OTHER BLOG

Music

Gunakan Tombol Melayang sebelah Kanan Untuk AUTO SCROLL

Sunday, 19 July 2020

Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis

Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis - Hallo sahabat Didhiksty Blog, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Hama Tanaman, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis
link : Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis

Baca juga


Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis


Penyakit akar gada (Club root) sering disebut juga sebagai penyakit bengkak akar atau pentol. Penyakit akar gada merupakan penyakit terpenting pada tanaman kubis (kol) di dunia, termasuk di sentra-sentra tanaman kubis di Indonesia.

Intensitas serangan penyakit akar gada 50 % hingga diatas 80% atau bahkan bisa puso (gagal panen secara total). Penyakit akar gada tergolong penyakit yang sulit dikendalikan karena patogen mampu bertahan bertahun-tahun di dalam tanah.

Akar gada menyebabkan tanaman kubis terhambat pertumbuhannya hingga tanaman menjadi kerdil, tidak dapat membentuk krop dan akhirnya mati.

Di Indonesia penyakit ini dilaporkan terdapat di sentra-sentra tanaman kubis, seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya.

Penyebab Akar Gada pada Kubis

Penyakit akar gada pada kubis disebabkan oleh Plasmodiopora brassicae. Plasmodiopora brassicae termasuk cendawan tingkat rendah dari kelas Plasmodiophoramycetes.

Fase aseksual kelas Plasmodiophoramycetes ini adalah plasmodium. Plasmodium inilah yang berkembang didalam sel-sel akar tanaman kubis sehingga membentuk benjolan-benjolan yang menyerupai gada.

Di lapangan intensitas serangan akar gada bisa mencapai 80% atau bahkan puso (Hadiwiyono dan Supriadi, 1998).

Infeksi dimulai dengan masuknya spora melalui bulu-bulu akar dan menginfeksi jaringan akar hingga menjadi luka dan membentuk benjolan-benjolan seperti gada (akar membengkak).

Penyebaran dan perkembangan Plasmodiopora brassicae dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu kelembaban tanah, suhu, intensitas cahaya dan pH tanah.
  • Tanah yang kelembabannya tinggi sangat mendukung perkecambahan spora istirahat lalu menginfeksi inangnya. Kondisi tanah yang kering menyebabkan Plasmodiopora brassicae membentuk spora istirahat dan mampu bertahan selama lebih dari 10 tahun di dalam tanah.
  • Suhu optimum untuk perkembangan spora patogen dan mengadakan infeksi adalah 20 – 25C.
  • Tanaman kubis rentan terinfeksi pada lingkungan dengan intensitas cahaya tinggi dan lebih tahan pada lingkungan dengan intensitas cahaya rendah.
  • Perkembangan dan penyebaran Plasmodiopora brassicae sangat baik pada kondisi tanah dengan pH rendah (masam), sedangkan pada tanah ber pH tinggi (alkalin) perkembangannya lambat.
  • Penyebaran Plasmodiopora brassicae terjadi melalui manusia, alat-alat pertanian, angin, air, atau pupuk kandang yang ternaknya memakan tanaman kubis-kubisan yang terinfeksi.
 Gejala Serangan Akar Gada (Plasmodiopora brassicae) pada Kubis

Gejala serangan Plasmodiopora brassicae (penyakit akar gada) pada kubis yaitu daun terlihat berwarna hijau kebiruan atau ungu, tanaman kubis layu seperti kekeringan (kekurangan air).

Gejala ini tampak jelas pada siang hari yang terik atau cuaca panas, ketika pagi atau sore hingga malam tanaman kubis terlihat segar kembali. Gejala bengkak pada akar sudah terlihat 10 hari sejak inokulasi (sejak patogen menginfeksi).


Gejala penyakit AKAR GADA pada kubis

Serangan akar gada (Plasmodiopora brassicae) menyebabkan terganggunya (terhambat) pertumbuhan tanaman kubis hingga menjadi kerdil, tanaman tidak dapat membentuk krop dan akhirnya mati. Akar membengkak seperti bintil-bintil atau benjolan.

Plasmodiopora brassicae dapat menginfeksi akar kubis sejak tanaman umur 0 hingga 49 hari (pra pembentukan krop). Infeksi Plasmodiopora brassicae cepat meningkat (menyebar) pada kondisi tanah dengan pH rendah (tanah masam).

Tanaman inang Plasmodiopora brassicae (akar gada) adalah semua jenis kubis-kubisan, yaitu kubis daun (B. oleraceae L. var. capitata), sawi bogor (B. campestris L.), sawi baksi/caisim (B. chinensis L.) (Supriyani dan Supriyadi, 1996; Hadiwiyono dan Supriyadi, 1998).

Tanaman inang lain yang bukan dari jenis kubis-kubisan yaitu Lolium perenne (rumput sejenis ilalang), Agrotis alb-stolonifer, Dactalis glomerata, Trifolium pratense.
\
Cara Mengatasi Penyakit Akar Gada pada Kubis

Penyakit akar gada pada kubis dapat dikendalikan dengan berbagai cara, yaitu meliputi pola tanam, waktu tanam, penggunaan bibit sehat dan pengelolaan air. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan (meminimalisir) serangan penyakit akar gada pada kubis ;
  1. Penggunaan bibit sehat dan tahan terhadap patogen
  2. Pengapuran pada lahan masam (ber pH rendah < 5,5) dengan dolomit atau kaptan (kapur pertanian) sebanyak 2-4 ton per hektar. Dilakukan 10 – 15 hari sebelum tanam
  3. Perendaman benih kubis dengan ekstrak bawang putih selama -/+ 2 jam atau dengan fungisida yang dianjurkan
  4. Menggunakan tanah dan pupuk kandang yang steril untuk persemaian
  5. Memusnahkan tanaman yang terinfeksi
  6. Rotasi tanaman untuk memutus siklus patogen
  7. Mengatur drainase untuk mencegah genangan air ketika musim hujan
  8. Menjaga kebersihan kebun
  9. Aplikasi fungisida untuk kubis bahan aktif flusulfamide, klorotalonil, karbendazim, dazomet, atau azoksistrobin + difenokonazol dengan dosis sesuai anjuran.


Demikianlah Artikel Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis

Sekianlah artikel Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis dengan alamat link https://didhiksty.blogspot.com/2020/07/fungisida-untuk-penyakit-akar-gada-pada.html

No comments:

Post a Comment