memiliki daya adaptasi yang baik dengan daerah setempat.
  • Produksi tinggi.
  • Tahan terhadap penyakit.
  • Mempunyai umbi yang warnanya cerah, lurus tidak bercabang dan berukuran besar
  • Benih berasal dari tanaman yang telah berumur lebih dari 2 bulan.

Setelah mengetahui ciri-ciri tanaman wortel yang baik untuk dijadikan benih, maka langkah selanjutnya yaitu proses pembuatan bibit wortel unggul.

Cara Membuat Bibit Wortel Unggul
  • Pilihlah umbi wortel yang sesuai dengan ciri-ciri diatas.
  • Ujung umbi dipotong kira-kira 1/3 dari panjang umbi wortel.
  • Daun wortel dipangkas dekat pangkal umbi dan sisakan 10 cm.
  • Siapkan Bedengan.
  • Tabur permukaan wortel dengan pupuk Trichoderma, air dan ZPT organik 2 minggu sekali.
  • Lakukan penyiraman pada sore hari (setiap hari).
  • Tanaman wortel akan berbunga dalam waktu 1 bulan, kemudian setelah 2 minggu bunga akan mekar.
  • Bunga wortel yang memiliki warna kecokelatan siap untuk dipanen.
Itulah cara membuat bibit wortel unggul,  juga bisa langsung membeli bibit wortel unggul di toko pertanian terdekat. Yang terpenting yaitu bibit wortel harus seragam, berasal dari indukan wortel yang berumur pendek, serta bersertifikat bibit unggul.

3. Teknik Pembenihan Wortel

Cara menanam wortel dengan menggunakan pupuk organik cair GDM spesialis tanaman pangan akan mempercepat pertumbuhan wortel.

Antibiotik alami ini berfungsi untuk melawan penyakit yang menempel pada bibit wortel dan hormon yang dihasilkan akan mempercepat pertumbuhan tanaman wortel.

4. Menyiapkan Lahan Untuk Menanam Wortel
cara menanam wortel dengan menyipkan lahan untuk wortel

Wortel merupakan tanaman yang dipanen umbinya, oleh sebab itu media tanah harus dibuat gembur dengan melakukan proses pembajakan sedalam ± 40cm. Setelah tanah dibajak taburkan pupuk kandang/kompos sebanyak 10-20 ton per ha tergantung tingkat kusuburan tanah setempat.

Jika keasaman tanah dibawah 5,5 pH , maka taburkan dolomite / kapur pertanian untuk meningkatkan pH tanah, dan diamkan selama 1-2 Minggu. Setelah pH tanah 5,5 – 6,5 , maka langkah selanjutnya yaitu lakukan proses pembuatan bedengan dengan lebar 100cm dan tinggi 20-30cm dengan jarak antar bedeng sekitar 40-50 cm.

5. Proses Menanam Wortel
cara menanam wortel ini cukup mudah jika dibandingkan dengan tanaman lain

Setelah lahan dan bibit wortel siap, maka langkah selanjutnya yaitu menanam wortel. Cara menanam wortel ini cukup mudah jika dibandingan dengan tanaman lain,

Usahakan selalu menjaga kelembaban tanah, apabila tanah mulai kering maka lakukan penyiraman.

6. Cara Pemeliharaan Dan Pemupukan Tanaman Wortel
cara menanam wortel agar hasil melimpah yaitu dengan cara perawatan yang baik

Setelah berhasil menanam wortel, langkah selanjutnya yaitu merawat tanaman wortel. Tanaman wortel yang dirawat akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal jika dibandingkan dengan tanaman wortel yang tidak dirawat.

Pada umumnya, perawatan pada tanaman wortel ini dibagi menjadi 3 hal yaitu penjarangan dan penyiangan, pengairan, dan yang terakhir yaitu pemupukan.

A. Penjarangan dan Penyiangan

Pemeliharaan tanaman wortel yang pertama yaitu proses penjarangan dan penyiagan. Penjarangan yaitu proses pengurangan jumlah tanaman dengan tujuan memberikan ruang yang lebih besar pada tanaman, sehingga dapat membuat tanaman wortel menjadi tumbuh lebih maksimal.

Sedangkan proses penyiangan yaitu proses pembersihan lahan tanaman dari hama pengganggu, baik tumbuhan liar ataupun hewan. Proses penyiangan gulma dilakukan dengan mencabut gulma atau bisa menggunakan alat seperti garpu untuk membersihkan rumput dan tanaman liar pengganggu yang tumbuh di sekitar tanaman wortel.

Karena selain menyerap nutrisi dalam tanah gulma juga berfungsi sebagai tanaman inang berbagai hama dan penyakit.

B. Perairan Tanaman Wortel

Tanaman wortel pada awal pertumbuhan membutuhkan air yang cukup. Maka penyiraman dilakukan setiap hari pada tanaman wortel yang baru ditanam.
Setelah tanaman wortel tumbuh besar, penyiraman bisa dikurangi.

C. Pemupukan Tanaman Wortel

Pemupukan susulan dapat diberikan saat tanaman berumur 30 HST dengan memberikan pupuk urea dan kcl dengan perbandingan 2:1. Pupuk susulan diberikan dengan cara membuat larikan pada samping tanaman dengan jarak 5 cm.

7. Hama dan Penyakit Tanaman Wortel
Ulat tanah merupakan salah satu hama pada budidaya wortel

Hama dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh para petani. Serangan hama dan penyakit dapat membuat tanaman tidak berproduksi secara maksimal, bahkan akan membuat gagal panen.

Berikut cara penanganan hama dan penyakit yang menyerang tanaman wortel.

A. Hama Tanaman Wortel

Tanaman wortel sangat rentan terserang hama ulat tanah dan kutu daun. Untuk ulat tanah dapat dibasmi dengan mencari sarangnya pada setiap pagi hari kemudian diambil dan dimusnahkan. Jika serangan diatas ambang ekonomi, maka dapat menaburkan tanaman wortel dengan insektisida berbahan aktif karbofuran.

Sedangkan hama kutu daun ini sering menyerang pucuk tanaman wortel dengan cara menghisap cairan yang ada pada daun. Sehingga lama kelamaan akan menyebabkan daun menjadi keriting dan pertumbuhan tidak optimal. Untuk itu jaga selalu kebersihan lahan terutama dari gulma, jika ada yang tumbuh segera dicabut atau dibersihkan.

B. Penyakit Tanaman Wortel

Penyakit yang sering menyerang wortel adalah bercak daun dan bintil akar. Bercak daun disebabkan oleh jamur cercospora yang ditandai berupa bercak-bercak coklat dan warna hitam di pinggiran daun. Penyakit ini biasanya menyerang pada daun tua.

Penyakit bintil akar memiliki gejala ada benjolan pada umbi wortel yang disebabkan oleh nematoda. Pencegahannya adalah dengan melakukan pergiliran tanaman jenis lain yang berbeda keluarga.

8. Cara Panen Wortel

Tahap terakhir dari cara menanam wortel yaitu pemanenan tanaman wortel. Sebaiknya memanen wortel pada usia 3 bulan dari awal penananam. Jika dipanen dengan waktu yang lama, akan membuat umbi wortel menjadi keras dan kualitas wortel akan menurun.

Pemanenan wortel dapat dilakukan dengan cara mencabut. Proses pencabutan umbi harus dilakukan secara hati-hati agar umbi tidak patah atau lecet karena akan menyebabkan umbi menjadi busuk dan tidak laku di pasaran. Setelah dicabut bersihkan umbi dari kotoran atau tanah yang menempel.

Wednesday, 18 November 2020

CARA MENANAM ATAU MEMBUDIDAYAKAN KEMIRI


Tanaman Kemiri

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan tanaman yang bijinya digunakan sebagai sumber minya dan salah satu rempah masakan.

Tanaman ini terkait erat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae.Kemiri memang dikenal sebagai salah satu penyedap makanan yang sering digunakan pada masakan Asia.

Kandungan minyak yang tinggi pada biji kemiri membuatnya cocok mengentalkan makanan. Minyak kemiri sering dikaitkan dengan manfaatnya untuk kesehatan dan kesuburan rambut.

Selain itu dapat melancarkan pencernaa, mengurangi resiko penyakit jantung, mengurangi insomnia, bebas konstipasi hingga sehatkan tulang dan sendi

Dengan melihat banyaknya manfaat biji kemiri dan harga kemiri cukup tinggi di pasaran, sekarang banyak orang mencoba peruntungan dengan menanam atau membudidayakan kemiri.


Cara Budidaya Kemiri

Syarat Tumbuh

Tanaman kemiri membutuhkan kesesuaian tanah atau kondisi pertumbuhan yang cocok untuk pertumbuhan secara optimal. Tanaman kemiri tumbuh baik di tanah kapur, tanah berpasir di pantai.

Kemiri akan tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut di tebing datar, bergelombang dan curam dengan curah hujan 1.500-2.400mm/tahun dan suhu 20°C-27°C.
Persiapan Benih

Bibit dapat diperoleh dari buah yang sudah matang dan jatuh. Biji direndam dengan air dingin selama 15 hari sebelum melakukan pesemaian.

Kemudian kikir benih dari samping yang memunculkan akar lembaga. Setelah sekitar 45 hari, bibit siap disemai dan dilakukan seleksi semai, pilihlah bibit semai yang tegak dan sehat.

Benih yang disemaikan dengan media tabur dari campuran tanah dan pasir dalam perbandingan 1: 2 dan kemudian disaring dengan kawat saringan dengan ukuran 2 mm.

Sebelum itu, tuangkan ke dalam bak plastik agar bebas dari hama dan penyakit, media tabur disterilkan dengan cara dipanggang.

Biji benih di semai dengan kedalaman sekitar 2,5 hingga 10 cm. Pembibitan baru bisa digunakan setelah berumur sekitar 6 bulan hingga 1 tahun.
Persiapan Lahan Tanam

Lakukan pengrataan tanah dari gulma dengan cara mencangkulnya, jarak tanam yang ideal untuk tanaman kemiri adalah 9x9m atau 10x10m.

Diikuti dengan pengajiran sesuai jarak yang akan digunakan. pengajiran harus lurus muka, belakang dan kesamping kiri kanan.

Pada ajir dibuat lubang berukuran 60x60x60 cm. Saat menggali lubang, bagian dari lapisan atas lantai galian harus dipisahkan. Kemudian tanah galian dicampur secara merata dengan pupuk kandang dalam perbandingan 1: 1.


Tahap Penanaman

Waktu terbaik untuk menanam bibit kemiri adalah di awal musim hujan atau akhir musim kemarau.

Dimana seminggu sebelum penanaman lubang tanam dituangkan dengan 2-5 kg ​​pupuk matang sebagai pupuk dasar dan keasaman tanah berkurang.

Lakukan penanam di lubang tanam yang diisi tanah dan pupuk kandang, berhati-hatilah agar tidak merusak akar bibit. Benih harus ditanam sedemikian rupa sehingga akarnya teratur dan terbuka.

Perawatan dan Pemeliharaan

Penyiangan

Saat tanaman berumur sekitar 1 hingga 3 tahun lakukan penyiangan gulma atau tanaman berbahaya lainnya di sekitar batang utama.

Lakukan penyiangan gulma dengan rutin sebulan sekali bersamaan dengan pengendalian gulma agar udara dalam tanah baik.

Penyiraman

Tanaman masih membutuhkan banyak air pada umur satu hingga tiga tahun, jadi mereka perlu disiram setiap hari. penyiraman juga diperlukan terutama pada musim kemarau

Pemupukan

Berikan pupuk kandang sesuai dnegan kebutuhan tanaman untuk kesuburan tanaman agar tanaman menghasilkan buah lebih banyak Tanaman kemiri tidak membutuhkan kesuburan tanah, pupuk dimasukkan melalui lubang sekitar 40 cm di sekitar pohon.

Pemangkasan

Lakukan pemangkasan cabang tanaman yang sudah tua, mati, atau terlalu berdekatan sehingga pohon mendapat cukup sinar matahari dan udara.

Hama dan Penyakit

Penanggulangan hama dan penyakit pengganggu tanaman kemiri seperti Tungau (Tetranichiadae), moluska dan penggerek daun.

Penggerek batang, larva Dacus sp. dan latihan buah. Jamur wabah, penyakit antraknosa, dan buah muda jatuh sakit. dapat disemprotkan dengan insektisida dan fungisida

Waktu Panen

Waktu terbaik utnuk pemanenan yaitu dapat berlangsung 6-7 tahun setelah tanam dengan perbanyakan vegetatif. Teknik mengambil buah dengan cara memetik atau memotong buah rangakai menggunakan batang bambu.

BEGINILAH CARA MENANAM GINSENG DENGAN MEDIA POT


Manfaat Ginseng Jawa

Ginseng jawa diketahui mengandung beberapa senyawa seperti flavonoid, antrakuinon, saponin, tanin, dan senyawa fenolat. Kandungan tersebut dapat berfungsi sebagai penghambat oksidasi melalui reaksi dengan radikal bebas serta sebagai pengikat oksigen singlet dari pangan maupun sistem biologis. Melihat sifat-sifat dari senyawa yang terkandung di dalam ginseng jawa ini, maka tidak heran bahwa banyak masyarakat yang mempercayakan khasiat dari tanaman ini untuk kesehatan tubuh. Tentunya, manfaat dari ginseng jawa ini dapat Anda rasakan jika pengolahan dan takaran yang digunakan sudah tepat. Beberapa manfaat dari ginseng jawa adalah sebagai berikut.

  • Baik untuk kesehatan seksual
  • Meningkatkan kinerja syaraf motorik
  • Mengurangi panas pada peradangan
  • Melancarkan sirkulasi peredaran darah
  • Meningkatkan nafsu makan
  • Membantu melancarkan ASI
  • Pengobatan beri-beri
  • Meningkatkan imun tubuh
  • Mengatasi kelelahan
  • Menurunkan kadar gula dalam darah
  • Mencegah atau menghambat pertumbuhan sel kanker

Tanaman ginseng jawa yang memiliki beraneka manfaat ini pun kemudian mengundang daya tarik pecinta tanaman maupun masyarakat umum untuk membudidayakannya. Selain memiliki manfaat kesehatan, tanaman ini juga sering digunakan sebagai tanaman hias. Karena itu, inilah cara menanam gingseng dengan baik dan benar agar cepat tumbuh.

Ada beberapa langkah yang perlu Anda ikuti untuk menanam ginseng dalam pot yang dapat Anda aplikasikan di rumah.

1. Persiapan Benih atau Bibit Ginseng

Dalam aktivitas bercocok tanam, tentunya hal pertama yang harus disiapkan adalah benih atau bibit tanaman yang ingin ditanam, dalam hal ini yang dimaksud adalah benih atau bibit ginseng.

Ada dua pilihan cara menanam ginseng, dengan cara menanam biji dan dengan metode stek batang. Dari kedua cara tersebut, masing-masing memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.

Menanam ginseng dari biji tentunya akan memerlukan waktu yang lebih lama, terlebih harus menunggu tumbuhnya tunas dari tanaman ini. Meskipun demikian, menanam dari biji akan memberi tanaman ginseng yang lebih sehat dan berkualitas. Selain itu pertumbuhan ginseng dari biji berada di bawah pengamatan Anda secara langsung sehingga zat-zat yang masuk ke dalam biji saat proses tumbuhnya tunas dapat Anda awasi. Harus pintar dalam memilih biji ginseng jawa, pilihlah yang memiliki kualitas tinggi.

Kedua, menanam ginseng dengan metode stek batang dapat Anda lakukan dengan membeli bibit tanaman ginseng jawa terlebih dahulu. Ada beberapa pertimbangan dalam memilih bibit  ginseng jawa yang kemudian akan dilakukan stek batang, adalah sebagai berikut.

  • Merupakan tanaman induk yang sudah matang dan sehat.
  • Simpan bibit selama tiga hari di tempat dengan suhu yang cukup lembap.
  • Potonglah di bagian pangkal batang dengan bentuk potongan yang miring

2. Persiapan Media Tanam Ginseng

Setelah menyiapkan benih ginseng yang akan ditanam, jangan lupa untuk menyiapkan media tanamnya beserta dengan alat dan bahan untuk menunjang aktivitas bercocok tanam ini. Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menanam ginseng adalah sebagai berikut.

  • Tanah gembur yang kaya nutrisi
  • Pupuk kandang
  • Arang sekam
  • Pot atau polybag yang telah dilubangi di bagian bawah
  • Cetok
  • Air secukupnya

3. Cara Menanam Ginseng

Untuk menghasilkan tanaman ginseng jawa yang berkualitas, maka diperlukan metode menanam ginseng jawa yang tepat. Setelah semua alat dan bahan disiapkan, aktivitas bercocok tanam ginseng jawa dapat Anda mulai. Ada dua cara untuk menanam ginseng jawa, yaitu:

Penyemaian dengan Biji

Berikut ini cara menanam ginseng dalam tahap penyemaian dengan biji:

  • Campurkan tanah gembur, pupuk kandang, arang sekam dengan perbandingan 1:1:1
  • Aduklah bahan tersebut dengan cetok
  • Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag atau pot yang telah disiapkan
  • Tebarkan biji ginseng maksimal satu biji pada setiap pot atau polybag
  • Tutup dengan sedikit campuran tanah dan pupuk
  • Siram dengan air secukupnya

Pembibitan dengan Stek Batang

Berikut ini cara menanam ginseng dalam pembibitan dengan stek batang:

  • Campurkan tanah gembur, pupuk kandang, arang sekam, dengan perbandingan 1:1:1
  • Masukkan campuran tersebut ke dalam pot atau polybag ukuran sedang
  • Masukkan campuran hingga ketinggian 15 cm
  • Buatlah lubang pada bagian tengahnya
  • Tancapkan batang ginseng jawa yang telah disiapkan
  • Masukkan lagi campuran tanah dan pupuk kandang
  • Padatkan tanah hingga batang berdiri tegap
  • Siram dengan air secukupnya

4. Pemeliharaan Tanaman Ginseng Jawa

Tidak cukup hanya dengan mengetahui cara menanamnya saja. Ingat! Aktivitas bercocok tanam tidak selesai hanya sampai di sana saja. Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara merawat atau memelihara tanaman ginseng jawa agar dapat tumbuh dengan baik hingga proses panennya tiba. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan ginseng jawa yang sesuai dengan keinginan Anda. Pemeliharaan atau perawatan ginseng jawa dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

  • Siramlah bibit secara rutin setiap harinya, cukup dua sampai tiga kali per hari. Ingat! Jangan siram secara berlebihan karena akan menyebabkan tanaman busuk. Seiring bertambahnya usia tanaman, kurangi frekuensi penyiraman saat tanaman sudah memasuki usia 3,5 bulan.
  • Pupuklah tanaman dua minggu sekali. Anda dapat membubuhkan pupuk padat maupun pupuk cair.
  • Penyiangan atau pembersihan terhadap parasit yang mengganggu pertumbuhan ginseng jawa, seperti gulma atau tanaman liar yang ada di sekitar tanaman.
  • Pantaulan dan hindari dari hama atau binatang yang mengganggu pertumbuhan tanaman ginseng jawa ini, seperti bekicot dan ulat.
  • Waspada terhadap penyakit yang dapat menyerang ginseng jawa, seperti busuk leher batang, busuk umbi, dan penyakit layu daun.

5. Proses Panen Ginseng Jawa

Proses panen dapat dilakukan setelah usia tanaman mencapai 4-5 bulan. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan cara merawat tanaman ini. Adapun ciri-ciri tanaman ginseng jawa yang siap panen adalah:

  • Daun berubah menjadi kuning dan perlahan rontok
  • Batang berubah menjadi merah
  • Berbunga dan mengeluarkan biji
  • Ukuran umbi cukup besar, lebih dari 1 cm

Yang biasanya dimanfaatkan dalam tanaman ini adalah umbi akarnya, sehingga bagian tersebutlah yang biasanya diambil dari tanaman ini. Berikut langkah-langkah dalam proses panen ginseng.

  • Lakukanlah pada sore atau pagi hari dengan kondisi yang cerah dan tanah kering
  • Gemburkanlah tanah dengan cetok atau sejenisnya
  • Pangkaslah pangkal batang tanaman
  • Cabutlah umbi secara perlahan dan hati-hati agar tidak tertinggal di dalam tanah
  • Bersihkanlah umbi ginseng jawa
  • Letakkan dan simpan di tempat yang teduh

Tips Menanam Ginseng dengan Stek Batang

Beberapa langkah sederhana yang bisa Anda ikuti untuk cara menanam ginseng dengan metode stek batang di dalam pot atau polybag adalah sebagai berikut.

  1. Siapkan campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam
  2. Siapkan pot atau polybag yang sudah dilubangi di bagian bawah
  3. Pilih bibit ginseng yang berkualitas
  4. Potong bibit pada bagian pangkal batang dengan potongan miring
  5. Masukkan campuran tanah ke dalam pot/polybag
  6. Tancapkan batang ginseng jawa
  7. Padatkan tanah agar batang berdiri tegap

Hama dan Penyakit yang Dapat Menyerang Ginseng

Berikut ini adalah beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman ginseng:

  1. Penyakit Busuk Umbi

Ciri-ciri tanaman ginseng jawa yang terserang penyakit ini adalah:

  • Daun berubah menjadi kuning
  • Pada umbi terdapat bulu-bulu putih yang akhirnya berubah menjadi coklat hingga hitam
  • Penyebab: jamur Phythopthora sp.
  1. Penyakit Layu Daun

Sesuai nama penyakitnya, bagian tanaman yang diserang adalah pada bagian daun dan tangkainya. Berikut ini adalah ciri-cirinya.

  • Tulang daun berubah menjadi kuning
  • Menjalar ke tangkai daun
  • Daun layu
  • Penyebab: jamur fusarium
  1. Penyakit Busuk Leher Batang
  • Di awal, tanaman mengalami pembusukan
  • Leher batang berwarna kecoklatan atau kelabu
  • Tekstur leher batang menjadi lunak dan seperti basah
  • Posisi leher batang melekuk ke arah dalam
  • Daun layu
  • Penyebab: jamur Phytium sp.atau Sclerotium sp.

Setelah tahu cara menanam ginseng, ada baiknya juga mencegah hama dalam tanaman agar ginseng dapat tumbuh subur.

Syarat Tumbuh Ginseng Jawa

Untuk membudidayakan tanaman ini sebenarnya bukanlah perkara yang sulit, namun tidak juga dapat disebut mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menanam ginseng jawa ini. Salah satunya adalah kondisi lingkungan tempat tumbuhnya ginseng. Hal ini menjadi penting mengingat ginseng jawa yang tidak dapat tahan terhadap kondisi-kondisi tertentu. Berikut adalah persyaratan lingkungan untuk menanam ginseng jawa.

  1. Tanah gembur, dengan pH 5,5 – 7,2
  2. Kelembapan 70-90%
  3. Curah hujan mulai dari 1000 sampai 2500 mm/tahun
  4. Suhu udara mulai dari 20 – 33 derajat celcius
  5. Daerah berada pada ketinggian 0 – 1600 dpl
  6. Sistem pengairan yang baik

Selain itu, perawatan tanaman ini juga harus dilakukan dengan telaten dengan pemantauan yang perlu dilakukan secara berkala. Anda tidak perlu khawatir jika tidak memiliki lahan tanam yang luas karena Anda bisa memanfaatkan polybag atau pot sebagai medianya.





Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...