Monday, 27 July 2020

Cara Pengendalian Penggerek Polong Kacang Hijau Maruca testulalis


Pendahuluan

Di Indonesia, kacang hijau merupakan tanaman aneka kacang yang menduduki urutan ke tiga terpenting setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman yang tengah menjadi primadona petani lantaran menjadi komoditas ekspor dengan harga yang menggiurkan ini mempunyai banyak kelebihan seperti berumur genjah (55-65 hari), toleran kekeringan, cukup adaptif pada lahan kurang subur/lahan suboptimal serta harga jual stabil dan relatif tinggi.

Grobogan dan Demak adalah penyumbang terbesar produksi kacang hijau dari Jawa Tengah. Petani di Demak dan sekitarnya biasa menanam kacang hijau tanpa olah tanah, tanpa pengairan, tanpa pemupukan, dan tanpa penyiangan pada lahan sawah segera setelah panen padi. Waktu tanam yang tepat setelah panen padi memungkinkan tanaman kacang hijau tumbuh optimal dengan memanfaatkan sisa air dan hara dari tanaman sebelumnya (padi).

Di daerah Demak khususnya, serangan hama penggerek polong kacang hijau sangat tinggi yang mengakibatkan tanaman gagal membentuk polong, sehingga petani tidak mendapatkan hasil panen dari periode bunga yang pertama. Pada awalnya petani tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan tanamannya mengalami gagal panen. Petani di sana menyebut tanamannya terserang “kembang kempel”. Dari hasil idenfikasi, ternyata penyebab kembang kempel atau bunga/kuncup bunga yang rusak dan menggumpal/kempel pada tanaman kacang hijau saat fase berbunga adalah akibat serangan hama ulat penggerek polong Maruca testulalis (Lepidoptera: Crambidae). Maruca testulalis inilah yang merupakan salah satu hama penting tanaman kacang hijau yang menyebabkan penurunan produksi 3-59% seperti yang dilaporkan di Banjarnegara.

Bioekologi Penggerek Polong Maruca testulalis

Serangan hama penggerek polong pada tanaman kacang hijau biasanya terjadi pada awal musim kemarau (MK I), sekitar bulan Mei-Agustus tergantung daerah/lokasi. Sebagai contoh, di beberapa IP2TP lingkup Balitkabi seperti : Kendalpayak (Malang, Jatim), Jambegede (Kepanjen, Jatim), Muneng (Probolinggo, Jatim) dan Ngale (Ngawi, Jatim) serangan penggerek polong kacang hijau mulai ditemukan sekitar awal Mei hingga Juni; sedang di daerah Demak dan sekitarnya terjadi sekitar bulan Juli hingga Agustus.

Hama penggerek polong menyebar sangat luas, mulai Asia, Australia, Afrika sampai Amerika. Di Indonesia hama ini tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi terutama di daerah penghasil kacang panjang dan kacang hijau. Penggerek polong mempunyai inang yang luas, dari daerah tropis sampai daerah sub tropis ada 39 jenis tanaman yang menjadi inangnya, namun tanaman inang yang paling sering mengalami kerusakan adalah kacang gude (Cajanus cajan), kacang panjang (Vigna unguiculata),kacang komak (Dolichos lablab), common bean (Phaseolus vulgaris), kacang hijau (Vigna radiata), Phaseolus lunatus, Sesbaniacannabina dan Pueraria phaseoloids. Di Indonesia, hama ini banyak menyerang polong tanaman kacang hijau, kacang tunggak, kacang gude, kacang buncis, kacang panjang dan krotalaria yang ditanam pada musim kemarau.

Serangan ulat penggerek polong, secara umum didahului dengan peletakan telur oleh serangga dewasa yang berupa ngengat. Telur berbentuk oval, berwarna putih susu, tembus cahaya, berukuran 0,65×0,45 mm. Telur kebanyakan diletakkan pada kuncup bunga dan bunga, namun telur juga dapat ditemukan pada daun, pucuk tanaman, dan polong. Telur akan menetas dalam waktu 3 hari.

Ulat yang muncul dari telur berwarna putih kecoklatan, dengan bintik-bintik coklat pada bagian punggung, kepala berwarna coklat tua. Pada sisi samping sepanjang tubuhnya dijumpai rambut-rambut yang halus berwarna putih. Ulat dewasa berukuran panjang 15-18 mm. Ulat terdiri dari lima instar yang terjadi dalam 8-13 hari, tergantung suhu udara. Semakin tinggi suhu udara periode perkembangan ulat semakin pendek. Ulat akan merusak tanaman pada malam hari. Kebanyakan ulat instar pertama dan kedua dijumpai di dalam bunga, sedangkan ulat instar ke tiga, keempat dan kelima dijumpai pada polong. Saat menjelang berpupa ulat akan menjatuhkan diri ke tanah.

Pupa dalam kokon terjadi di tumpukan sampah dedaunan yang ada di permukaan tanah, dan berwarna coklat. Periode pupa terjadi sekitar 6-9 hari. Serangga dewasa berupa ngengat berukuran kecil berwarna kelabu tua dengan pola putih coklat pada sayapnya. Pola warna sayap depan lebih jelas dari pada sayap belakang yang ditandai dengan bercak coklat perak pada tepi atas. Ngengat jantan berukuran panjang sekitar 13 mm dan lebar 9 mm, dengan rentang sayap sekitar 26 mm. Ngengat betina mempunyai abdomen kecoklat-coklatan dengan ujung ovipositor berbulu. Ngengat betina berukuran lebih kecil panjang sekitar 11 mm dan lebar 8 mm dengan rentang sayap sekitar 23 mm. Ciri khas ngengat ini, adalah saat ngengat sedang beristirahat sayapnya selalu terbentang.


Kelompok telur penggerek polong Maruca testulalis (Sumber : Merle Shepard, Gerald R.Carner, and P.A.C Ooi, Insects and their Natural Enemies Associated with Vegetables and Soybean in Southeast Asia, Bugwood.org) 


Larva penggerek polong Maruca testularis (Sumber : Merle Shepard, Gerald R.Carner, and P.A.C Ooi, Insects and their Natural Enemies Associated with Vegetables and Soybean in Southeast Asia, Bugwood.org)



Pupa penggerek polong Maruca testularis (Sumber : Merle Shepard, Gerald R.Carner, and P.A.C Ooi, Insects and their Natural Enemies Associated with Vegetables and Soybean in Southeast Asia, Bugwood.org) 


Ngengat penggerek polong Maruca testularis (Sumber : Merle Shepard, Gerald R.Carner, and P.A.C Ooi, Insects and their Natural Enemies Associated with Vegetables and Soybean in Southeast Asia, Bugwood.org)

Awal serangan dimulai sejak telur menetas dan ulat muda mulai memakan kuncup bunga, bunga, dan polong yang terlebih dulu dianyam (menggumpal/kempel). Gejala serangan mulai terlihat pada kacang hijau fase berbunga, yang dicirikan dengan kebanyakan bunga menjadi berwarna kehitaman dan bunga-bunga dalam satu tandan tersebut saling menempel satu dengan yang lain, bunga-bunga yang menghitam tersebut kemudian rontok, akibatnya polong gagal terbentuk. Apabila bunga yang teranyam (kempel) tersebut dibuka di dalamnya akan dijumpai ulat berwarna putih dengan bagian punggung berbintik-bintik coklat. Kebiasaan makan dengan menganyam yang khas ini untuk melindungi diri dari serangan musuh alami dan gangguan faktor lain seperti penyemprotan insektisida.


Gejala serangan Maruca testulalis pada polong kacang hijau

Cara Pengendalian

  • Pengendalian hama penggerek polong kacang hijau dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
  • Secara kultur teknis meliputi : 1) Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang (padi-jagung-kacang hijau) untuk memutus siklus penggerek polong. 2) Tanam serempak pada awal musim kemarau I atau tanam di musim kemarau II. Kacang hijau yang ditanam pada kisaran sepuluh (10) hari di awal bulan Maret akan terhindar dari serangan penggerek polong, karena saat penggerek polong muncul tanaman telah menjelang panen atau panen. Apabila kacang hijau akan ditanam di MK II diusahakan agar selama fase berbunga dan pembentukan polong tidak bersamaan dengan munculnya hama penggerek polong. 3) Sanitasi lahan, yaitu membersihkan sisa-sisa tanaman dan gulma. Di Indonesia, salah satu gulma yang banyak diserang penggerek polong adalah dari jenis krotalaria. Oleh karena itu pemusnahan atau pembersihan lahan dari gulma krotalaria sebelum tanam kacang hijau perlu dilakukan untuk membersihkan ekosistem sekitar dari sumber infestasi penggerek polong. 4) Menumbuhkan tanaman yang sehat dengan menanam benih yang sehat, menyediakan cukup air dan hara (pupuk) yang seimbang.
  • Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan mengambil dan mengumpulkan bunga yang kempel selama fase pembungaan kemudian membakarnya, dan dilanjutkan dengan penyemprotan pupuk bunga serta pengairan lahan untuk memicu pertumbuhan bunga yang kedua, sehingga memperpanjang umur panen sekitar dua minggu.
  • Pengendalian biologis dapat dilakukan dengan penyemprotan Bacillus thuringiensis dengan konsentrasi anjuran, SlNPV 2 g/l ataupun serbuk biji mimba 50 g/l. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali yang dimulai pada awal fase pembungaan.
  • Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida lambda-sihalotrin, deltametrin, carbaril, dan thiodicarb seminggu sekali masing- masing dengan konsentrasi anjuran dimulai pada awal fase pembungaan. Penggunaan lambda sihalotrin 2 ml/l seminggu sekali sebanyak 4 kali yang dimulai pada awal fase pembungaan.
  • Pengendalian Kimia dan Biologis. Untuk mengurangi residu insektisida kimia, aplikasi insektisida dapat diberikan dua kali saja sejak awal fase pembungaan, kemudian dilanjutkan dengan aplikasi Bacillus thuringiensis atauSlNPV 2 g/l ataupun serbuk biji mimba 50 g/l sebanyak dua kali.

Sunday, 26 July 2020

BELAJAR CARA MENANAM MARKISA


Bagaimana memulai untuk menanam markisa di rumah? Pertanyaan yang bakal Anda temukan jawabannya dalam tulisan ini. Sebelum itu, kita kenalan lebih jauh dulu tentang buah markisa, ya!

Markisa, nama latin Passiflora sp., merupakan buah yang berasal dari Amerika dengan iklim tropik dan subtropik. Buah yang digemari di Indonesia karena rasa manis asam yang menggugah selera.

Banyak ragam buah markisa yang ada di dunia. Mulai dari warna orange, kuning, ungu, hijau, hingga berastagi. Dan yang populer (+ cocok) di Indonesia, ialah spesies kuning dan ungu.


Buah yang bagus dibudidaya saat memasuki musim penghujan ini sudah mulai berbunga pada usia 4 bulan. Sangat cocok ditanam di halaman rumah untuk mempercantik dekorasi eksterior.

Bicara soal khasiat, buah markisa punya kandungan serat yang cukup tinggi, cocok mengatasi asma karena bersifat menenangkan. Kandungan vitamin C dan antioksidan yang tinggi juga mampu memberi tubuh sedikit relaksasi. Buah ini juga rendah kalori, membantu meringankan insomnia.

Oke, segitu dulu kenalannya. Sekarang, mari kita bahas tentang langkah mudah budidaya buah markisa dari biji. Yuk kita mulai!
Siapkan Benih Buah Markisa

Siapkan buah markisa terlebih dahulu, untuk mendapatkan benih buah markisa yaitu dengan cara, makan buah markisa lalu sisihkan biji buah markisa.


Bersihkan dari pulp yang menempel, cuci sampai benar-benar bersih.

Lalu, taruh di atas tissue dan keringkan di bawah sinar matahari selama sehari penuh. Simpan dalam wadah dan tutup rapat-rapat, taruh di suhu kamar.
Siapkan Alat & Bahan

Alat dan bahan yang butuh disiapkan antara lain:
  • Pot kecil / polybag
  • Tanah gembur
  • Sekam padi
  • Pupuk kandang

Semai Benih Menjadi Bibit Tanaman

Campurkan bahan-bahan yang sudah Anda siapkan, yakni tanah, sekam, dan pupuk kandang; dengan komposisi 1:1:1. Masukkan ke dalam pot atau polybag, lalu buat satu lubang tanam. Masukkan 2-3 benih ke dalamnya. Ratakan tanahnya, kemudian beri air secukupnya.

Simpan pot atau polybag yang sudah di isi benih markisa di dalam rumah dan usahakan tidak terkena sinar matahari. Siram sehari sekali tiap sore, tunggu sampai bibit siap dipindahkan dengan ciri-ciri tumbuh tunas dan daun kecil berjumlah 8 helai.

Siapkan Lahan untuk Menanam Markisa

Lahan yang perlu disiapkan berupa satu petak tanah dengan luas 25×25 cm. Di tengah-tengahnya, bikin satu lubang tanam sedalam 30 cm, lalu tancapkan satu tiang (bisa dari bambu) didekat lubang sebagai media untuk merambat. Tambahkan pupuk kandang dan sekam.

Pindahkan Bibit ke Lahan yang Sudah Siap

Sebelum memasukkan bibit ke lubang tanam, tambahkan dulu tanah+sekam+pupuk setinggi 2/3 lubang tanam (atau sekitar 20 cm), sehingga tersisa kedalaman 10 cm.

Lepas bibit dari pot atau polybag secara hati-hati, usahakan akar tidak sampai terputus atau rusak parah. Pindahkan ke lubang tanam, dan ratakan tanah di sekitarnya.


Jika sudah, kasih ikatan longgar antara batang bibit dengan tiang di dekatnya. Siram air secukupnya dan bersihkan seluruh gulma di sekitarnya.
Rawat dengan Sepenuh Hati

Perawatan budidaya buah markisa dimulai dengan menyirami setiap hari, bisa pagi dan sore hari. Bersihkan pula gulma yang ada di sekitarnya. Tanah juga digemburkan.

Pagar rambat juga bisa dibikin selanjutnya, supaya tambah lebat. Pangkas juga batang tanaman yang keluar dari jalur tiang rambat untuk peremajaan. Tanda tanaman tumbuh baik ialah muncul bunga pada usia 4 bulan.

Pemupukan juga bisa dilakukan 4 bulan sekali, paling bagus pada bulan November sampai Mei. Jangan lupa untuk membasmi hama dan penyakit, bisa diatasi dengan insektisida.

Buah Markisa Siap Panen
Progres pertumbuhan dari buah markisa dimulai dari tumbuhnya batang secara merambat pada usia 2 minggu setelah di tanam. Kemudian, tumbuh bunga pada usia 4 bulan. Di usia 5 bulan, biasanya sudah mulai tumbuh buah. Buah ini matang pada usia 9 bulan.

Ciri-ciri buah markisa yang siap dipanen ialah warna kulit kuning atau ungu (tergantung spesies yang ditanam), tekstur buah lunak dan empuk, aroma buah cukup kuat.


Cara memanen buah markisa ialah dengan memetiknya langsung atau digunting. Usahakan untuk memotong dengan mengambil sedikit tangkainya untuk peremajaan. Taraaa! Buah siap dicuci bersih dan disimpan di kulkas.

Nah, bagaimana Sobat PTD, cukup mudah, bukan? Selain bermanfaat untuk kita konsumsi, buah markisa juga bisa mempercantik hunian rumah Anda. Banyak benefitnya, ya!

Penulis: Ifan Prasya

Sunday, 19 July 2020

Fungisida Untuk Penyakit AKAR GADA pada Kubis


Penyakit akar gada (Club root) sering disebut juga sebagai penyakit bengkak akar atau pentol. Penyakit akar gada merupakan penyakit terpenting pada tanaman kubis (kol) di dunia, termasuk di sentra-sentra tanaman kubis di Indonesia.

Intensitas serangan penyakit akar gada 50 % hingga diatas 80% atau bahkan bisa puso (gagal panen secara total). Penyakit akar gada tergolong penyakit yang sulit dikendalikan karena patogen mampu bertahan bertahun-tahun di dalam tanah.

Akar gada menyebabkan tanaman kubis terhambat pertumbuhannya hingga tanaman menjadi kerdil, tidak dapat membentuk krop dan akhirnya mati.

Di Indonesia penyakit ini dilaporkan terdapat di sentra-sentra tanaman kubis, seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya.

Penyebab Akar Gada pada Kubis

Penyakit akar gada pada kubis disebabkan oleh Plasmodiopora brassicae. Plasmodiopora brassicae termasuk cendawan tingkat rendah dari kelas Plasmodiophoramycetes.

Fase aseksual kelas Plasmodiophoramycetes ini adalah plasmodium. Plasmodium inilah yang berkembang didalam sel-sel akar tanaman kubis sehingga membentuk benjolan-benjolan yang menyerupai gada.

Di lapangan intensitas serangan akar gada bisa mencapai 80% atau bahkan puso (Hadiwiyono dan Supriadi, 1998).

Infeksi dimulai dengan masuknya spora melalui bulu-bulu akar dan menginfeksi jaringan akar hingga menjadi luka dan membentuk benjolan-benjolan seperti gada (akar membengkak).

Penyebaran dan perkembangan Plasmodiopora brassicae dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu kelembaban tanah, suhu, intensitas cahaya dan pH tanah.
  • Tanah yang kelembabannya tinggi sangat mendukung perkecambahan spora istirahat lalu menginfeksi inangnya. Kondisi tanah yang kering menyebabkan Plasmodiopora brassicae membentuk spora istirahat dan mampu bertahan selama lebih dari 10 tahun di dalam tanah.
  • Suhu optimum untuk perkembangan spora patogen dan mengadakan infeksi adalah 20 – 25C.
  • Tanaman kubis rentan terinfeksi pada lingkungan dengan intensitas cahaya tinggi dan lebih tahan pada lingkungan dengan intensitas cahaya rendah.
  • Perkembangan dan penyebaran Plasmodiopora brassicae sangat baik pada kondisi tanah dengan pH rendah (masam), sedangkan pada tanah ber pH tinggi (alkalin) perkembangannya lambat.
  • Penyebaran Plasmodiopora brassicae terjadi melalui manusia, alat-alat pertanian, angin, air, atau pupuk kandang yang ternaknya memakan tanaman kubis-kubisan yang terinfeksi.
 Gejala Serangan Akar Gada (Plasmodiopora brassicae) pada Kubis

Gejala serangan Plasmodiopora brassicae (penyakit akar gada) pada kubis yaitu daun terlihat berwarna hijau kebiruan atau ungu, tanaman kubis layu seperti kekeringan (kekurangan air).

Gejala ini tampak jelas pada siang hari yang terik atau cuaca panas, ketika pagi atau sore hingga malam tanaman kubis terlihat segar kembali. Gejala bengkak pada akar sudah terlihat 10 hari sejak inokulasi (sejak patogen menginfeksi).


Gejala penyakit AKAR GADA pada kubis

Serangan akar gada (Plasmodiopora brassicae) menyebabkan terganggunya (terhambat) pertumbuhan tanaman kubis hingga menjadi kerdil, tanaman tidak dapat membentuk krop dan akhirnya mati. Akar membengkak seperti bintil-bintil atau benjolan.

Plasmodiopora brassicae dapat menginfeksi akar kubis sejak tanaman umur 0 hingga 49 hari (pra pembentukan krop). Infeksi Plasmodiopora brassicae cepat meningkat (menyebar) pada kondisi tanah dengan pH rendah (tanah masam).

Tanaman inang Plasmodiopora brassicae (akar gada) adalah semua jenis kubis-kubisan, yaitu kubis daun (B. oleraceae L. var. capitata), sawi bogor (B. campestris L.), sawi baksi/caisim (B. chinensis L.) (Supriyani dan Supriyadi, 1996; Hadiwiyono dan Supriyadi, 1998).

Tanaman inang lain yang bukan dari jenis kubis-kubisan yaitu Lolium perenne (rumput sejenis ilalang), Agrotis alb-stolonifer, Dactalis glomerata, Trifolium pratense.
\
Cara Mengatasi Penyakit Akar Gada pada Kubis

Penyakit akar gada pada kubis dapat dikendalikan dengan berbagai cara, yaitu meliputi pola tanam, waktu tanam, penggunaan bibit sehat dan pengelolaan air. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan (meminimalisir) serangan penyakit akar gada pada kubis ;
  1. Penggunaan bibit sehat dan tahan terhadap patogen
  2. Pengapuran pada lahan masam (ber pH rendah < 5,5) dengan dolomit atau kaptan (kapur pertanian) sebanyak 2-4 ton per hektar. Dilakukan 10 – 15 hari sebelum tanam
  3. Perendaman benih kubis dengan ekstrak bawang putih selama -/+ 2 jam atau dengan fungisida yang dianjurkan
  4. Menggunakan tanah dan pupuk kandang yang steril untuk persemaian
  5. Memusnahkan tanaman yang terinfeksi
  6. Rotasi tanaman untuk memutus siklus patogen
  7. Mengatur drainase untuk mencegah genangan air ketika musim hujan
  8. Menjaga kebersihan kebun
  9. Aplikasi fungisida untuk kubis bahan aktif flusulfamide, klorotalonil, karbendazim, dazomet, atau azoksistrobin + difenokonazol dengan dosis sesuai anjuran.

JENIS ALPUKAT TERBAIK YANG POPULER UNTUK DI BUDIDAYAKAN


Buah alpukat adalah salah satu buah yang sangat populer di masyarakat Indonesia. Buah yang identik dengan warna hijau ini sering dimanfaatkan untuk membuat jus,es campur dan hidangan lainnya. Rasanya yang nikmat membuat banyak orang menyukainya. Selain itu, alpukat juga sering digunakan sebagai makanan pendamping diet karena dapat mencegah rasa lapar dengan kandungan yang dimilikinya. Tanaman alpukat merupakan jenis tanaman buah unggulan yang berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah.

Tanaman alpukat mampu tumbuh tinggi hingga mencapai 20 meter. Permukaan kulit buahnya halus tak rata, berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan tergantung pada jenisnya. Daging buah alpukat yang sudah matang berwarna kuning dan bertekstur lembut. Budidaya tanaman alpukat sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan perawatan dengan biaya yang mahal. Asalkan syarat tumbuh tanaman alpukat terpenuhi dan perawatan dilakukan secara teratur, tanaman alpukat akan tumbuh subur dan cepat berbuah.

Sebelum melakukan budidaya tanaman alpukat, ada baiknya mengetahui tentang jenis-jenis alpukat yang memiliki cita rasa paling lezat, paling banyak dicari masyarakat dan tentunya cocok untuk ditanam di Indonesia. Jenis-jenis alpukat tersebut telah dirangkum pada artikel ini dan berikut penjelasannya.

Alpukat Aligator


Alpukat aligator terkenal karena bentuk buahnya yang unik, yakni berbentuk bulat lonjong, dengan bagian bawah agak membesar dan bagian ujung mengecil seperti buah pir. Untuk ukurannya juga cukup besar, bisa mencapai berat hingga 1.2 kg/buah. Alpukat jenis ini mempunyai daging buah yang tebal, pulen dengan tekstur lembut tanpa serat. Untuk rasanya, buah alpukat aligator ini memiliki cita rasa yang manis dan tidak memiliki rasa pahit sedikitpun. Selain itu, buah alpukat aligator juga memiliki aroma yang khas.

Tanaman alpukat aligator dapat ditanam pada daerah dataran rendah dengan ketinggian ideal sekitar 300 mdpl. Untuk pemanenan biasanya dapat dilakukan saat tanaman sudah berumur 3-5 tahun setelah penanaman. Permintaan pasar untuk buah alpukat jenis ini juga selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini menjadikan budidaya alpukat aligator menjadi sebuah peluang bisnis yang bagus. Karena selain bentuknya yang unik, alpukat aligator termasuk kedalam tanaman yang bersifat genjah (mudah berbuah).

Alpukat Kendil

Dinamakan alpukat kendil karena buah alpukat jenis ini mempunyai ukuran yang cukup besar dan mempunyai bentuk seperti kendil. Bobot satu buahnya bisa mencapai hingga 1 – 2 kg/buah. Alpukat kendil mempunyai daging buah yang tebal, berbiji kecil dengan rasa yang nikmat, lembut, manis dan dapat di makan langsung. Tanaman alpukat kendil mampu tumbuh maksmial jika ditanam pada daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1500 mdpl.

Adapun tanah yang cocok adalah tanah yang gembur, subur, tidak mudah tergenang air, dan mengandung banyak unsur hara. Selain buahnya yang berukuran besar, daun alpukat jenis ini juga tidak disukai ulat. Pemanenan buah alpukat kendil dapat dilakukan saat tanaman sudah berumur 3-4 tahun sejak penanaman. Harga jual buah alpukat kendil ini juga tergolong tinggi sehingga sangat cocok untuk di budidayakan untuk investasi masa depan.

Alpukat Mentega

Alpukat mentega adalah salah satu jenis buah alpukat unggulan yang terkenal karena memiliki daging bau yang cukup tebal, padat dan bertekstur kenyal tak berair. Yang paling menarik dari alpukat jenis ini adalah daging buahnya yang berwarna kuning cantik dan bersih seperti mentega. Bentuk buah alpukat mentega cenderung bulat dengan bagian pangkal dan ujung agak membulat pula serta memiliki panjang sekitar 13 -17 cm dan diameter 10 – 14 cm.

Adapun berat buahnya sekitar 0.6 kg/buah. Alpukat jenis ini memiliki kadar protein 1,37%, dan kadar lemak 7,58%. Pemanenan buah alpukat mentega dapat dilakukan saat tanaman sudah berumur sekitar 4-5 tahun setelah penanaman dengan tingkat produktifitas buah yang tergolong tinggi, untuk satu pohon alpukat mentega mampu menghasilkan sekitar 350 – 450 buah/tahun. Keistimewan lain dari alpukat jenis ini adalah kemampuannya yang dapat berbuah sepanjang tahun.

Alpukat Hass


Alpukat Hass terkenal karena bentuk buahnya yang unik. Kulit buahnya berwarna coklat kehitaman saat sudah matang, tekstur kulitnya kasar dan bergerigil. Bentuk buahnya bulat dengan daging buah yang berwarna kuning. Pohon alpukat hass bisa tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dan sangat cocok untuk ditanam di Indonesia. Rasa daging buahnya juga sangat nikmat dan pulen. Tidak mengherankan jika alpukat hass menjadi buah yang sangat populer untuk dikonsumsi semua orang dari berbagai belahan dunia.

Alpukat jenis ini juga tidak mudah membusuk sehingga cocok untuk disimpan dalam waktu yang cukup lama. Alpukat hass memiliki berbagai macam kandungan nutrisi. Selain itu, lemak tak jenuh yang ada juga sangat bermanfaat untuk mengurangi kolesterol. Alpukat hass merupakan jenis buah alpukat yang memiliki rasa paling enak dibandingkan dengan jenis alpukat lain. Bukan tanpa alasan, pasalnya buah alpukat hass termasuk kedalam jenis buah dengan kualitas internasional, yang memiliki niai jual sangat tinggi, yakni mencapai Rp 120.000/kg.

Alpukat Tanpa Biji

Sesuai dengan namanya, jenis alpukat ini mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jenis alpukat lain, yakni daging buahnya tebal dan tidak memiliki biji sama sekali. Hampir semua buahnya penuh dengan daging super tebal. Buah alpukat tanpa biji memiliki rasa yang tidak kalah dengan jenis alpukat lain. Perpaduan antara daging buahnya yang tebal dengan citarasa yang nikmat tentunya dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi penikmat buah alpukat.

Tanaman alpukat jenis ini dapat tumbuh subur pada daerah dataran rendah dan dataran tinggi, dengan ketinggian ideal sekitar 200 – 1000 meter di atas permukaan laut. Suhu yang baik untuk penanaman alpukat tanpa biji adalah sekitar 20-28° C beriklim sejuk. Secara fisik, tanaman alpukat tanpa biji mimiliki karaktersitik yang sama dengan jenis alpukat lain. Batangnya berwarna cokelat, bentuk daunnya lonjong berwarna hijau pada bagian atas dan berwarna kuning kecokelatan pada bagian bawah.

Bentuk buahnya juga sama persis dengan jenis alpukat lain, hanya saja buah alpukat jenis ini memiliki daging buah yang lebih tebal dan tidak mempunyai biji.

Alpukat Wina

Alpukat Wina adalah salah satu jenis alpukat lokal unggulan yang terkenal karena buahnya yang berukuran besar dan memiliki berat sekitar 1.3 kg – 1.8 kg/buah, lebih berat dibandingkan dengan jenis alpukat biasa. Buah jenis ini mempunyai daging buah yang tebal, padat dan berwarna kuning. Selain itu, buah alpukat wina mempunyai citarasa yang gurih, manis, dan nikmat. Daunnya berbentuk memanjang dengan ukuran sekitar 12-25 cm dengan bunga yang berwarna hijau kekuningan berukuran kecil.

Tanaman alpukat wina dapat tumbuh subur jika ditanam pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian idealnya sekitar 1000 mdpl. Untuk pemanenan biasanya dapat dilakukan saat tanaman sudah berumur 4-5 tahun setelah penanaman. Keunggulan alpukat jenis ini adalah kemampuannya yang dapat berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Tak hanya itu, tanaman alpukat wina juga dikenal mempunyai tingkat produktifitas buah yang tinggi, serta buahnya yang mampu bertahan hingga 15 hari setelah dipetik.

Alpukat Miki

Sesuai dengan namanya, Alpukat miki mempunyai buah yang berukuran kecil, bobot satu buahnya rata-rata hanya berkisar antara 400-600 gram. Alpukat jenis ini mempunyai daging buah berwarna kuning, bertekstur padat, dan pulen yang tidak kalah dengan jenis buah alpukat lainnya. Alpukat miki merupakan salah satu jenis buah alpukat unggulan yang mampu tumbuh dan berbuah dengan baik pada daerah dataran rendah. Alpukat jenis ini termasuk kedalam jenis tanaman buah yang bersifat genjah (mudah berbuah) dan mampu meproduksi buah sepanjang tahun.

Untuk pemanenan biasanya sudah dapat dilakukan setelah tanaman berusia sekitar 3-4 tahun sejak penanaman. Selain itu, buah alpukat miki juga tahan terhadap serangan hama seperti ulat karena memiliki kulit buah yang sangat tebal, sehingga sangat sulit untuk ditembus oleh ulat pengganggu.

Alpukat Pluwang / Green Star


Alpukat Pluwang mempunyai ukuran yang tergolong jumbo. Berat buahnya bisa mencapai 600-800 gram/buah, bahkan ada yang mampu mencapai berat 2 kg/buah. Alpukat jenis ini mempunyai daging yang padat, bertekstur lembut dengan citasara yang lebih manis dan gurih dibandingkan jenis alpukat lainnya. Tanaman alpukat pluwang merupakan jenis alpukat unggulan yang terkenal karena mempunyai postur tubuh yang pendek sehingga sangat memudahkan dalam proses panen.

Alpukat jenis ini memiliki banyak nama, seperti alpukat hawai jumbo dan alpukat pangeran. Hal ini disebabkan karena alpukat pluwang sendiri belum bersertifikasi. Selain ukurannya yang jumbo, alpukat pluwang juga termasuk kedalam jenis tanaman yang bersifat genjah (mudah berbuah). Pohon alpukat jenis ini biasanya akan mulai berbuah saat sudah berumur 2-3 tahun setelah penanaman. Keunggulan lainnya adalah buah alpukat pluwang tidak disukai oleh hama seperti ulat dan mempunyai daya tahan buah yang cukup lama.

salam:samudrabibit.com 

Kenapa warga rohingya diusir dari negaranya

  Warga Rohingya telah mengalami pengusiran dan diskriminasi di Myanmar selama beberapa dekade. Konflik terhadap etnis Rohingya bersumber da...